Kerangka Pemikiran TELAAH PUSTAKA

kelas perilaku yang dapat diistilahkan dengan kemauan, yaitu perilaku yang dilaksanakan orang-orang karena mereka memutuskan untuk melakukan semua perbuatan dibawah kehendak mereka sendiri Sheppard dkk., 1988 dalam Harmancioglu, Finney dan Joseph, 2009. Tetapi, impulse buying behavior bersifat sukarela, dan juga spontan, tidak bisa diantisipasi, dan tidak terencana Hodge, 2004. Perilaku pembelian fashion mengarah pada pembelian impulsif impulse buying yang tejadi secara spontan ketika konsumen sangat menyukai suatu produk Savitrie, 2008. Karena itu, seseorang akan mengharapkan bahwa faktor-faktor yang memainkan peranan dalam konteks pembelian impulsif akan mengarahkan secara langsung ke impulse buying behavior. Harmancioglu, Finney dan Joseph 2009 menyatakan bahwa dalam konteks impulse buying, variabel mediasi yaitu niat yang berpengaruh terhadap perilaku tidak signifikan. Hal tersebut dikarenakan beberapa konsumen impulsif tanpa melalui minat pembelian. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah: H1 : Impulse buying intention secara signifikan tidak memediasi pengaruh impulse buying behavior dan variabel antisedennya.

2. Karakteristik Konsumen : Excitement

Impulse buying dapat memenuhi hasrat hidup hedonis dan menciptakan keinginan untuk bersenang-senang dan kegembiraan excitement Hausman, 2000. Di samping itu, kebutuhan seperti itu juga perlu dipelihara oleh interaksi sosial yang melekat dalam pengalaman dalam berbelanja. Sebagai contoh, hasil temuan Hausman 2000 mengindikasikan bahwa pengalaman berbelanja dapat mendorong emosi seperti perasaan ringan dan positif. Pernyataan ini mendukung hubungan antara excitement dan motif impulse buying bahavior. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 : Consumer excitement berpengaruh signifikan terhadap impulse buying intention. H3 : Consumer excitement berpengaruh signifikan terhadap impulse buying behavior.

3. Karakteristik Konsumen : Esteem

Rook dan Fisher 1995 dalam Harmancioglu, Finney dan Joseph 2009 menemukan bahwa konsumen berusaha untuk menekan tendensi dorongan mendadak karena mereka mengharapkan rasa hormat dari orang lain dan tidak ingin dianggap tidak dewasa dan irasional. Pengeluaran yang spontan dan tidak terkontrol dalam impulse buying kemungkinan besar akan menerima evaluasi normatif yang negatif. Karena itu, disebabkan oleh sifat tidak terencana dan terkontrol dari impulse buying, konsumen dengan kebutuhan dan keinginan yang tinggi untuk harga diri dapat mencoba untuk mengendalikan dan menghindari tindakan seperti itu. Dipihak lain, Hausman 2000 menemukan bahwa usaha untuk memenuhi kebutuhan harga diri dan