Teknik Sampling dan Sampel

variabelnya sehingga jumlah minimal sampel yang direkomendasikan adalah 20+9 x 5 = 145. Karena mempertimbangkan prinsip kehati-hatian maka peneliti menggunakan 200 sampel. C. Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional 1. Teknik Pengukuran Variabel dan Instrumen Penelitian Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner. Peneliti menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Harmancioglu, Finney dan Joseph 2009. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Pemberian skor untuk masing-masing jawaban dalam kuesioner adalah sebagai berikut: · Pilihan pertama, memiliki skor 1 satu · Pilihan kedua, memiliki skor 2 dua · Pilihan ketiga, memiliki skor 3 tiga · Pilihan keempat, memiliki skor 4 empat · Pilihan kelima, memiliki skor 5 lima

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dan pengukuran yang dijelaskan terkait dengan tujuh variabel yang menjadi amatan studi. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel impulse buying behavior, variabel impulse buying intention, customer excitement, customer esteem, dan variabel pengetahuan produk yang dipengaruhi oleh word of mouth dan social norms. Impulse buying behavior. Rook 1987 dalam Harmancioglu, Finney dan Joseph 2009 menyatakan: “Dorongan hati impulsif pembelian seringkali memaksa dan mendesak; maksud pembelian tidak demikian”. Impulse buying behavior bersifat sukarela, dan juga spontan, tidak bisa diantisipasi, dan tidak terencana Hodge, 2004. Menurut Savitrie, 2008 perilaku pembelian fashion mengarah pada pembelian impulsif impulse buying yang tejadi secara spontan ketika konsumen sangat menyukai suatu produk. Faktor-faktor yang memainkan peranan dalam konteks pembelian impulsif akan mengarahkan secara langsung ke impulse buying behavior. Indikator pengukuran meliputi: · Seberapa sering melakukan pembelian produk fashion tanpa rencana di Matahari department store. · Seberapa sering melakukan pembelian produk fashion tanpa rencana setiap kali ada koleksi terbaru di Matahari. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert dengan rentang poin satu sampai lima sangat tidak setuju – setuju. Impulse buying intention. Niat merupakan satu faktor internal individual yang mempengaruhi perilaku konsumen dengan kata lain perilaku di bawah kendali niat Eagly dan Chaiken, 1993 dalam Harmancioglu, Finney dan Joseph, 2009. Niat adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembeli untuk membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia dalam periode waktu tertentu Schiffman dan Kanuk, 2000: 206. Dalam proses pembelian, niat beli konsumen ini berkaitan erat dengan motif yang dimilikinya untuk memakai ataupun membeli produk tertentu. Motif pembelian ini berbeda-beda untuk setiap konsumen. Oleh karena itu dasar pengukuran yang dikembangkan menggunakan item-item pertanyaan yang berkemampuan untuk menjelaskan tingkat kebahagiaan konsumen terhadap impulse buying intention pada produk fashion. Indikator pengukuran meliputi: · Ketertarikan membeli produk fashion di Matahari. · Pertimbangan membeli produk fashion di Matahari. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert dengan rentang poin satu sampai lima sangat tidak setuju – setuju. Consumer excitement. Menurut Semuel 2005 sebagian orang menganggap kegiatan belanja dapat menjadi alat untuk menghilangkan stres, menghabiskan uang dapat mengubah suasana hati seseorang berubah secara signifikan. Pembelian impulsif dapat memenuhi hasrat hidup hedonis dan menciptakan keinginan untuk bersenang-senang dan kegembiraan Hausman, 2000. Hasil temuan Hausman 2000 mengindikasikan bahwa pengalaman berbelanja dapat mendorong emosi seperti perasaan ringan dan positif. Indikator pengukuran meliputi: