Savitrie 2008 dengan judul penelitian “Pola Pembelian Produk Fashion pada Konsumen Wanita Sebuah Studi Kualitatif pada Mahasiswa FE
UI dan Pengunjung Butik N.y.l.a”, penelitian ini ingin menjawab bagaimana pola perilaku konsumen wanita terhadap produk fashion dan bagaimana proses
pengambilan keputusannya. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap 30 orang responden
wanita. Penelitian mengambil tempat di Butik N.y.l.a Pondok Indak Mall dan Kampus FE UI Depok. Metode ini diharapkan mampu memberi jawaban beserta
alasan dibaliknya demi mendapatkan analisa lebih dalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pembelian fashion mengarah pada pembelian
impulsif impulse buying yang tejadi secara spontan ketika konsumen sangat menyukai suatu produk. Konsumen menganggap windows display lebih efektif
ketimbang interior display, mereka juga lebih menyukai sale diskon dan menganggap keberadaan salesperson tidak mempengaruhi pembelian secara
signifikan.
F. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mereplikasi murni dan berdasarkan dari model yang dikembangkan oleh Harmanciouglu, Finney dan Joseph 2009. Berdasarkan
tinjauan pustaka dan beberapa dasar teori yang ada, maka berikut ini dibentuk kerangka pemikiran:
H2 H3
Consumer Excitement
Consumer Esteem
Impulse Buying
Behavior
H5 H4
H1 H6
H8 H9
H7
Sumber: Harmancioglu, Finney dan Joseph 2009 Gambar II. 1.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka penelitian diatas, dapat dijelaskan bahwa impulse buying intention secara terintegrasi merupakan variabel yang memediasi
hubungan antara karakteristik konsumen: excitement dan esteem serta pengetahuan tentang produk independent variable dengan impulse buying
behavior dependent variable. Penelitian ini akan menguji pengaruh antara karakteristik konsumen seperti excitement dan esteem serta pengetahuan produk
terhadap impulse buying behavior. Impulse buying intention sebagai variabel mediasi, sedangkan pengetahuan produk dipengaruhi oleh word of mouth dan
social norms.
G. Hipotesis 1.
Impulse Buying Intention
Masukan dari konsep niat di dalam model Ajzen dan Fishbein 1980 menyatakan bahwa perilaku di bawah kendali niat. Model hanya memprediksi
Pengetahuan produk
Impulse Buying
Intention Word of
Mouth Social
Norms
kelas perilaku yang dapat diistilahkan dengan kemauan, yaitu perilaku yang dilaksanakan orang-orang karena mereka memutuskan untuk melakukan
semua perbuatan dibawah kehendak mereka sendiri Sheppard dkk., 1988 dalam Harmancioglu, Finney dan Joseph, 2009. Tetapi, impulse buying
behavior bersifat sukarela, dan juga spontan, tidak bisa diantisipasi, dan tidak terencana Hodge, 2004. Perilaku pembelian fashion mengarah pada
pembelian impulsif impulse buying yang tejadi secara spontan ketika konsumen sangat menyukai suatu produk Savitrie, 2008. Karena itu,
seseorang akan mengharapkan bahwa faktor-faktor yang memainkan peranan dalam konteks pembelian impulsif akan mengarahkan secara langsung ke
impulse buying behavior. Harmancioglu, Finney dan Joseph 2009 menyatakan bahwa dalam konteks impulse buying, variabel mediasi yaitu niat
yang berpengaruh terhadap perilaku tidak signifikan. Hal tersebut dikarenakan beberapa konsumen impulsif tanpa melalui minat pembelian. Dengan
demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah:
H1 : Impulse buying intention secara signifikan tidak memediasi pengaruh impulse buying behavior dan variabel antisedennya.
2. Karakteristik Konsumen : Excitement
Impulse buying dapat memenuhi hasrat hidup hedonis dan menciptakan keinginan untuk bersenang-senang dan kegembiraan excitement
Hausman, 2000. Di samping itu, kebutuhan seperti itu juga perlu dipelihara