Karakteristik Konsumen : Esteem Hipotesis 1.

Konsumen percaya bahwa mereka memiliki informasi tentang perusahaan atau produk. 2. Pengetahuan obyektif Informasi yang benar-benar dimiliki konsumen tentang perusahaan atau produk. 3. Pengalaman Pengalaman terdiri dari pengetahuan yang dicapai konsumen melalui interaksi aktual dengan perusahaan atau produk. Menurut para peneliti tersebut, terlalu banyak penelitian terdahulu yang hanya berfokus pada pengetahuan obyektif, sementara mengabaikan pengetahuan subyektif dan pengalaman. Terlalu banyak penelitian masa lalu, Flynn, Goldsmith dan Eastman, 1996 dalam Harmancioglu, Finney dan Joseph, 2009 telah mengukur pengetahuan subyektif hanya pada cara khusus. Dengan cara yang sama, pengetahuan subyektif adalah fokus dari penelitian Flynn, Goldsmith dan Eastman. Mereka secara spesifik menyatakan bahwa penelitian masa depan menyelidiki bagaimana pengetahuan, khususnya pengetahuan subyektif, yang berhubungan dengan variabel konsumsi terkait lainnya; sebagai contoh, Harmancioglu, Finney dan Joseph 2009 menyatakan bahwa manajer dapat menilai bagaimana pengetahuan subyektif mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk. Dua faktor penting telah diidentifikasi dalam literatur yang menentukan jenis proses kognitif dimana konsumen terlibat didalamnya; pengetahuan masa lalu dan keterlibatan konsumen Moreau dkk., 2001. Skema yang tersimpan memiliki pengaruh yang paling signifikan dalam tahap evaluasi atau kesimpulan dari pemrosesan informasi sosial mereka. Penelitian Mukherjee dan Hoyer, 2001 dalam Harmancioglu, Finney dan Joseph, 2009 menyatakan bahwa penambahan dari atribut produk kemungkinan memperbaiki evaluasi dan penjualan produk, karena konsumen menafsirkan atribut ini sebagai keuntungan tambahan yang disediakan perusahaan pembuat. Karena itu, konsumen percaya bahwa fitur-fitur yang inovatif menambah nilai produk. Hirschman 1980 dalam Harmancioglu, Finney dan Joseph, 2009 berpendapat bahwa pengalaman positif terdahulu dari konsumen dengan produk yang ada mungkin “membutakan” mereka terhadap superioritas fungsional dari alternatif yang baru; dan kemudian, membawa kepada pembelian impulsif. Tanpa mempertimbangkan seberapa inovatif produknya, pengetahuan atau pengalaman produk subyektif dari konsumen dengan produk yang sama mendorong niat dan perilaku pembelian. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H6 : Pengetahuan produk berpengaruh signifikan terhadap impulse buying intention. H7 : Pengetahuan produk berpengaruh signifikan terhadap impulse buying behavior.

5. Word of Mouth dan Social Norms

Sistem sosial yaitu pihak lain yang relevan dengan konsumen yang memainkan peranan penting dalam reaksi mereka terhadap perilaku