D. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali terlunasi. Keyakinan
tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit. Dalam melakukan penilaian kriteria- kriteria serta aspek penilaian tetap sama.
Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanyalah merupakan tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet akibat suatu musibah.
Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan penelitian secara mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit,
maka fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu dalam pemberian kreditnya bank harus memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit
yang benar
24
Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan sudah menjadi standar setiap bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar
menguntungkan dilakukan dengan prinsip 5C dan 7P serta asas 3R. Proses pemberian kredit, bank harus memperhatikan prinsip-prinsip
pemberian kredit yang benar. Artinya sebelum fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan benar-benar
akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan
berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan nasabahnya, seperti melalui prosedur yang benar dan sungguh-sungguh.
24
http:iskagokiel.blogspot.co.id201406analisis-manajemen-kredit-bank- pengantar.html diakses tanggal 1 Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
Beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C dan 7P. Penilaian dengan analisis 5C adalah sebagai berikut:
25
1. Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang-
orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang si
nasabah, baik yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan dan jiwa sosial.
2. Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam
membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang
pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang
disalurkan. Capacity sering juga disebut dengan nama Capability. 3.
Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari
laporan keuangan neraca dan laporan rugi laba yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya,
rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal
25
Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan. .Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2010, hal 117
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.
4. Condition
Menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang. Penilaian kondisi
atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif
kecil. 5.
Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika
terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
Penilaian kredit dengan menggunakan 7P adalah sebagai berikut:
26
1. Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadiannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap,
emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.
26
Ibid., hal 119
Universitas Sumatera Utara
2. Party
Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifiasi tertentu atau golongan- golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Nasabah
yang digolongkan ke dalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3. Purpose
Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam
sesuai kebutuhan. 4.
Prospect Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak
atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek,
bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah. 5.
Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika
salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya. 6.
Profitability Menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
Universitas Sumatera Utara
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapat jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman.
Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Serta penilaian kredit dengan prinsip 3R yaitu:
27
a. Returns
Penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitur setelah memperoleh kredit. Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk membayar
pinjamannya dan sekaligus membantu perkembangan usaha calon debitur bersangkutan maka kredit diberikan. Akan tetapi, jika sebaliknya maka kredit
jangan diberikan. b.
Repayment Memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka waktu pembayaran kredit
oleh calon debitur, tetapi perusahaannya tetap berjalan. c.
Risk Bearing Ability Memperhitungkan besarnya kemampuan perusahaan calon debitur untuk
menghadapi risiko, apakah perusahaan calon debitur risikonya besar atau kecil. Kemampuan perusahaan menghadapi risiko ditentukan oleh besarnya
modal dan strukturnya, jenis bidang usaha, dan manajemen perusahaan bersangkutan. Jika risk bearing ability perusahaan besar maka kredit tidak
diberikan, tetapi apabila risk bearing ability perusahaan kecil maka kredit akan diberikan.
27
Ibid., hal 120
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang