8. Expence Clause. Klausul ini mengatur mengenai beban biaya yang timbul akibat pemberian kredit, dibebankan kepada nasabah meliputi pengikatan
jaminan, pembuatan akta-akta perjanjian kredit, pengangkutan utang, dan penagihan kredit.
9. Deber Autho Rization Clause. Pendebetan rekening pinjaman debitur haruslah dengan izin debitur.
10. Respresentation and Warranties Clause Klausul ini di maksudkan pihak debitur menjanjikan dan menjamin semua data dan informasi yang diberikan
kepada bank adalah benar dan tidak diputarbalikkan. 11. Pasal-Pasal Penutup. Pasal Penutup merupakan eksemplar perjanjian kredit
yang maksudnya mengadakan peraturan mengenai jumlah alat bukti dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kredit secara tanggal penandatanganan
perjanjian kredit.
C. Hapusnya Perjanjian Kredit
Pasal 1319 KUHPerdata menetapkan semua perjanjian baik yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama tertentu
tunduk pada peraturan-peraturan umum yang termuat didalam bab ini dan bab yang lalu. Jadi perjanjian kredit yang merupakan perjanjian yang tidak dikenal di
dalam KUHPerdata, juga harus tunduk pada ketentuan-ketentuan umum yang termuat di dalam Buku II KUHPerdata.
21
21
Rachmadi Usman,Op.cit., hal. 84
Universitas Sumatera Utara
Berakhirnya atau hapusnya perjanjian diterangkan oleh Pasal 1381 KUH Perdata bahwa hapusnya atau berakhirnya perjanjian disebabkan peristiwa-
peristiwa sebagai berikut:
22
1. Pembayaran Pembayaran lunas ini merupakan pemenuhan prestasi dari debitur, baik
pembayaran utang pokok, bunga, denda, maupun biaya-biaya lainnya yang wajib dibayar lunas oleh debitur. Pembayaran lunas ini baik karena jatuh
tempo kreditnya atau karena diharuskannya debitur melunasi kreditnya secara seketika dan sekaligus
2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan. Prestasi debitur dengan melakukan pembayaran tunai yang diikuti dengan
penitipan dapat mengakhiri atau menghapuskan perjanjian. Sebelum jangka waktu berakhir debitur memiliki uang yang cukup sehingga menawarkan
kepada kreditur untuk melunasi hutang pokok tersebut sebelum jangka waktu berakhir. jika kreditur menyetujui tawaran debitur tersebut maka terjadilah
pembayaran tunai yang mengakhiri perjanjian. tetapi kalau kreditur menolak tawaran tersebut maka Debitur dapat melakukan penawaran pembayaran tunai
yang diikuti dengan penitipan di Pengadilan Negeri. Ketentuan pembayaran tunai yang diikuti penitipan ini prosedurnya diatur dalam Pasal 1404 sampai
dengan Pasal 1412 KUHPerdata.
22
Sutarno,Op.Cit., hal, 84-90
Universitas Sumatera Utara
3. Subrogasi Subrogatie Pasal 1382 KUH Perdata menyebutkan kemungkinan pembayaran utang
pelunasan dilakukan oleh pihak ketiga kepada pihak berpiutang kreditur, sehingga terjadi penggantian kedudukan atau hak-hak kreditur oleh pihak
ketiga. Berdasarkan Pasal 1400 KUHPerdata, terjadinya subrogasi bisa karena perjanjian atau subrogasi demi undang-undang yang diatur lebih lanjut dalam
Pasal 1401-1402 KUH Perdata. 4. Novasi atau pembaruan utang
Novasi merupakan salah satu cara untuk menghapuskan atau mengakhiri suatu perjanjian. Novasi atau pembaruan utang adalah suatu perjanjian baru yang
menghapuskan perjanjian lama dan pada saat yang sama memunculkan perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama. Pasal 1413 KUHPerdata
menetapkan tiga macam cara untuk terjadinya Novasi: a. Novasi subjektif aktif adalah suatu perjanjian yang bertujuan
menggantikan Kreditur lama dengan seorang kreditur baru. b. Novasi subjektif pasif adalah suatu perjanjian yang bertujuan mengganti
debitur lama dengan debitur baru dan membebaskan debitur lama dari kewajibannya.
c. Novasi objektif suatu perjanjian antara kreditur dengan debitur untuk memperbaharui atau merubah objek atau isi perjanjian. Pembaruan objek
perjanjian ini terjadi jika kewajiban prestasi tertentu dari debitur diganti dengan prestasi lain. Misalnya kewajiban menyerahkan suatu barang
diganti dengan menyerahkan uang.
Universitas Sumatera Utara
5. Kompensasi atau perjumpaan utang Kompensasi adalah perjumpaan dua utang, yang berupa benda-benda yang
ditentukan menurut jenis generische ziken, yang dipunyai oleh dua orang atau pihak secara timbal balik, dimana masing-masing pihak berkedudukan
baik sebagai kreditur maupun kreditur terhadap orang lain, sampai jumlah terkecil yang ada di antara kedua utang tersebut.
23
Untuk dapat dilakukan perjumpaan utang atau kompensasi Pasal 1427 KUHPerdata memberikan
syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu: a. Kedua utang harus sama-sama mengenai utang atau barang yang dapat
dihabiskan dari jenis dan kualitas yang sama. b. Kedua utang seketika dapat ditetapkan besarnya atau jumlahnya dan
seketika dapat ditagih. Kalau yang satu dapat ditagih sekarang sedangkan utang lainnya baru dapat satu bulan yang akan datang maka kedua utang
itu tidak dapat diperjumpakan. 6. Percampuran utang
Percampuran hutang terjadi apabila kedudukan kreditur dan debitur bersatu pada satu orang, maka demi hukum atau otomatis suatu percampuran utang
terjadi dan perjanjian ini menjadi hapus atau berakhir. 7. Pembebasan utang
Pembebasan hutang adalah perbuatan hukum yang dilakukan kreditur dengan menyatakan secara tegas tidak menuntut lagi pembayaran hutang dari debitur.
Artinya Kreditur memberitahukan secara lisan atau tertulis kepada debitur
23
Rachmadi Usman,Op.Cit., hal. 28
Universitas Sumatera Utara
bahwa kreditur membebaskan kepada debitur untuk tidak membayar lagi hutangnya. Jadi pembebasan hutang ini dapat dilakukan secara sepihak yang
berupa pernyataan atau pemberitahuan tertulis kepada debitur yang isinya kreditur membebaskan hutangnya dan Debitur menerima pemberitahuan itu
atau membalas surat Kreditur yang menyetujui pembebasan hutang tersebut 8. Musnahnya barang yang terhutang
Apabila barang tertentu yang menjadi objek perjanjian musnah, hilang, tidak dapat lagi diperdagangkan, sehingga barang itu tidak diketahui lagi apakah
barang itu masih ada atau tidak maka perjanjian menjadi hapus asal musnahnya barang, hilangnya barang bukan kesalahan debitur dan sebelum
debitur lalai menyerahkan barangnya kepada kreditur. Apabila debitur dibebaskan untuk memenuhi perjanjian yang disebabkan peristiwa musnahnya
atau hilangnya barang, namun jika debitur mempunyai hak-hak berkaitan dengan barang yang musnah atau hilang, misalnya hak asuransi atas barang
tersebut maka debitur diwajibkan menyerahkan kepada kreditur. 9. Pembatalan perjanjian
Jika syarat subjektif sepakat dan cakap tidak dipenuhi maka perjanjian itu dapat dibatalkan artinya para pihak dapat menggunakan hak untuk
membatalkan atau tidak menggunakan hak untuk membatalkan. Bila syarat objektif objek tertentu dan sebab yang halal tidak dipenuhi maka perjanjian
itu batal demi hukum artinya perjanjian itu sejak semula dianggap tidak pernah ada jadi tidak ada perikatan hukum yang dilahirkan. Meskipun syarat-
syarat subjektif dan syarat objektif dalam perjanjian telah dipenuhi, perjanjian
Universitas Sumatera Utara
juga dapat dibatalkan oleh salah satu pihak jika salah satu pihak dalam perjanjian tersebut melakukan wanprestasi Pasal 1266 KUHPerdata. Akibat
hukum suatu perjanjian dibatalkan karena syarat subjektif dan syarat objektif dalam perjanjian tidak dipenuhi atau karena dibatalkan salah satu pihak karena
wanprestasi yaitu: a. Hak dan kewajiban para pihak kembali kepada keadaan semula sebelum
adanya perjanjian b. Para pihak harus mengembalikan hak-hak yang telah dinikmati misalnya
Debitur yang telah menerima uang pinjaman maka debitur segera mengembalikan sebesar uang yang diterimanya. Pembeli yang telah menerima
barangnya segera mengembalikan barangnya. Penjual yang telah menerima pembayaran segera mengembalikan uang Pasal 1451 dan Pasal 1452
KUHPerdata 10. Berlakunya suatu syarat batal
Perikatan bersyarat adalah suatu perikatan yang lahirnya atau berakhirnya digantungkan pada suatu peristiwa yang akan datang dan peristiwa itu masih
belum tentu terjadi. Suatu perikatan yang lahirnya digantungkan dengan terjadinya suatu peristiwa dinamakan perikatan dengan syarat tangguh.
Apabila syarat batal dipenuhi maka akan menghentikan perjanjian itu dan membawa kembali kepada keadaan semula seolah-olah tidak pernah ada
perjanjian, akibatnya semua pihak dalam perjanjian itu harus mengembalikan ke dalam keadaan semula.
Universitas Sumatera Utara
D. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit