BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Usaha Kain Jl. Perniagaan Medan
Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan terbesar ke 3 setelah Jakarta dan Surabaya yang ada di Indonesia. Medan juga merupakan kota penuh
dengan berbagai usaha yang merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara, salah satu usaha itu adalah usaha toko kain di Jl. Perniagaan Kota Medan atau Pasar ikan.
Pasar Ikan Lama, orang Sumatera Utara menyebutnya Pajak Ikan Lama, berada di jantung Kota Medan, atau hanya beberapa ratus meter di selatan Lapangan Merdeka.
Lokasinya di kawasan Kesawan, pusat perniagaan utama pada masa kejayaan Kesultanan Deli. dan pengunjung yang biasa datang ke Pasar Ikan Lama berasal dari
berbagi daerah di Sumatera Bagian Utara. Di Medan serta warga dari daerah-daerah Sumut dan Nanggroe Aceh
Darussalam NAD sejak lama menjadikan pasar ini salah satu tujuan utama membeli produk tekstil, terutama perangkat ibadah. Tak hanya pengunjung domestik, Pasar
Ikan Lama juga menjadi salah satu tujuan wisata belanja turis Malaysia. Pelancong dari negeri jiran itu kerap dibawa atau sengaja singgah ke pasar ini. Turis dari
Malaysia umumnya membeli perlengkapan ibadah di Pasar Ikan Lama. Ramainya pengunjung ke Pasar Ikan Lama tidak terlepas dari sejarah perdagangan di tempat ini.
Jual beli resmi dilakukan di sini sejak pasar dibuka pada 1890. Ketika itu yang dijual di pasar ini adalah ikan hasil laut Belawan yang diangkut dengan tongkang melalui
Universitas Sumatera Utara
Sungai Deli. Ada pula pedagang yang menjual daging dan sayur-mayur. Peta perniagaan pun agak berubah pada 1933. Saat itu, Pemerintah Belanda membangun
pasar yang lebih besar dan modern yaitu Pasar Sentral, sekarang disebut Pusat Pasar. Sementara itu, Sungai Deli lama-kelamaan tak lagi bisa dilayari sehingga hasil
laut dibawa menggunakan jalur darat. Barang dagangan di Pasar Ikan Lama berubah. Produk tekstil, seperti busana muslim, kerudung, batik, kain panjang, kain pelekat,
aneka karpet, perangkat salat, perangkat berhaji, hingga busana tradisional, mulai mendominasi. Berbagai cenderamata mata juga dijual di sini. Bahkan Air Zam-zam
pun tersedia. Pedagang di tempat ini terdiri dari beragam etnik, termasuk Minang dan Mandailing. Namun, keturunan Arab juga cukup menonjol sedangkan pedagang
Tionghoa umumnya menjual tekstil bahan pakaian.
4.2 Analisis Deskriptif