41
jawabannya ya diberi nilai 1dan jika tidak diberi nilai 0, sebaliknya jika jawabannya ya diberi nilai 0 dan jika jawabannya tidak diberi nilai 1. Nilai tertinggi yang diperoleh
adalah 25 dan terendah adalah 0. c. Kuesioner Kecemasan
Kuesioner kecemasan merupakan kuesioner yang berisikan bagaimana gambaran kecemasan keluarga yang memiliki anak retardasi mental. Kuesioner ini terdiri dari 20
pernyataan yang diadopsi dari Spielberger 1983 , yang meliputi sembilan pernyataan positif adalah nomor 1, 2, 5, 8, 10, 11, 15, 16, 19 dan 20 dengan jawaban : “Sama sekali
tidak” diberi nilai 1, “kadang-kadang” diberi nilai 2, “Cukup sering” diberi nilai 3, dan “Sangat sering” diberi nilai 4 ; serta sebelas penyataan negatif dengan nomor 3, 4, 6, 7, 9,
12, 13, 14, 17 dan 18. Kategori kecemasan ansietas: cemas ringan= 20-39, cemas sedang= 40- 59, dan cemas berat= 60-80.
4.6 Metode Pengumpulan Data
Data penelitian diambil di Yayasan Pembinaan Anak Cacat YPAC kota Medan pada bulan Maret. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara yang pertama peneliti
mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan Program Studi S1 ilmu keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah itu
mengurus dan mendapatkan ethical Clearence dari Fakultas Keperawatan USU, agar peneliti dapat mengirimkan permohonan izin pengambilan data yang diperoleh dari fakultas
ke tempat penelitian YPAC kota Medan.Setelah mendapat persetujuan dari YPAC kota Medan, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Peneliti dapat langsung
menjelaskan pada calon responden tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuesioner.Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani Informed Consent
surat persetujuan. Setelah itu peneliti melakukan pemberian informasi terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden. Selama melakukan pengisian kuesioner responden diberi
Universitas Sumatera Utara
42
kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak difahami.Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa.
4.7 Validitas Instrumen
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi
sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid juga apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data
dari variabel yang diteliti secara tepat Nursalam, 2009. Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur a valid measure if it
succesfully measure the phenomenon Siregar, 2013.
Instrumen kecemasan tidak dilakukan uji validitas oleh peneliti dikarenakan mengadopsi dari Spielberger 1983. Sementara untuk instrumen konsep diri dalam penelitian ini berbentuk
kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti dari penelitian Hartati 2008, oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas. Uji validitas akan dilakukan dengan uji content validity validitas isi oleh
seorang dosen ahli keperawatan jiwa, dalam hal ini uji validitas dilakukan oleh ibu Jenny Marlindawani Purba, S.Kp, MNS, PhD selaku orang yang ahli mengenai keperawatan jiwa Program
Studi Ilmu Keperawatan USU.
4.8 Uji Reliabilitas