Gambaran diri Ideal diri

52 banyak ibu yang memiliki anak retardasi mental tidak memperlihatkan indikasi penolakan terhadap anak, disamping itu ibu menunjukkan perhatian dan cinta yang besar terhadap anaknya karena faktor terbesar yang melatarbelakangi penerimaan ibu adalah agama, dimana orang tua yang lebih intens dalam melakukan praktek agama cenderung bersikap lebih menerima anak-anak mereka yang terhambat secara fisik. Hal ini juga didukung oleh Listiyaningsih dan Dewayani 2009 yaitu faktor lingkungan memberikan pengaruh paling besar terhadap kepercayaan diri orang tua dari anak retardasi mental, faktor lingkungan dapat diartikan sebagai lingkungan sosial, yaitu keberadaan orang-orang di sekitar orang tua anak retardasi mental, misalnya : tetangga, keluarga, dan anggota masyarakat yang lain dapat mendukung orang tua tersebut.

a. Gambaran diri

Hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh 61 responden 100 tetap senang dengan bentuk tubuhnya setelah memiliki anak retardasi mental, 61 responden 100 menyatakan mereka tetap bangga dengan dirinya, walaupun memiliki anak yang tidak normal, 61 responden 100 masih menyukai bentuk wajah mereka , 61 responden 100,0 tetap senang dengan penampilan mereka hingga saat ini, 59 responden 96,7 mengungkapkan tidak kecewa dengan gen yang dimiliki. Menurut Widiyanto dan Afif 2013 gambaran diri dipengaruhi oleh sikap, nilai cultural dan sosial terhadap anak retardasi mental, lingkungan yang tidak mengucilkan anak retardasi mental dari pergaulan layak menjadi dari bagian masyarakat dan mendapatkan pendidikan yang sama di masyarakat sehingga gambaran diri orang tua dengan anak retardasi mental yang baik disebabkan faktor kondisi sosial termasuk nilai dan budaya masyarakat setempat dalam menerima kondisi anak retardasi mental. Universitas Sumatera Utara 53

b. Ideal diri

Hasil penelitian juga didapatkan bahwa 61 responden 100 memiliki ideal diri yang realitas. Analisa data yang menunjukkan ideal diri orang tua atau keluarga yang memiliki anak retardasi mental yang realitas didukung oleh ungkapan responden yang menyatakan bahwa 61 responden 100 ingin menjadi orang tua yang selalu memberikan kasih sayang dengan tulus kepada anaknya, 61 responden 100 selalu berusaha memaksimalkan diri dalam menjalankan fungsi sebagai orang tua, 61 responden 100 berahap hubungan dengan anaknya tetap harmonis dan bahagia, 61 responden 100 ingin selalu terlihat tegar di depan anaknya, dan 60 responden 98,3 masih menginginkan anak yang normal seperti dimiliki orang lain. Hal ini sejalan dengan penelitian Widiyanto dan Afif 2013 ideal diri yang baik disebabkan oleh lingkungan keluarga atau masyarakat mampu menerima anak retardasi mental dan beradaptasi dengan lingkungannya. Penelitian Listiyaningsih dan Dewayani mengungkapkan bahwa orang tua yang mampu memahami situasi yang dihadapi saat ini dan kondisi anak, serta menyesuaikan ambisi atau terhadap anak memiliki kepercayaan diri dan ambisi yang wajar.

c. Harga diri