11
e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran dua semester adalah 34-38
minggu. f.
Struktur kurikulum SMPMTs disajikan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1. Struktur Kurikulum SMPMTs
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
VII VIII
IX
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama
2 2
2 2. Pendidikan Kewarganegaraan
2 2
2 3. Bahasa Indonesia
4 4
4 4, Bahasa Inggris
4 4
4 5. Matematika
4 4
4 6. Ilmu Pengetahuan Alam
4 4
4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial
4 4
4 8. Seni Budaya
2 2
2 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2 2
2 10. KeterampilanTeknologi Informasi dan
Komunikasi 2
2 2
B. Muatan Lokal 2
2 2
C. Pengembangan Diri 2
2 2
Jumlah 32
32 32
2 Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Sumber : Buku Badan Standar Pendidikan 2006, 13-14
2.3 Pemanfaatan
Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, 711 dinyatakan bahwa “Pemanfaatan
mengandung arti, proses, cara, perbuatan memanfaatkan” berarti dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan adalah proses atau cara, perbuatan untuk memanfaatkan suatu yang kita butuhkan.
Universitas Sumatera Utara
12
Menurut Handoko yang dikutip oleh Handayani 2007, 28 bahwa dari segi pengguna pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh
factor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi:
1. Kebutuhan
Yang dimaksud kebutuhan dalam pernyataan ini adalah kebutuhan informasi.
2. Motif
Motif merupakan suatu yang meliputi semua penggerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
3. Minat
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Faktor eksternal meliputi :
1. Kelengkapan koleksi
Banyaknya koleksi yang dapat dimanfaatkan informasinya oleh pengguna.
2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna
Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecepatan dan ketepatan mereka memberi layanan.
3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.
Dari uraian di atas pemanfaatan merupakan suatu cara ataupun perbuatan untuk memanfaatkan sesuatu yang dibutuhkan. Dengan kata lain pemanfaatan
koleksi perpustakaan adalah cara untuk memanfaatkan bahan pustakainformasi yang ada pada suatu perpustakaan. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti kebutuhan terhadap informasi, alasan pengguna dan kecenderungan hati pengguna terhadap informasi yang dibutuhkan. Beberapa hal teresebut dapat
tercapai dengan baik didukung oleh ketersediaan informasi ketrampilan pustakawan dalam melayani dan ketersediaan fasilitas dalam temu kembali.
2.4 Kebutuhan Informasi Pengguna
Kebutuhan diartikan sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh seseorang yang harus dipenuhi. Tidak ada seorangpun yang tidak membutuhkan informasi,
apapun jenis pekerjaannya. Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan
kehidupannya pada sekarang ini, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha
menambah pengetahuannya. Kebutuhan informasi seseorang selalu berubah dan berkembang setiap saat, sehingga sulit untuk menentukannya secara tepat. Salah
Universitas Sumatera Utara
13
satu tempat yang menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh seseorang adalah perpustakaan yang mampu mengolah. Perpustakaan memiliki masyarakat
pengguna yang kebutuhannya terus menerus berubah setiap saat. Memahami kebutuhan informasi pengguna memerlukan kerjasama antara pengolah informasi
dan pengguna informasi yang baik.
2.4.1 Pengertian Kebutuhan Informasi Pengguna
Istilah “informasi” dikaitkan dengan istilah “kebutuhan” karena ini menegaskan sebuah kebutuhan dasar yang mirip dengan kebutuhan dasar manusia
lainnya, yang oleh para psikolog dibedakan dalam tiga kategori, yaitu kebutuhan fisiologis, afektif, dan kognitif Rohde yang dikutip oleh Harisanty 2007, 3.
Menurut Kulthau yang dikutip oleh Wijayanti 2001, 22 Kebutuhan informasi diartikan sebagai sesuatu yang lambat laun muncul dari
kesadaran yang samar-samar mengenai sesuatu yang hilang dan pada tahap berikutnya menjadi keinginan untuk mengetahui tempat informasi yang
memberikan kontribusi pemahaman akan makna.
Menurut Wilson yang dikutip oleh Harisanty 2007, 3 kebutuhan informasi adalah sebuah pengalaman subyektif yang hanya terjadi pada pikiran
orang yang sedang dalam kondisi membutuhkan dan tidak bisa secara langsung diakses oleh para pengamat.
Derr yang dikutip oleh Suryatini 2003, 34 mengemukakan bahwa “kebutuhan informasi merupakan hubungan antara informasi dan tujuan informasi
seseorang, artinya ada suatu tujuan yang memerlukan informasi tertentu untuk mencapainya”.
Menurut Wardhani yang dikutip oleh Suryatini 2003, 34 “kebutuhan
informasi termasuk dalam kelompok cognitive need, yakni kebutuhan yang didasari oleh dorongan untuk memahami dan menguasai lingkungan,
memuaskan keingintahuan curiosity, serta penjelajahan exploratory”. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa kebutuhan
informasi adalah kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang karena didasari oleh dorongan baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar misalnya lingkungan.
Dapat dikatakan juga bahwa seseorang menggangap bahwa kebutuhan informasi yang dimiliki masih sangat kurang sehingga membutuhkan informasi yang dapat
menyelesaikan masalah yang dimiliki. Ervans yang dikutip oleh Harisanty 2007, 3 membedakan antara
kebutuhan dan keinginan. Perbedaan kedua kata tersebut adalah
Universitas Sumatera Utara
14
a Keinginan want, adalah sesuatu yang ingin dibayar oleh seseorang, baik
dengan mencurahkan waktu, usaha, maupun uang. b
Permintaan demands, adalah satu hal yang politis karena orang mau bergerak untuk mendapatkannya.
c Kebutuhan need, adalah masalah yang memerlukan solusi.
Belkin yang dikutip oleh Ishak 2006, 91 “kebutuhan informasi terjadi
ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan
tersebut”. Tujuan dari penyediaan koleksi perpustakaan adalah memenuhi dan
bermanfaat bagi kebutuhan pengguna perpustakaan. Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran penelitian adalah kebutuhan informasi masyarakat pengguna
perpustakaan. Untuk dapat mengetahui kebutuhan masyarakat pengguna perpustakaan, pihak perpustakaan harus dapat memahami kebutuhan tersebut,
bagaimana yang diinginkan oleh masyarakat penggunanya. Setelah dapat memahami kebutuhan perpustakaan dapat menyediakan koleksi yang relevan atau
sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2.4.2 Jenis Kebutuhan Informasi Pengguna
Menurut Guha yang dikutip oleh Saepudin 2009, 1 ada empat jenis kebutuhan terhadap informasi yaitu :
a Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan
pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. b
Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna yang diperlukan sehari-hari yang sifatnya spesifik dan
cepat. c
Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna akan informasi yang mendalam, spesifik dan lengkap.
d Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna
akan informasi yang cepat, ringkas tetapi juga lengkap.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa sebelum memenuhi informasi yang dibutuhkan maka terlebih dahulu harus mengidentifikasi
Universitas Sumatera Utara
15
kebutuhan informasi apa yang dicari agar dapat memperoleh informasi yang cepat, tepat dan lengkap.
2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak 2006, 93 faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai adalah:
1. Jenis pekerjaan
2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi yang
meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman,
kolega dan atasan
3. Waktu
4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal di dalam organisasi
atau eksternal di luar organisasi 5.
Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi Menurut Sulistyo yang dikutip oleh Saepudin 2009, 3 kebutuhan
informasi ditentukan oleh : 1.
Kisaran informasi yang tersedia 2.
Penggunaan informasi yang akan digunakan; 3.
Latar belakang, motivasi, orientasi profesional dan karakteristik masing-masing pemakai
4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada; dan
5. Konsekuensi penggunaan informasi.
Berdasarkan kedua pernyataan di atas terdapat persamaan dan perbedaan faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. Persamaannya terdapat pada
pekerjaan atau profesi, akses terhadap informasi dan faktor koleksi atau informasi yang tersedia. Sedangkan perbedaannya terletak pada sistem sosial, ekonomi dan
politik tempat pemakai berada, dan waktu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebutuhan informasi setiap orang tersebut berbeda satu sama lain.
Wilson yang dikutip oleh Ishak 2006, 93-94 menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu :
1 Kebutuhan individu person
Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis psychological needs, kebutuhan afektif affectif needs dan kebutuhan
kognitif cognitive needs.
2 Peran sosial social role
Universitas Sumatera Utara
16
Peran sosial meliputi peran kerja work role dan tingkat kinerja performance level, akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada
dalam diri individu.
3 Lingkungan environment
Faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja work environment, lingkungan sosial budaya socio-cultural environment, lingkungan
politik-ekonomi politic-economic environment dan lingkungan fisik physical environment mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor
kebutuhan individu, sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan
membentuk kebutuhan informasi”. Terdapat tiga tingkatan yang mempengaruhi kebutuhan informasi yaitu
kebutuhan individu yang meliputi kebutuhan psikologis, efektif dan kognitif. Faktor peran sosial meliputi peran kerja dan tingkat kinerja dan faktor lingkungan
meliputi lingkungan kerja, lingkungan sosial budaya, lingkungan politik ekonomi dan lingkungan fisik.
2.4.4 Pengguna Perpustakaan
Pada perpustakaan, pengguna merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu perpustakaan yang baik. Karena perpustakaan yang
banyak dikunjungi dan dimanfaatkan seluruh fasilitas dan layanannya oleh pengguna dapat dikatakan perpustakaan yang berhasil apabila penguna sering
keperpustakaan. Reitz 2004, 527 menjelaskan bahwa pengguna adalah
“User is only who the resource and services of library”, yang artinya pengguna perpustakaan
adalah setiap orang yang menggunakan fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan. Sedangkan Menurut Proboyekti 2
008, 3 ”Pengguna perpustakaan terdiri dari 2 jenis yaitu pengguna yang sudah menggunakan
perpustakaan dan
pengguna yang
berpotensial menggunakan
perpustakaan”. Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa pengguna
perpustakaan sekolah adalah setiap orang yang menggunakan bisa menggunakan fasilitas dan layanan di perpustakaan yakni para siswa, guru, dan pegawai.
Universitas Sumatera Utara
17
2.5 Relevansi Koleksi
Perpustakaan sekolah dapat dikatakan berhasil apabila dimanfaatkan oleh pengguna serta tersedianya koleksi yang relevan dengan kebutuhan pengguna
khususnya siswa. Semakin banyak koleksi yang dimiliki perpustakaan diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi dan ilmu pengetahuan. Koleksi yang relevan dengan kurikulum sekolah dapat bermanfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan yang ada. Kurikulum yang berlaku di sekolah mengharuskan siswa dan guru memakai beberapa buku pelajaran sebagai panduan tidak hanya
buku teks pelajaran tapi juga buku penunjang buku teks agar tercapai tujuan. Berarti siswa dan guru memerlukan banyak koleksi buku yang menunjang proses
belajar mengajar yang ada. Maka perpustakaan harus dapat memenuhi kebutuhan siswa dan guru tersebut dengan menyediakan koleksi yang beragam dan bervariasi
pada setiap koleksi. Koleksi-koleksi tersebut harus sesuai atau relevan dengan kebutuhan penggunanya yakni siswa dan para guru dalam mencapai tujuan.
Sehingga proses belajar mengajar berjalan baik dan pembelajaran dapat dituntaskan dengan hasil yang maksimal pada siswa.
Adanya kesesuaian antara ketersediaan koleksi pada perpustakaan dengan informasi apa yang dibutuhkan pengguna perpustakaan dikenal dengan istilah
relevansi pada pemakai. Hal ini berarti koleksi yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna dalam mencari informasi.
Menuru t Siregar 2002, 8 “Salah satu prinsip pemilihan buku adalah
relevansi atau kesesuaian. Yaitu perpustakaan hendaknya mengusahakan agar koleksi perpustakaan relevan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan
serta tujuan lembaga induknya”. Relevansi juga dapat diartikan bahwa suatu transaksi temu balik dianggap
sukses jika dokumen yang diperoleh relevan dengan kebutuhan pengguna yang memintanya pada petugas pustakawan. Karena relevansi dapat dijadikan kriteria
keberhasilan suatu temu balik informasi yang terdapat pada perpustakaan yang abik. Relevansi adalah suatu ukuran keefektivitasan antara sumber informasi
dengan penerima informasi yang benar.
Universitas Sumatera Utara
18
Menurut Andriani 2003, 11 menyatakan bahwa ”Relevansi merupakan suatu yang difahami oleh pengguna pada saat memil
ih dokumen”. Sedangkan menurut Purnomo 2006, 9 “Dokumen yang relevan artinya
dokumen-dokumen yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan informasi yang sedang dibutuhkan”.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat dijelaskan bahwa relevansi
merupakan kesesuaian dokumen yang diperoleh dari sumber informasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna yang didapatkan.
Keinginan dari pencari informasi adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan kebutuhan penguna. Pencari informasi akan sering
berkunjung dan datang kembali ke perpustakaan apabila informasi relevan dengan kebutuhan yang tersedia di perpustakaan.
Menurut Pendit 2008, 2 ukuran relevansi dengan kebutuhan informasi adalah sebagai berikut:
1. Secara fitrahnya, perpustakaan dan sistem informasi berkutat dengan persoalan relevansi. Memang, kata “relevan” itu sendiri datang dari
“orang-orang sistem”, terutama orang-orang yang mendalami information retrieval, tapi para pustakawan sejak lama sudah
mengantisipasi isu ini. Di frasa ini ada keyakinan bahwa setiap orang punya buku yang cocok untuknya. Bahkan kita dapat secara dramatis
mengatakan, untuk setiap bayi yang lahir di dunia ini ada sebuah buku terbit. Kelak di suatu masa, bayi itu akan membaca buku yang cocok
untuknya.
2. Secara konseptual, maka ukuran relevansi yang eksternal ini punya satu kelemahan penting. Dalam konsep relevansi, sebuah dokumen atas
buku dianggap relevan jika sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kesesuaian ini kemudian ditetapkan sebagai sebuah ukuran kuantitatif
yang tetap. Dalam tekhnik information retrieval cara penetapan ukuran kesesuaian ini seringkali linier satu arah. Seseorang
memasukkan pertanyaan query kesebuah sistem, lalu sistem memberikan jawaban. Berdasarkan jawaban ini dilakukan penghitungan
seberapa relevan dokumen yang telah di temui oleh sistem.
3. Konsep linear di atas mengandaikan bahwa sebuah pertanyaan query sudah pasti mencerminkan kebutuhan pengguna. Di sinilah salah satu
titik terlemah dari ukuran relevansi eksternal. Mesin dan sistem komputer terpaksa menerima pertanyaan query apa adanya dan tak
punya pilihan selain mendaulat si pengguna sebagai pihak yang paling tahu apa yang dibutuhkannya dan tahu bagaimana menyampaikan
permintaan yang akurat sekaligus jelas.
Universitas Sumatera Utara
19
Berdasarkan uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa kebutuhan informasi setiap individu adalah berbeda-beda, informasi tersebut dapat dikatakan relevan
apabila sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sehingga sebelum pengguna tersebut ingin mencari informasi melalui mesin pencari informasi , terlebih dahulu
pengguna harus menyesuaikan pertanyaan query yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Koleksi yang tersedia pada perpustakaan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku di dalam sekolah, sehingga koleksi tersebut relevan dan pengguna dapat
menggunakan perpustakaan dengan baik.
Pengertian relevansi di sini adalah informasi atau koleksi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pada dasarnya pengguna perpustakaan
membutuhkan informasi yang bervariasi sesuai dengan kebutuhannya masing- masing. Perpustakaan menyediakan berbagai koleksi untuk memenuhi kebutuhan
informasi pengguna. Perpustakaan sebagai media penyedia informasi sebaiknya memiliki bahan perpustakaan yang banyak dan beraneka ragam serta sesuai
dengan kebutuhan penggunanya, sehingga koleksi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pengguna.
Menurut Lasa 2005, 122-124 Agar koleksi yang dimiliki perpustakaan betul-betul berdaya guna dan tepat guna, perlu dipertimbangkan dengan
kriteria tertentu. Karena tidak semua informasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Dalam hal ini staf yang bertanggung jawab
terhadap seleksi, pengadaan, dan penyebaran informasi, harus mengenal dengan baik sumber dokumen dan informasi yang relevan dengan
kebutuhan pemustaka.
Oleh karena itu, bahan informasi yang direncanakan oleh suatu perpustakaan hendaknya dipertimbangkan berdasarkan:
1. Relevansi, kesesuaian bahan informasi dengan keperluan pengguna,
hal ini dimaksudkan agar perpustakaan memiliki nilai dan berdaya guna bagi pengguna, terutama para pengguna potensial.
2. Kemutakhiran, dalam pengembangan bahan informasi ini perlu
antisipatif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan bidang cakupan perpustakaan itu sendiri.
3. Rasio judul, pemakai, dan spesialisasi bidang, Banyak sedikitnya
bahan informasi atau koleksi yang harus dimiliki oleh suatu perpustakaan hendaknya dipertimbangkan dengan jumlah pengguna,
banyaknya judul, spesialisasi bidang, dan anggaran.
4. Tidak bertentangan dengan politik, ideologi, agamakeyakinan, ras,
maupun golongan. Untuk menjaga segala kemungkinan konflik, baik
Universitas Sumatera Utara
20
konflik sosial, agama, suku, maupun politik, maka bahan informasi yang direncanakan atau diperoleh suatu perpustakaan hendaknya
diseleksi dengan teliti. Hal itu disebabkan, tidak sedikit buku, majalah, CD, kaset, dan hasil penelitian yang bertentangan dengan
kebijaksanaan pemerintah, agama, politik, dan kultur masyarakat kita.
5. Kualitas, bahan informasi yang direncanakan hendaknya memenuhi
syarat-syarat kualitas, misalnya berkaitan dengan subjek, reputasi pengarang, dan reputasi penerbit. Perlu diperhatikn pula fisik bahan
informasi seperti kertas, pita, lay out, label, warna, sampul, dan lainnya.
6. Objek keilmuan, koleksi atau bahan informasi suatu perpustakaan
diharapkan mampu menunjang kegiatan keilmuan anggota potensial dan sesuai dengan visi dan misi lembaga induknya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa sebuah perpustakaan dalam menyediakan koleksi atau informasi harus mempertimbangkan beberapa
hal, yakni kesesuaian informasi dengan kebutuhan pengguna. Selain itu, perpustakaan juga harus memperhatikan isi informasi yang akan dilayankan,
yakni tidak bertentangan dengan politik, ideologi, agama, ras, maupun golongan. Untuk itu bahan informasi yang akan direncanakan oleh sebuah perpustakaan
hendaknya diseleksi dengan teliti. Sumber bahan pustaka berdasarkan perkembangan terbaru dalam
bidangnya sesuai dengan keadaan sekarang kecuali sejarah misalkan kenakalan remaja, narkoba, agar tidak terjebak dalam pergaluan sekarang dan juga tidak
salah dalam pemahaman pada suatu dokumen. Menurut Rianna 2010 kualitas informasi tergantung dari tiga hal yaitu
informasi harus: a
Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas
mencerminkan maksudnya. b
Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
c Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Nilai Informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
Universitas Sumatera Utara
21
2.6 Koleksi Perpustakaan Sekolah