li
d. Kelaziman Pemakaian Kolokial
Menurut pendapat Aminuddin, meskipun kata-kata dalam pasangan sinonim memiliki makna yang hampir sama, namun ada kalanya satu kata lazim digunakan dalam suatu konteks atau
situasi pemakaian dan ada kalanya kata-kata lainnya tidak lazim. Dengan demikian, perbedaan makna dalam pasangan sinonim dapat dilihat berdasarkan kelaziman pemakaiannya
kolokialnya. Contoh: kata ibu dan Mak memiliki makna referensial yang sama yaitu orang yang telah melahirkan seseorang. Tetapi tidak lazim bila dipakai dalam konteks kalimat:
1 Ibu anak itu adalah seorang direktur. 2 Mak anak itu adalah seorang direktur.
3 Mami anak itu adalah seorang direktur. 4 Bunda anak itu adalah seorang direktur.
5 Mama anak itu adalah seorang direktur. Penggunaan kata ibu pada kalimat 1, kata mami pada kalimat 3, dan kata mama pada
kalimat 5 di atas lebih lazim dipakai dalam komunikasi, daripada kata mak pada kalimat 2 dan kata bunda pada kalimat 4.
e. Pengaruh Dialek
Menurut pendapat Mansoer Pateda 2001: 226 dua buah ujaran yang sama maknanya tidak akan persis sama. Salah satu penyebabnya yaitu karena adanya pengaruh dialek atau
kebiasaan suatu daerah tertentu. Contoh:
1 Ibu akan pergi ke Surabaya. 2 Mak akan pergi ke Surabaya.
3 Mami akan pergi ke Surabaya.
lii 4 Bunda akan pergi ke Surabaya.
5 Mama akan pergi ke Surabaya. Kata ibu pada kalimat 1, kata mami pada kalimat 3, dan kata mama pada kalimat 5
dapat digunakan di wilayah mana saja karena bersifat umum, sedangkan kata inang dan bunda lebih cocok digunakan untuk wilayah Sumatra karena bersifat lokalkedaerahan.
Sementara itu, kata mak lebih cocok digunakan untuk wilayah Jawa.
Berdasarkan contoh analisis kesinoniman nomina yang menyatakan Ibu berupa kata ibu, mak, mami, bunda,
dan mama di atas, maka dapat dibuat tabel berikut ini.
Pasangan Kata
yang Bersinonim
Komp. Pembeda Makna i
b u
m a
k m
a m
i b
u n
d a
m a
m a
Formal +
- -
- -
Nonforma l
+ +
+ +
+ Arkhais
- -
- +
- Ragam Bahasa
Puitik -
- -
+ -
Halus +
- +
+ +
Netral +
+ +
+ +
Nilai Rasa Kasar
- +
- -
- Tinggi
+ -
+ +
+ Sedang
+ -
+ +
+ Tingkat Sosial
Rendah +
+ +
- -
Lazim +
- +
- +
Kolokial Kelaziman
Pemakaian Tidak
lazim -
+ +
+ -
Pengaruh Dialek -
+ +
+ +
Anak- anak
- -
- -
- Remaja
- -
- -
- Dewasa
+ +
+ +
+ Tingkat Usia
Tua +
+ +
+ +
Laki-laki -
- -
- -
Jenis Kelamin Wanita
+ +
+ +
+
liii
Keterangan: + = termasuk; dan - = tidak termasuk
Di dalam tabel di atas, selain komponen pembeda makna yang terdiri atas ragam bahasa, nilai rasa, tingkat sosial, kolokasi, dan pengaruh dialek; ditambahkan pula dua komponen
pembeda makna lainnya, yaitu tingkat usia dan jenis kelamin. Berdasarkan data dalam tabel di atas dapat diketahui beberapa kata yang bersinonim, yaitu kata ibu, mak, mami, bunda, dan
mama. Akan tetapi, kesinoniman kelima kata tersebut tidak mutlak karena jika diterapkan pada kalimat-kalimat yang berbeda akan terlihat bahwa kelima kata tersebut hanya berdekatan
makna. Jadi, dapat disimpulkan bahwa meskipun kata ibu, mak, mami, bunda, dan mama
bersinonim, tetapi tetap memiliki perbedaan. Perbedaan itu dapat dilihat dari segi ragam bahasa, nilai rasa, tingkat sosial, kolokasi, dan pengaruh dialek. Adapun persamaan kelima kata
tersebut terlihat dari segi usia dan jenis kelamin. Selain itu, dapat disimpulkan pula bahwa dua buah kata atau lebih yang bersinonim tidak akan selalu dapat dipertukarkan atau
disubstitusikan.
B. Kerangka Pikir
Pemakaian kata-kata yang berbeda dengan makna yang “kurang lebih sama” dalam pasangan sinonim nomina itu dilatarbelakangi oleh maksud atau pertimbangan tertentu, seperti ragam
bahasa, nilai rasa, tingkat sosial, kolokial, dan pengaruh dialek. Jadi, untuk menganalisis perbedaan makna kata-kata nomina yang bersinonim paling tidak harus didasarkan pada
beberapa komponen makna tersebut. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa komponen makna dalam tiap pasangan sinonim dapat dikembangkan secara terbuka. Artinya,
komponen makna itu dapat ditambah atau diperluas menurut kebutuhan analisis sehingga relasi kesinoniman antara anggota tiap pasangan sinonim menjadi jelas. Dalam menganalisis