Ciri Perilaku Sintaksis Nomina dalam Pemakaiannya

xxxix nomina dasar dan nomina turunan. Kemudian, setiap kata termasuk kata nomina mengandung fitur-fitur semantik yang secara universal melekat pada kata tersebut.

b. Ciri Perilaku Sintaksis Nomina dalam Pemakaiannya

Menurut pendapat Syahidin Badru, Ebah Suhaebah, dan Non Martis 2000: 72 – 77, perilaku sintaksis nomina dalam pemakaiannya memiliki ciri berikut ini. 1 Perilaku Nomina sebagai Pembentuk Frasa Pada hakikatnya frasa hanya mempunyai satu inti frasa di dalamnya. Salah satu unsur frasa berkedudukan sebagai inti frasa dan unsur lainnya berkedudukan sebagai atributnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa nomina sebagai pembentuk frasa itu artinya nomina berfungsi sebagai inti frasa dan unsur lainnya berfungsi sebagai atributnya. Misalnya, kata rumah yang berupa nomina yang dirangkaikan dengan adjektiva besar membentuk frasa nomina rumah besar. Pada frasa rumah besar itu, nomina rumah berfungsi sebagai inti frasa dan adjektiva besar berfungsi sebagai atributnya. Jadi dapat dikatakan bahwa nomina dipakai sebagai unsur inti pembentuk frasa. Nomina yang berfungsi sebagai unsur inti pembentuk frasa dapat diikuti atau didahului oleh atribut-atribut yang berupa nomina, adjektiva, adverbia, numeralia, pronomina, perposisi, dan sebagainya. Jadi, unsur-unsur frasa nomina dapat diisi oleh kategori sintaksis yang berbeda-beda. Untuk memperjelas hal itu, struktur kategori frasa dapat digolongkan menjadi beberapa tipe berikut ini. a Nomina diikuti oleh nomina xl Contoh: Di dalam usus besar terdapat bakteri pembusuk yang membentuk sisa-sisa makanan menjadi kotoran feses. Bagian yang dicetak miring pada contoh di atas merupakan frasa nomina yang dibentuk oleh nomina dan nomina, yaitu frasa bakteri pembusuk: bakteri inti: N pembusuk atribut: N; dan pada sisa-sisa makanan: sisa- sisa inti: N makanan atribut: N. b Nomina diikuti oleh verba Contoh: Orang yang terbiasa menulis di meja tulis yang terlalu rendah dapat menyebabkan tubuhnya bungkuk. Bagian yang dicetak miring pada contoh di atas merupakan frasa nomina yang dibentuk oleh nomina dan verba, yaitu frasa meja tulis: meja inti: N tulis atribut: V. c Nomina diikuti oleh adjektiva Contoh: Penguapan akan lebih cepat terjadi saat udara panas. Bagian yang dicetak miring pada contoh di atas merupakan frasa nomina yang dibentuk oleh nomina dan nomina, yaitu frasa udara panas: udara inti: N panas atribut: Adj. 2 Perilaku Nomina dalam Tataran Klausa Ditinjau dari segi fungsi, nomina dapat menempati setiap tempat ksosong dalam tataran klausa. Adapaun yang dimaksud dengan tempat kosong di sini adalah kerangka struktur klausa yang berada dalam tataran sintaksis dan bersifat formal relasional, seperti subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. xli a Nomina menempati fungsi subjek Contoh: Protein dan lemak didapatkan dari daging dan ikan. S P Ket. b Nomina menempati fungsi objek Contoh: Tuhan yang menciptakan alam semesta. S P O c Nomina menempati fungsi keterangan Contoh: Kerja bakti itu dipimpin oleh Ketua Rukun Tetangga RT. S P Ket. d Nomina menempati fungsi pelengkap Contoh: Tapai merupakan hasil peragian singkong. S Pel. c. Kategorisasi Nomina Bahasa Indonesia Menurut pendapat Harimurti Kridalaksana 2005: 69 - 70, nomina dapat dikategorikan menjadi beberapa kategori berikut ini. 1 Nomina Bernyawa dan Nomina Tak Bernyawa Nomina bernyawa dapat disubstitusikan dengan ia atau mereka, sedangkan nomina tak bernyawa tidak dapat. 1. Nomina Bernyawa Nomina bernyawa dapat dibagi atas: a. Nomina persona insani Berikut ini ciri sintaksis nomina persona insani. i.Dapat disubstitusikan dengan ia, dia, atau mereka. xlii ii.Dapat didahului partikel si. Berikut ini beberapa golongan nomina persona insani. a Nama diri, seperti Marta, Herman, Safitri. Nama diri sebagai nama tidak dapat direduplikasikan. Jika direduplikasikan, ia akan menjadi nomina kolektif. b Nomina kekerabatan, seperti nenek, kakek, ibu, bapak, adik, anak. c Nomina yang menyatakan orang atau yang diperlakukan seperti orang, seperti tuan, nyonya, nona, raksasa, hantu, malaikat. d Nama kelompok manusia, seperti Jepang, Melayu, Bugis. e Nomina tak bernyawa yang dipersonifikasikan, seperti Inggris nama bangsa, DPR nama lembaga. b. Nomina flora dan fauna Berikut ini ciri sintaksis nomina persona insani. i.Tidak dapat disubstitusikan dengan ia, dia, atau mereka. ii.Tidak dapat didahului partikel si, kecuali flora dan fauna yang dipersonifikasikan seperti si kancil atau si kambing. 2. Nomina Tak Bernyawa Berikut ini beberapa golongan nomina persona insani. a. Nama lembaga, seperti DPR, MPR, KPU. b. Konsep geografis termasuk tempat, seperti Bali, Utara, hilir, hulu. c. Waktu, seperti Senin, Selasa, Januari, Oktober, 1983, pukul 8, sekarang, dulu, besok, kini. xliii d. Nama bahasa, seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda, Bahasa Jawa. e. Ukuran dan takaran, seperti karung, goni, gram, kilometer, kali. f. Tiruan bunyi, seperti aum, dengung, kokok. 2 Nomina Terbilang dan Nomina Tak Terbilang a Nomina Terbilang Nomina terbilang ialah nomina yang dapat dihitung dan dapat didampingi oleh numeralia, seperti kantor, kampung, kandang, buku, wakil, sepeda, meja, kursi, pensil, orang. Catatan: untuk cairan, biji-bijian, dan tepung-tepungan harus dihitung dengan mempergunakan takaran. b Nomina Tak Terbilang Nomina tak terbilang ialah nomina yang tidak dapat didampingi oleh numeralia, seperti udara, kebersihan, kesucian, kemanusiaan; termasuk pula nama diri dan nama geografis. 3 Nomina Kolektif dan Nomina Bukan Kolektif a Nomina Kolektif Nomina kolektif mempunyai ciri dapat disubstitusikan dengan mereka atau dapat diperinci atas anggota atau atas bagian-bagian. Nomina kolektif terdiri atas nomina dasar, seperti tentara, jamaah, keluarga; dan nomina turunan, seperti wangi-wangian, tepung-tepungan, minuman. b Nomina Bukan Kolektif xliv Nomina bukan kolektif ialah nomina yang tidak dapat diperinci atas bagian-bagiannya.

3. Nomina Dasar dalam Bahasa Indonesia