aspek  afektif  pada  sumber  pengetahuan  tentang  Front  Pembela  Islam yang diperoleh dari teman sebaya.
c.  Dari  hasil  wawancara  juga  ditemukan  bahwa  subjek  tergolong  pada kategori  prasangka  yang  cenderung  tinggi  terhadap  Front  Pembela
Islam,  hal  ini  terlihat  dari  subjek  yang  memiliki  kecenderungan persepsi  negatif,  perasaan  risih  dan  perilaku  menghindar  terhadap
Front  Pembela  Islam.  Dimana,  kecenderungan  persepsi  negatif  yang dimiliki  subjek  karena  Front  Pembela  Islam  ingin  menegakkan  Islam
di negara Indonesia  yang hal tersebut bertentangan dengan UUD ’45 dan  Pancasila  merupakan  aspek  kognitif.  Sedangkan,  kecenderungan
perasaan  risih  yang  dimiliki  subjek  karena  Front  Pembela  Islam melakukan
tindakan anarkis
merupakan aspek
afektif dan
kecenderungan  perilaku  menghindar  yang  dimiliki  subjek  jika diadakan forum diskusi dengan Front Pembela Islam merupakan aspek
konatif.
B. SARAN
Dari  hasil  penelitian  yang  dilakukan  maka  peneliti  akan  memberikan saran-saran  buat  peneliti  selanjutnya,    bagi  mahasiswa  dan  pihak  Front  Pembela
Islam. Adapun saran-saran tersebut adalah:
1. Saran Metodologis
a.  Penelitian  selanjutnya  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan kelompok lain. Misalnya, aparat penegak hukum maupun masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
b.  Penelitian  selanjutnya  dapat  menggunakan  subjek  penelitian  yang lebih luas atau Universitas maupun Fakultas lain untuk dibandingkan
hasilnya. c.  Penelitian  selanjutnya  diharapkan  mampu  untuk  mengungkapkan
banyak  hal  yang  belum  dapat  dijelaskan  secara  teoritis  dalam penelitian  ini.  Misalnya  subjek  penelitian  yang  mengikuti  organisasi
unit kegiatan mahasiswa pada aspek kognitif tergolong pada kategori prasangka yang cenderung rendah dan subjek penelitian yang sumber
pengetahuan tentang Front Pembela Islam diperoleh dari teman sebaya pada aspek afektif tergolong pada kategori prasangka yang cenderung
rendah.
2.  Saran Praktis
a.  Diharapkan  para  mahasiswa  menghindari  prasangka  agar  tidak memberikan dampak negatif yang dapat merusak interaksi sosial.
b.  Front  Pembela  Islam  dapat  menjadikan  penelitian  ini  sebagai  sumber referensi mengenai aksi-aksi yang dilakukan mereka selama ini.
Universitas Sumatera Utara
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PRASANGKA
1. Definisi Prasangka
Prasangka merupakan sedikit dari banyaknya masalah yang harus dihadapi manusia. Ketika sekelompok orang berseteru, memicu berbagai tindakan agresif,
hal-hal seperti inilah yang dapat merugikan satu sama lain. Bahkan banyak sekali orang-orang  yang  tidak  bersalah  menjadi  korbannya.  Prasangka  didefinisikan
sebagai  penilaian  negatif  terhadap  suatu  kelompok  dan  anggota  tertentu  tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu Kenrick, 2010.
Disamping itu, Baron dan Byrne 2006 mendefinisikan prasangka sebagai sikap negatif terhadap anggota kelompok tertentu, yang berdasarkan keanggotaan
mereka  dalam  kelompok  tersebut.  Dimana,  sikap  adalah  keadaan  mental  yang didasarkan  melalui  pengalaman  atau  pengaruh  terhadap  respon  individu  pada
semua  objek  dan  situasi  yang  terkait  Allport  dalam  Hogg,  2011. Kata  ‘sikap’
berasal  dari  bahasa  Latin  Aptus,  yang  berarti ‘fit  and  ready  for  action’  yang
mengacu kepada sesuatu yang langsung diamati Hogg, 2011. Selanjutnya,  definisi  prasangka  yang  berkonotasi  negatif  juga  ditemukan
pada  definisi-definisi  yang  dikemukakan  oleh  ahli-ahli  lain.  Seperti  yang diungkapkan  oleh  Ahmadi  2009  yang  mendefinisikan  prasangka  sebagai  sikap
negatif  yang  diperlihatkan  oleh  anggota-anggota  suatu  kelompok  terhadap anggota-anggota  kelompok  lain  termasuk  para  anggotanya.  Selain  itu,  Hogg
2011  menyatakan  bahwa  prasangka  merupakan  sikap  negatif  yang  tidak
Universitas Sumatera Utara
menguntungkan  terhadap  kelompok  sosial  dan  anggotanya.  Dimana,  dapat menimbulkan  dampak  lain  seperti  tindakan  agresif,  identitas  sosial  yang  tidak
dihargai oleh kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari komunitas Allport dalam Hogg, 2011.
Berdasarkan persamaan pendapat para ahli tersebut, peneliti menggunakan definisi  yang  diungkapkan  oleh  Kenrick  2010  yang  mendefinisikan  prasangka
sebagai  penilaian  negatif  terhadap  suatu  kelompok  dan  anggota  tertentu  tanpa mempertimbangkan  mereka  sebagai  individu-individu.  Sedangkan  kesimpulan
prasangka  dari  definisi-definisi  yang  dikemukakan  oleh  para  ahli  diatas  bahwa prasangka merupakan sikap negatif dimana, dapat merugikan seseorang dan sikap
ini  ditujukan  terhadap  kelompok  atau  anggota  kelompok  tertentu  diluar kelompoknya  tanpa  mempertimbangkan  mereka  sebagai  individu-individu  dari
kelompok tersebut.
2. Aspek-Aspek Prasangka