B. FRONT PEMBELA ISLAM 1.
Latar Belakang Pendirian Front Pembela Islam
Berdirinya Front Pembela Islam dikarenakan adanya perubahan sosial yang terjadi di Indonesia. Dimana, hal ini mengakibatkan semakin meluasnya
kemungkaran dan kemaksiatan. Front Pembela Islam juga berdiri dikarenakan adanya kewajiban untuk mempertahankan harkat dan martabat Islam serta umat
Islam. Sehingga, Front Pembela Islam berdiri untuk menegakkan hukum Islam di Indonesia.
2. Definisi Front Pembela Islam
Front Pembela Islam sendiri merupakan organisasi masyarakat yang dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan
amar ma’ruf dan nahi munkar di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang
untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat.
3. Visi dan Misi Front Pembela Islam
Adapun visi dan misi yang dilakukan Front Pembela Islam adalah menuju
perwujudan dalam menegakkan Islam di negara Indonesia ini dan menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar untuk penerapan syari’at Islam secara kaffah.
Artinya bahwa, visi dan misi Front Pembela Islam dalam menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar dilakukan secara sungguh-sungguh.
Wawancara dengan Pak Sulis Ketua FPI, Medan, 06 Oktober 2014.
Universitas Sumatera Utara
C. MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Definisi Mahasiswa
Menurut UU No 56 Tahun 2003 Pasal 44, mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar secara sah pada salah satu program akademik, profesi dan vokasi
Universitas. Selanjutnya, Yewangoe dalam Bahari, 2006 menyatakan bahwa mahasiswa adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap
kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam perkuliahan.
2. Definisi Muslim
Muslim menurut Al-Ghazali, 2011 adalah kaum yang berserah diri kepada Allah, yang mengubah iman didalam hati menjadi amal perbuatan,
menerjemahkan keyakinan yang terpendam dengan ketaatan yang tampak dalam kehidupan. Adapun, peran kaum Muslim adalah mampu melaksanakan perannya
sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan.
3. Definisi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental. Adapun salah satu
bidang spesialisasi psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah psikologi sosial dimana psikologi sosial mengatasi hal yang berkaitan
dengan interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial, dan perilaku sosial Laura, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan persamaan pendapat para ahli diatas tersebut, peneliti menggunakan pengertian mahasiswa menurut Yewangoe dalam Bahari, 2006
yang menyatakan bahwa mahasiswa adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam
masyarakat maupun perkuliahan. Selanjutnya, peneliti menggunakan pengertian Muslim menurut Al-Ghazali, 2011 yang menyatakan bahwa Muslim adalah
kaum yang berserah diri kepada Allah, yang mengubah iman didalam hati menjadi amal perbuatan, menerjemahkan keyakinan yang terpendam dengan ketaatan yang
tampak dalam kehidupan. Dimana, memiliki peran sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan.
Sedangkan, pengertian Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara peneliti menggunakan definisi menurut Laura, 2010 yang menyatakan bahwa
Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental dan secara sosial mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial,
hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial. Jadi pengertian dari mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun
dalam perkuliahan. Dimana, menganut ajaran agama Islam yaitu berserah diri kepada Allah yang memiliki peran sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu
sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan dan secara sosial mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, hubungan sosial,
persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial.
Universitas Sumatera Utara
D. PRASANGKA TERHADAP FRONT PEMBELA ISLAM PADA
MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan amar
ma’ruf dan nahi munkar di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang
untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat. Selanjutnya, Front Pembela Islam sendiri muncul dikarenakan adanya perubahan sosial yang
terjadi di Indonesia Wawancara dengan Ketua FPI Medan, 2014. Namun, keberadaan Front Pembela Islam di Indonesia sudah menjadi pro
dan kontra selama beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh aksi kontroversial dan aksi kemanusian yang dilakukan Front Pembela Islam Kusuma,
2010. Dengan demikian, hal ini menimbulkan penilaian dari berbagai kelompok seperti masyarakat, aparat penegak hukum dan mahasiswa Damayanti, dkk.,
2003. Selain itu, aksi-aksi yang dilakukan Front Pembela Islam juga mendapatkan penilaian dari golongan kaum Muslim sendiri Kusuma, 2010.
Dengan demikian, adanya penilaian yang kontra inilah disebut dengan prasangka. Dimana, prasangka adalah penilaian negatif terhadap suatu kelompok
dan anggota tertentu tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu Kenrick, 2010. Prasangka sendiri dapat disebabkan oleh adanya kepercayaan,
perasaan dan perilaku negatif terhadap kelompok lain Hogg, 2011. Selain itu, Allport dalam Hogg, 2011 mengidentifikasi beberapa dampak yang ditimbulkan
Universitas Sumatera Utara
oleh prasangka seperti, tindakan agresif, identitas sosial yang tidak dihargai oleh kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari komunitas.
Adapun, salah satu faktor yang dapat menimbulkan prasangka adalah perbedaan kelompok Ahmadi, 2009. Hal ini seperti, prasangka terhadap Front
Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera. Dimana, mahasiswa merupakan kelompok intelektual muda yang diharapkan
sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam perkuliahan Yewangoe dalam Bahari, 2006. Sehingga, potensi
yang dimilikinya tidak terlepas dari tingkat pendidikannya yang tergolong tinggi dalam masyarakat Bahari, 2010. Beberapa sosiolog pendidikan, seperti Halsey
dan Psacharopoulus dalam Bahari, 2010 menyatakan bahwa pendidikan yang tinggi mempengaruhi cara pandang, wawasan dan daya kritis seseorang.
Selanjutnya, mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi yang berasal dari Universitas Sumatera Utara pada penelitian ini, berada pada Fakultas yang
mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental dan berada pada tingkat yang sama yaitu sedang menjalani pendidikan strata 1. Hal ini jika
dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi prasangka terhadap Front Pembela Islam, maka seharusnya berpeluang menyebabkan adanya perbedaan skor
prasangka.
Universitas Sumatera Utara
E. PARADIGMA TEORITIS
Identik dengan Aksi kontroversial
Mahasiswa Aparat penegak hukum
Masyarakat
Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara
Aksi kemanusiaan Prasangka
Front Pembela Islam
Kelompok intelektual muda yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses
mental.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan
keputusan hasil penelitian Hadi, 2000. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa
Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Untuk mendapatkan gambaran tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif-deskriptif.
Menurut Azwar 2013 metode kuantitatif-deskriptif bertujuan memberikan gambaran yang sistematik dan memberikan keakuratan fakta mengenai populasi
atau bidang tertentu. Selanjutnya, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka dalam
metode pengumpulan data peneliti juga melakukan wawancara informal kepada beberapa subjek. Dimana, wawancara informal merupakan wawancara dengan
mengajukan pertanyaan secara spontanitas. Artinya bahwa, pewanwancara dan terwawancara memiliki hubungan yang biasa dan wajar, sedangkan pertanyaan
dan jawabannya berjalan seperti kehidupan sehari-hari Moleong, 2004 .
A. IDENTIFIKASI VARIABEL
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: prasangka.
B. DEFINISI OPERASIONAL
Prasangka terhadap Front Pembela Islam adalah kecenderungan yang dimiliki oleh mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
untuk merespon secara negatif kognitif, afektif dan konatif. Artinya bahwa, secara kognitif yaitu subjek memiliki pemikiran negatif dan secara afektif yaitu
subjek memiliki perasaan negatif serta secara konatif subjek memiliki perilaku negatif, hal ini dikarenakan Front Pembela Islam sering melakukan aksi anarkis.
Selanjutnya, prasangka didapatkan melalui nilai yang diperoleh subjek berdasarkan pengisian alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun,
alat ukur yang digunakan pada penelitian ini berupa skala prasangka yang terdiri dari 30 aitem-aitem yang memiliki empat buah rentang respon, dimulai sangat
tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Semakin tinggi skor skala prasangka, maka semakin tinggi prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa
Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Sebaliknya, semakin rendah skor skala prasangka, maka semakin rendah prasangka terhadap Front
Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
C. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi
Menurut Azwar 2013 populasi merupakan sekelompok subjek yang hasil penelitiannya akan digeneralisasikan.. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Pemilihan populasi pada penelitian ini didasari oleh pertimbangan bahwa seorang mahasiswa
adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam perkuliahan
Yewangoe dalam Bahari, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, dikarenakan mahasiswa Muslim memiliki peran yang sama dengan Front Pembela Islam yaitu sebagai Khalifah Allah dimuka bumi. Dimana,
secara sosial mahasiswa psikologi mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial
Laura, 2010. Berdasarkan fenomena yang muncul inilah maka dipilih mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sebagai
populasi dari penelitian ini.
2. Sampel
Menurut Azwar 2013 sampel merupakan bagian dari populasi. Dalam penelitian ini, sampel akan diambil dengan menggunakan teknik probability
sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan apabila peluang subjek dalam popoluasi sudah diketahui untuk terpilih menjadi sampel Azwar, 2013. Teknik
probability sampling yang digunakan adalah teknik random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengundi nama-nama
subjek dalam populasi Azwar, 2013. Peneliti menggunakan teknik random sampling karena populasi yang digunakan peneliti memiliki jumlah yang tidak
terlalu besar Azwar, 2013. Selanjutnya, banyaknya jumlah sampel yang akan diambil juga harus
dipertimbangkan. Dalam penelitian khususnya, peneliti diharapkan memperoleh sampel sebanyak mungkin. Penelitian ini, menggunakan rumus slovin dalam
menentukan jumlah sampel dan diperoleh sampel sebanyak 183 mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Sedangkan, karakteristik
sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara yang masih aktif. Adapun Rumus Slovin menurut Umar 2008 yang dimaksud adalah sebagai berikut:
n = NNd
2
+ 1 n = 339339 0.05
2
+ 1 n = 183
Keterangan : n = sampel
N = populasi d = nilai presisi 95 atau sig. = 0,05
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif-deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah metode skala. Setiap aitem meliputi empat
pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat tidak Setuju STS. Nilai skala setiap pernyataan diperoleh dari jawaban
subjek yang menyatakan favourable mendukung atau yang unfavourable tidak mendukung . Pernyataan favourable merupakan pernyataan yang mendukung
objek sikap yang diungkap, sedangkan pernyataan unfavourable merupakan pernyataan yang tidak mendukung objek sikap yang hendak diungkap Azwar,
2013.
Tabel 1: Skor Setiap Kategori Jawaban Favourable
Unfavourable Alternatif jawaban
Skor Alternatif jawaban
Skor
Sangat Setuju 4
Sangat Setuju 1
Setuju 3
Setuju 2
Tidak Setuju 2
Tidak Setuju 3
Sangat Tidak Setuju 1
Sangat Tidak Setuju 4
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala prasangka yang disusun berdasarkan aspek-aspek prasangka menurut Allport dalam Hogg, 2011,
Universitas Sumatera Utara
adapun ketiga aspek prasangka tersebut adalah aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif.
Tabel 2: Blue Print Skala Prasangka Terhadap Front Pembela Islam
Variabel Aspek
Aitem Jumlah Persentase
Favourable Unfavourable
Prasangka Kognitif
5 5
10 33,33
Afektif 5
5 10
33,33 Konatif
5 5
10 33,33
Total 30
99,99
Untuk mendukung data yang didapatkan, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa subjek penelitian. Menurut Moleong 2004 wawancara
merupakan percakapan dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang
lebih banyak dan lebih akurat mengenai bagaimana prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara. Adapun, wawancara yang digunakan adalah wawancara informal yang
merupakan wawancara dengan mengajukan pertanyaan secara spontanitas. Artinya bahwa, pewanwancara dan terwawancara memiliki hubungan yang biasa
dan wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti kehidupan sehari-hari Moleong, 2004.
Universitas Sumatera Utara
E. KATEGORISASI JENJANG VARIABEL
Kategorisasi jenjang memiliki tujuan untuk mengelompokan individu secara berjenjang berdasarkan atribut yang diukur Azwar, 2010. Untuk
mendapatkan nilai kategorisasi jenjang ini, peneliti menentukan terlebih dahulu rentang nilai yang didapatkan dari nilai rentang respon skala prasangka.
Selanjutnya peneliti membuat empat kategori pada variabel yaitu rendah, cenderung rendah, cenderung tinggi dan tinggi.
F. UJI COBA ALAT UKUR
1. Validitas Alat Ukur