hingga merata. Tuangkan suspensi yang terbentuk ke dalam labu tentukur 10 ml. Tambahkan kembali suspensi CMC Na sampai garis tanda.
3.4.5 Perlakuan induksi
24 ekor tikus putih jantan dengan berat sekitar 150 – 230 gram yang telah diaklimatisasi, diinduksi dengan NaCl 2,5 dan metilprednisolon secara
oral. Proses induksi dilakukan selama 14 hari.
3.4.6 Pemberian suspensi ekstrak etanol buah inggir-inggir
Sebanyak 24 ekor tikus putih jantan yang telah diinduksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon selama 14 hari per oral dibagi menjadi 4 kelompok. tiap
kelompok terdiri dari 6 ekor tikus putih jantan. Lalu diberikan perlakuan secara oral selama 7 hari. Hewan dikelompokkan sebagai berikut:
a. kelompok I: kontrol. hewan uji diberikan suspensi Na CMC 0,5 sekali
........................ sehari selama 7 hari berturut-turut diberikan secara oral.
b. kelompok II: hewan uji diberikan EEBI dosis 50 mgkg BB sekali sehari
......................... selama 7 hari berturut-turut diberikan secara oral.
c. kelompok III: hewan uji diberikan EEBI dosis 100 mgkg BB sekali sehari
.......................... selama 7 hari berturut-turut diberikan secara oral.
d. kelompok IV: hewan uji diberikan EEBI dosis 150 mgkg BB sekali sehari
.......................... selama 7 hari berturut-turut diberikan secara oral.
3.5 Pemeriksaan faal hati 3.5.1 AST
Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan EEBI dosis 50,100 dan 150 mgkg BB. tikus didislokasi di
leher kemudian dibedah dan darah diambil menggunakan jarum suntik langsung
Universitas Sumatera Utara
dari jantung tikus sebanyak 2 ml, setelah itu dimasukkan ke dalam microtube dan didiamkan ± 20 menit. Darah disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 20
menit untuk mendapatkan serum darah tikus. Pemeriksaan fungsi hati dilakukan dengan menghitung kadar aktivitas AST yang dikerjakan oleh Laboratorium
Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
3.5.2 ALT
Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan EEBI dosis 50,100 dan 150 mgkg BB. tikus didislokasi di
leher kemudian dibedah dan darah diambil menggunakan jarum suntik langsung dari jantung tikus sebanyak 2 ml, setelah itu dimasukkan ke dalam microtube dan
didiamkan ± 20 menit. Darah disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit untuk mendapatkan serum darah tikus. Pemeriksaan fungsi hati dilakukan
dengan menghitung kadar aktivitas ALT yang dikerjakan oleh Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
3.6 Pemeriksaan faal ginjal 3.6.1 Ureum dan kreatinin
Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan EEBI dosis 50,100 dan 150 mgkg BB. tikus didislokasi di
leher kemudian dibedah dan darah diambil menggunakan jarum suntik langsung dari jantung tikus sebanyak 2 mL, setelah itu dimasukkan ke dalam microtube
dan didiamkan ± 20 menit. Darah disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit untuk mendapatkan serum darah tikus
.
Pemeriksaan fungsi ginjal dilakukan dengan mengukur ureum dan kreatinin yang dikerjakan oleh
Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Pemeriksaan profil lipid 3.7.1 Total kolesterol, trigliserida, HDL, LDL dan VLDL
Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan EEBI dosis 50,100 dan 150 mgkg BB. Pemeriksaan Profil lipid
dilakukan dengan menghitung total kolesterol dengan pengambilan darah pada vena ekor tikus lalu diperiksa menggunakan alat Easy Touch denga strip
Kolesterol. LDL dan VLDL dihitung menggunakan rumus Fridewald, et al., 2001 yaitu LDL = Total kolesterol – HDL + 15 Trigliserida dan VLDL =
Trigliserida5, serum darah tikus dimasukkuan di mikrotube untuk pengukuran trigliserida dan HDL yang dikerjakan oleh Laboratorium Kesehatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara.
3.8 Pemeriksaan profil gula darah 3.8.1 Glukosa darah