Nama asing : Talong siam Tagalog, Ma kae kom; Ma waeng dton; Ma waeng ............................
khurue Thailand Widyaningrum, 2011.
2.1.3 Morfologi
Inggir-inggir berbatang tegak, bulat, berkayu, berbulu halus, dan berwarna putih kotor. Daun tunggal, lonjong, panjang 4-10 cm, lebar 3-7 cm, tepi rata,
ujung runcing, berbulu, tangkai panjang ±0,5 cm dan berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, berbulu, tangkai panjang ±2 cm, bewarna ungu, kelopak
bertajuk lima, hijau keunguan, benang sari kuning, putik berbulu, kuning, mahkota bentuk bintang dan berwarna ungu. Buah berbentuk bulat, masih muda
hijau setelah tua kuning atau jingga. Biji bulat pipih, kecil, kuning muda serta mempunyai akar tunggang berwarna coklat kotor Widyaningrum, 2011.
2.1.4 Khasiat dan penggunaan
Buah Inggir-inggir berkhasiat sebagai obat nyeri haid, obat kencing manis, obat tekanan darah tinggi, obat jerawat, bijinya untuk obat sakit gigi dan gusi
bengkak. Untuk nyeri haid dipakai ±20 g buah segar Solanum sanitwongsei Craib, dicuci lalu dipotong-potong direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, setelah
dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus Widyaningrum, 2011.
2.1.5 Kandungan kimia
Buah inggir-inggir Solanum sanitwongsei Craib mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, glikosida, steroidatriterpenoida Sinaga, 2014.
2.2 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
Universitas Sumatera Utara
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan Ditjen POM RI, 1995.
2.3 Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi di atas batas normal 12080 mmHg. Para ahli medis menetapkan bahwa 120 - 13980 - 89 dikatakan
sebagai prehipertensi Scanlon, 2007. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC Joint National Commitee VII 2003 dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC VII Dipiro, et al., 2008.
Klasifikasi Tekanan Sistolik mmHg
Tekanan Diastolik mmHg Normal
120 80
Pre Hipertensi 120-139 80-89
Stadium I 140-159
90-99 Stadium II
≥160 ≥100
2.3.1 Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu hipertensi primer esensial yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder non
esensial yang diketahui penyebabnya Depkes RI, 2006. a.
Hipertensi primer esensial Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas
sistem saraf simpatis, sistem renin angiotensin dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko obesitas, alkohol dan merokok Schrier, 2000.
Universitas Sumatera Utara
b. Hipertensi sekunder non esensial
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat 5 kasus. Penyebab spesifik diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi
vaskular renal, hiperaldosteronisme primer dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan Schrier, 2000.
2.3.2 Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme patofisiologi yang berhubungan dengan peningkatan hipertensi esensial antara lain:
1. Sistem Renin Angiotensin
a. Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II
dari angiotensin 1 oleh angiotensin I-converting enzyme ACE. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui
dua aksi utama yang pertama dengan meningkatkan sekresi Anti-Diuretik Hormon ADH dan rasa haus yang kemudian meningkatkan ADH maka
sangat sedikit sekali urin yang dieksresikan ke luar tubuh antidiuresis hasilnya urin menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya dan untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstrasel akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat,
yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah Gray, et al., 2005. b.
Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang berperan penting pada ginjal yang berfungsi mengatur
volume cairan ekstraseluler dan aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl garam dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi
NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan
Universitas Sumatera Utara
ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah Gray, et al., 2005.
2. Sistem saraf otonom
Sirkulasi sistem saraf simpatis dapat menyebabkan vasokontriksi dan dilatasi arteriol. Sistem saraf otonom ini mempunyai peran yang penting dalam
mempertahankan tekanan darah. Hipertensi dapat terjadi karena interaksi antara sistem saraf otonom dan sistem renin-angiotensin bersama-sama dengan faktor
lain termasuk natrium, volume sirkulasi dan beberapa hormon Gray, et al., 2005.
2.4 Hubungan Hipertensi dengan Parameter Biokimia