Hasil Uji Parameter Biokimia .

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bahan baku ekstrak

Pada penelitiaan ini digunakan ekstrak etanol buah inggir-inggir yang sama dengan esktrak yang digunakan Novia M. Marpaung 2016 pada penelitian yang berjudul uji efek antihiperurisemia ekstrak etanol buah inggir-inggir Solanum sanitwongsei Craib. pada tikus putih jantan Rattus norvegicus L. Oleh karena itu, identifikasi, skrining fitokimia sampel dan karakterisasi tidak dilakukan lagi. Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan LIPI Bogor, menunjukkan bahwa tumbuhan yang diteliti adalah Solanum sanitwongsei Craib. EEBI disimpan di dalam lemari pendingin dalam wadah tertutup rapat sehingga EEBI terhindar dari kontaminasi zat-zat asing. Penyimpanan di dalam lemari pendingin bertujuan untuk mencegah tumbuhnya jamur sehingga mencegah ekstrak agar tidak terkena sinar matahari langsung. Secara organoleptik, EEBI yang disimpan tidak ada ditumbuhi kapang dan jamur. Ekstrak etanol buah inggir- inggir yang digunakan berwarna hijau kekuningan, berbau khas dan rasa pahit.

4.2 Hasil Uji Parameter Biokimia .

4.2.1 Hasil Pengukuran AST dan ALT

Pengukuran aktivitas AST lakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB. Hasil pengukuran dapat dilihat secara rinci pada Gambar 4.1 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik aktivitas AST tikus jantan yang diinduksi NaCl 2,5 dan metil prenisolon. Hasil induksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon selama 14 hari secara oral menyebabkan mayoritas sel hepatosit mengalami degenerasi hidropik. Degenerasi hidropik yang terjadi disebabkan oleh hidrasi ion natrium akibat permeabilitas di dinding sel yang terganggu akibat mekanisme toksisitas, selain itu terjadi gangguan pada metabolisme energi didalam sel, terutama mekanisme transport aktif pada Na+ akibat hepatosit tidak mampu memompa ion natrium keluar sel. Jumlah ion natrium yang berlebih menyebabkan influks organel sitoplasma seperti retikulum endoplasma dapat diubah menjadi kantong-kantong berisi air Price dan Wilson, 1984 dalam Wulandari, dkk., 2007. Nilai aktivitas AST pada kontrol negatif yaitu 313 UL, dimana nilai aktivitas AST tikus jantan normal 70-400 UL Gad, 1990. Enzim AST ini dapat dijumpai juga di jantung, otot skelet, dan ginjal. Bila jaringan tersebut mengalami kerusakan akut maka kadarnya dalam serum meningkat. Berdasarkan pengamatan rata-rata aktivitas AST, terjadi penurunan kadar aktivitas AST setelah pemberian Universitas Sumatera Utara EEBI 150 mgkg BB bila dibandingkan dengan 2 kelompok dosis lainnya dengan nilai 332,33 UL. Hasil pengujian statistika dengan analisa Tukey One Way Anova menunjukkan bahwa EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penurunan aktivitas AST p0.05. Penurunan AST dan ALT disebabkan oleh kandungan flavonoid dan saponin yang terdapat di dalam buah inggir-inggir. Flavonoid berperan sebagai antioksidan alami karena di dalam flavonoid terdapat kandungan kuersetin yang kerjanya untuk menghambat lipid peroksidase dengan cara memblok enzim xantin. Selain itu, dengan meningkatkan absorbsi dari vitamin C dapat melindungi mekanisme pertahanan antioksidan. Kandungan saponin dalam buah inggir-inggir kemungkinan juga akan berdampak pada penurunan kadar AST dan ALT Sawi dan Sleem, 2010. Karena hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Kinjo, et al., 1999 yang menyebutkan kandungan yang terdapat pada saponin yaitu bisdesmosyl saponin yang didalamnya terdapat asam oleanolic- glukoronat dan asam oleanolic-glucoside menunjukkan tingkat hepatoprotektor yang efektif dengan ditandai dengan perbaikan hati yaitu penurunan kadar AST ALT. Menurut Dufour, 2000, bahwa hasil laboratorium pengukuran AST dan ALT dapat dipengaruhi beberapa hal yaitu : a. Waktu pengambilan sampel darah Pengambilan sampel yang paling baik adalah siang hari, sedangkan pada sore hari kadar AST dan ALT cenderung meningkat dan pada malam hari cenderung lebih rendah. Universitas Sumatera Utara b. Spesimen penyimpanan Sampel akan lebih stabil jika disimpan dalam lemari es tetapi tingkat kestabilan sampel hanya dapat bertahan 24 jam dan akan cenderung meningkat setelah 24 jam. c. Hemolisis Jika sampai terjadi hemolisis maka pengukuran sampel akan cenderung meningkat dan tergantung dari cara pengambilan sampel. Pengukuran aktivitas ALT dilakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB. Hasil pengukuran dapat dilihat secara rinci pada Gambar 4.2 Gambar 4.2 Grafik aktivitas ALT tikus jantan yang diinduksi NaCl 2,5 dan ...................... metilprenisolon Hasil induksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon selama 14 hari secara oral menyebabkan mayoritas sel hepatosit mengalami degenerasi hidropik. Degenerasi hidropik yang terjadi disebabkan oleh hidrasi ion natrium akibat permeabilitas di dinding sel yang terganggu akibat mekanisme toksisitas Price dan Wilson, 1984 dalam Wulandari, dkk., 2007. Akumulasi ion natrium mengakibatkan nilai Universitas Sumatera Utara osmosis plasma sel meningkat, keadaan ini menyebabkan air disekitar hepatosit masuk ke dalam hepatosit sehingga terjadi pembengkakan sel dan organel sel. Bila kondisi ini terjadi maka akan mengakibatkan kerusakan struktur serta penurunan fungsi organel tersebut Prihanto, 2015. Nilai aktivitas ALT pada kelompok kontrol negatif yaitu 210 UL, dimana nilai normal aktivitas ALT pada tikus jantan 25-200 UL Gad, 1990. Berdasarkan pengamatan rata-rata aktivitas ALT, terjadi penurunan kadar aktivitas ALT setelah pemberian EEBI 150 mgkg BB dengan nilai 168,33 UL. Hasil pengujian statistika dengan analisa Tukey One Way Anova menunjukkan bahwa EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penurunan ALT p0,05.

4.2.2 Hasil Pengukuran Ureum dan Kreatinin

Pengukuran ureum dilakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB. Hasil pengukuran dapat dilihat secara rinci pada Gambar 4.3 Gambar 4.3 Grafik ureum tikus jantan yang diinduksi dengan NaCl 2,5 dan metilprednisolon Universitas Sumatera Utara Hasil induksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon selama 14 hari secara oral menyebabkan kadar ureum pada kelompok kontrol negatif 36,4 mgdL. Kadar ureum normal untuk tikus adalah 15-21 mgdL Malole dan Pramono, 1989. Kadar ureum dalam serum darah suatu individu hewan dapat dipengaruhi dua faktor. Pertama pengaruh patologis individu, contohnya para penderita gagal ginjal akut, maupun kronis, penderita gagal jantung dan individu yang mengalami kekurangan elektrolit dan cairan tubuh. Kedua, perlakuan pada hewan, contohnya pada pemberian pakan. Kenaikan kadar ureum dalam darah sebagai akibat dari kerusakan ginjal hanya apabila disertai hasil pemeriksaan urin dan diperkuat dengan tanda klinis yang mendukung penentuan diagnosa Kramer, et al., 2004. Rata-rata kadar ureum pada kelompok kontrol negatif sangat tinggi dikarenakan kelompok ini diberikan induksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon sehingga terjadi gagal ginjal akut mengakibatkan kadar ureum meningkat. Salah satu penyebab meningkatnya kadar ureum adalah radikal bebas. Radikal bebas merupakan mekanisme nefrotoksik dari NaCl, antioksidan dapat melindungi dari nefrotoksik radikal bebas dan penginduksi stress oksidatif dalam ginjal. Peningkatan radikal bebas akan menyebabkan terjadinya kematian sel. Hal ini akan menyebabkan penyumbatan sehingga kadar ureum tidak dapat dikeluarkan dengan baik Michael, 2013. Berdasarkan pengamatan rata-rata ureum, terjadi penurunan kadar ureum setelah pemberian EEBI 150 mgkg BB bila dibandingkan dengan 2 kelompok dosis lainnya dengan nilai 35,45mgdL. Hasil pengujian statistika dengan analisa Tukey One Way Anova menunjukkan bahwa EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penurunan ureum p0.05, Universitas Sumatera Utara dalam menurunkan kadar ureum diduga berdasarkan aktivitas antioksidan. Seperti yang dipaparkan dalam hasil skrining fitokimia ekstrak etanol buah inggir-inggir mengandung flavonoid, alkaloid, polifenol, tanin, saponin dan triterpenoid. Senyawa flavonoid, polifenol dan tanin diduga kuat merupakan senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antioksidan. Pengukuran kreatinin dilakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB. Hasil pengukuran dapat dilihat secara rinci pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Grafik kreatinin tikus jantan yang diinduksi NaCl 2,5 dan ................. ..... metilprednisolon. Hasil induksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon selama 14 hari secara oral menyebabkan kadar kreatinin pada kelompok kontrol negatif 0,48 mgdL. Kadar kreatinin normal untuk tikus adalah 0,2 – 0,8 mgdL Malole dan Pramono, 1989. Rata-rata kadar kreatinin pada kelompok kontrol negatif adalah 0,48 mgdL yang berarti rata-rata kadar kreatinin pada kelompok ini masih dalam rentang normal. Buah inggir-inggir memiliki senyawa bioaktif antioksidan dan polifenol. Universitas Sumatera Utara Kuersetin merupakan senyawa flavonoid yang terdapat pada buah inggir-inggir. Kuersetin secara signifikan dapat menghambat produksi TNF- α dan ekspresi gen. Ekstrak etanol buah inggir-inggir mengandung polifenol yang kemungkinan juga dapat menghambat produksi TNF- α pada sel tubulus sehingga tidak terjadi cedera dan kematian pada sel tubulus. Hal ini akan mengakibatkan kadar kreatinin tidak akan meningkat atau tetap pada kadar normal . Kreatinin merupakan metabolit kreatin yang di ekskresikan seluruhnya kedalam urin melalui filtrasi glomerulus. Peningkatan kadar kreatinin dalam darah dan jumlah kreatinin dalam urin dapat digunakan untuk memperkirakan laju filtrasi glomerulus Kramer, et al., 2004. Berdasarkan hasil rataan kadar kreatinin pada kelompok kontrol negatif 0,48 mgdL dan meningkat setelah perlakuan EEBI 50 mgkg BB menjadi 0,52 mgdL. Begitu juga untuk kelompok EEBI 100 mgkg BB dan EEBI 150 mgkg BB mengalami kenaikan setelah perlakuan dengan nilai 0,62 mgdL dan 0,64 mgdL jadi dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol buah inggir-inggir tidak mampu menurunkan nilai kreatinin. Hasil pengujian statistika dengan analisa Tukey One Way Anova menunjukkan bahwa EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penurunan kreatinin p0,05.

4.2.3 Hasil Pengukuran Total Kolesterol, Trigliserida, HDL, LDL dan VLDL

Pengukuran total kolesterol dilakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB. Hasil pengukuran dapat dilihat secara rinci pada Gambar 4.5 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Grafik total kolesterol tikus jantan yang diinduksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon. Hasil induksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon selama 14 hari secara oral menyebabkan nilai total kolesterol pada kelompok kontrol negatif 287 mgdL. Tikus jantan memiliki kadar kolesterol total normal dengan nilai 90 -170 mgdL Gad, 1990. Dimana induksi NaCl menyebabkan sel hepatosit mengalami degenerasi parenkimatosa, degenerasi hidropik dan nekrosis. Kerusakan ini kemungkinan terjadi karena proses metabolisme yang tidak normal. Organ hati merupakan pusat biosintesis dan degradasi kolesterol tubuh, apabila proses metabolisme tidak berjalan normal maka meningkatnya laju biosintesis kolesterol dan menurunkan sekresi kolesterol melalui cairan empedu sehingga kolesterol meningkat. Salah satu fungsi hati adalah organ eksresi yang mengeluarkan cairan empedu kembali ke hepar sebelum disekresi, penumpukan atau peningkatan zat toksik dalam hati memungkinkan timbulnya efek toksik seperti degenerasi parenkimatosa, degenerasi hidropik, dan nekrosis pada hepar normal Donatis IO, 2001. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pengamatan kadar total kolesterol rata-rata, terjadi penurunan kadar total kolesterol setelah pemberian EEBI dosis 50mgkg BB, 100 mgkg BB dan 150 mgkg BB bila dibandingkan terhadap kontrol negatif. Kelompok perlakuan yang terjadi penurunan paling optimal pada kelompok EEBI 150 mgkg BB dengan nilai 144 mgdL. Hasil pengujian statistika dengan analisa Tukey One Way Anova menunjukkan bahwa EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penuruan kadar kolesterol total p0.05. Oleh karena itu, EEBI 150 mgkg BB memberikan efek penurunan kadar kolesterol total cukup optimal dibandingkan dengan kedua dosis lainnya. Senyawa aktif yang diduga berperan dalam menurunkan total kolesterol darah adalah flavonoid. Flavonoid dan tanin dapat menghambat enzim HMG-CoA reduktase yang berperan mensintesis kolesterol. Terhambatnya HMG-CoA reduktase akan menurunkan sintesis kolesterol di hati sehingga menurunkan sintesis Apo B dan meningkatkan reseptor LDL pada permukaan hati. Kemudian kolesterol dalam darah dapat ditarik ke hati sehingga menurunkan kolesterol LDL dan VLDL. Selain itu tanin berefek menghambat enzim lipase pankreas sehingga penyerapan kolesterol oleh hati terhambat dan sekresi kolesterol melalui feses meningkat Rahastuti, et al., 2011 Tanin juga dapat menghambat enzim AcylCoA Cholesterol Acyl Transferase ACAT yang berperan dalam esterifikasi kolesterol sehingga menghambat kolesterol ester membentuk kilomikron dan VLDL. Menurunnya kadar Apo B menyebabkan pembentukan kilomikron, LDL dan VLDL terganggu yang menyebabkan trigliserida tidak terbentuk sehingga ukuran partikel LDL besar Rahastuti, et al., 2011. Universitas Sumatera Utara Kandungan alkaloid memiliki efek menghambat aktivitas enzim lipase, sehingga dapat menghambat pemecahan lemak menjadi molekul-molekul lemak yang lebih kecil. Hal ini mengakibatkan terjadinya pengurangan jumlah lemak yang dapat diabsorbsi sehingga konsetransi trigliserida dalam usus menurun yang menyebabkan peningkatan ukuran partikel LDL Olivera, et al., 2007 dan Rahastuti, et al., 2011 Pengukuran trigliserida dilakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB. Hasil pengukuran dapat dilihat secara rinci pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Grafik trigliserida tikus jantan yang diinduksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon. Hasil induksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon selama 14 hari secara oral menyebabkan trigliserida tikus pada kelompok kontrol negatif 109,22 mgdL. Kadar trigliserida tikus jantan normal adalah 60–160 mgdL Gad, 1990. Berdasarkan pengamatan kadar trigliserida rata-rata, terjadi penurunan trigliserida setelah pemberian EEBI dengan tiga variasi dosis 50 mgkg BB, 100 mgkg BB dan 150 mgkg BB. Hasil pengujian statistika dengan analisa Universitas Sumatera Utara Tukey One Way Anova menunjukkan bahwa tidak terjadi pengaruh secara signifikan EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB p0.05 dalam menurunkan trigliserida, tetapi 150 mgkg BB memberikan efek penurunan kadar trigliserida cukup optimal dibandingkan dengan kedua dosis lainnya dengan nilai 82,62 mgdL. Senyawa aktif yang diduga berperan dalam menurunkan trigliserida adalah tanin. Tanin juga dapat menghambat enzim AcylCoA Cholesterol Acyl Transferase ACAT yang berperan dalam esterifikasi kolesterol sehingga menghambat penggabungan kolesterol ester membentuk kilomikron dan VLDL. Menurunnya kadar Apo B menyebabkan pembentukan kilomikron, LDL dan VLDL terganggu yang menyebabkan trigliserida tidak terbentuk sehingga ukuran partikel LDL besar Rahastuti, et al., 2011. Kandungan alkaloid memiliki efek menghambat aktivitas enzim lipase, sehingga dapat menghambat pemecahan lemak menjadi molekul-molekul lemak yang lebih kecil. Hal ini mengakibatkan terjadinya pengurangan jumlah lemak yang dapat diabsorbsi sehingga konsetransi trigliserida dalam usus menurun yang menyebabkan peningkatan ukuran partikel LDL Olivera, et al., 2007 dan Rahastuti, et al., 2011 Pengukuran HDL dilakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB. Hasil pengukuran dapat dilihat secara rinci pada Gambar 4.7 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7 Grafik HDL tikus jantan yang diinduksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon. Hasil induksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon selama 14 hari secara oral menyebabkan HDL tikus pada kelompok kontrol negatif 53 mgdL. Kadar kolesterol HDL plasma darah tikus yang normal yaitu ≥35 mgdL Hartoyo dkk., 2008. Keadaan hiperkolesterolemia pada hewan terjadi jika kadar kolesterol total dalam darah melebihi normal. Peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL dikarenakan adanya aktivitas radikal bebas dari NaCl yang menyebabkan adanya kerusakan oksidatif pada beberapa jaringan. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah menyebabkan VLDL membentuk LDL, akibatnya LDL dalam darah meningkat membuat HDL tertekan dan tidak bisa membuang kelebihan kolesterol yang ada dalam darah, sehingga keadaan HDL menurun Sargowo, 2001. Berdasarkan pengamatan kadar HDL rata-rata, terjadi peningkatan HDL setelah pemberian EEBI dengan tiga variasi dosis 50 mgkg BB, 100 mgkg BB dan 150 mgkg BB. Hasil pengujian statistika dengan analisa Tukey One Way Anova menunjukkan bahwa tidak terjadi pengaruh secara signifikan EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB p0.05 dalam meningkatkan HDL, tetapi 150 mgkg Universitas Sumatera Utara BB memberikan efek peningkatan kadar HDL cukup optimal dibandingkan dengan kedua dosis lainnya dengan nilai 83,66 mgdL. Peningkatan HDL akan berpengaruh positif terhadap pencegahan terjadinya aterosklerosis, karena banyak penelitian yang membuktikan bahwa meningkatnya HDL akan menurunkan morbiditas penyakit jantung koroner. HDL mampu menyerap kolesterol bebas dari dinding pembuluh darah maupun dari jaringan kemudian dibawa ke hati dan diubah menjadi kolesterol ester dengan bantuan LCAT lecithin cholesterol acylTransferase Dominiczak, 2005. Pengukuran LDL dilakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan. Hasil pengukuran dapat dilihat secara rinci pada Gambar 4.8 Gambar 4.8 Grafik LDL tikus jantan yang diinduksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon. Hasil induksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon selama 14 hari secara oral menyebabkan LDL tikus pada kelompok kontrol negatif 208,66 mgdL. Nilai normal LDL pada tikus jantan adalah 7-27,2 mgdL Herwiyarirasanta, 2010. Keadaan hiperkolesterolemia pada hewan terjadi jika kadar kolesterol total dalam darah melebihi normal. Peningkatan kadar LDL dikarenakan adanya aktivitas Universitas Sumatera Utara radikal bebas dari NaCl yang menyebabkan adanya kerusakan oksidatif pada beberapa jaringan. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah menyebabkan VLDL membentuk LDL, akibatnya LDL dalam darah dalam darah meningkat membuat HDL tertekan dan tidak bisa membuang kelebihan kolesterol yang ada dalam darah, sehingga keadaan HDL menurun. Hiperkolesterol mengakibatkan adanya gangguan metabolisme lipoprotein, yang meliputi peningkatan kadar LDL serta penurunan HDL Sargowo, 2001. Setelah diterapi EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB selama 7 hari, terlihat adanya penurunan kadar LDL. Penurunan kadar LDL untuk kelompok EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB berturut-turut adalah 122,47 mgdL, 83,47 mgdL dan 43,81 mgdL. Jadi pada penelitian ini, dapat dikatakan bahwa terapi EEBI dapat menurunkan kadar LDL. Hasil pengujian statistika dengan analisa Tukey One Way Anova menunjukkan bahwa EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penurunan kadar LDL p0.05. Penelitian ini menunjukkan bahwa terapi EEBI dengan dosis 150 mgkg BB menunjukkan dosis yang paling baik untuk menurunkan kadar LDL karena ekstrak etanol buah inggir-inggir akan meningkatkan sekresi asam empedu yang akan meningkatkan metabolisme lemak, akibatnya kelebihan lemak akan dikeluarkan melalui usus besar dalam bentuk feses. Lemak yang dibuang akan menurunkan kadar kolesterol dalam darah, dan pembentukkan LDL juga tidak akan berlebih. Kerja antioksidan dalam ekstrak etanol buah inggir-inggir berfungsi untuk mengurangi aktivitas LDL oksidasi yang terjadi akibat penimbunan kolesterol dalam darah. Antioksidan dalam ekstrak etanol buah inggir-inggir juga dapat meningkatkan HDL dalam darah dengan cara Universitas Sumatera Utara meningkatkan mRNA Apo A1 hati yang berperan untuk menginisiasi sintesis Apo A1, Apo A1 juga dapat menekan perbanyakan LDL sehingga tidak terjadi LDL oksidasi Brown, 2003. Pengukuran VLDL dilakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB. Hasil pengukuran dapat dilihat secara rinci pada Gambar 4.9 Gambar 4.9 Grafik VLDL tikus jantan yang diinduksi NaCl 2,5 dan ... metilprednisolon. Hasil induksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon selama 14 hari secara oral menyebabkan VLDL tikus pada kelompok kontrol negatif 21,83 mgdL. Berdasarkan pengamatan VLDL rata-rata, terjadi penurunan VLDL setelah pemberian EEBI dengan tiga variasi dosis 50 mgkg BB, 100 mgkg BB dan 150 mgkg BB. Hasil pengujian statistika dengan analisa Tukey One Way Anova menunjukkan bahwa tidak terjadi pengaruh secara signifikan EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB p0.05. Senyawa aktif yang diduga berperan dalam menurunkan VLDL darah adalah adalah flavonoid. Flavonoid dan tanin dapat menghambat enzim HMG- Universitas Sumatera Utara CoA reduktase yang berperan mensintesis kolesterol. Terhambatnya HMG-CoA reduktase akan menurunkan sintesis kolesterol di hati sehingga menurunkan sintesis Apo B dan meningkatkan reseptor LDL pada permukaan hati. Kemudian kolesterol dalam darah dapat ditarik ke hati sehingga menurunkan kolesterol LDL dan VLDL. Selain itu tanin berefek menghambat enzim lipase pankreas sehingga penyerapan kolesterol oleh hati terhambat dan sekresi kolesterol melalui feses meningkat Rahastuti, et al., 2011.

4.2.4 Hasil Glukosa Darah

Pengukuran glukosa darah dilakukan pada hari ke-22, 24 jam setelah pemberian Na CMC 0,5 dan EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB. Hasil pengukuran dapat dilihat secara rinci pada Gambar 4.10 Gambar 4.10 Grafik glukosa tikus jantan yang diinduksi NaCl 2,5 dan .... metilprednisolon. Hasil induksi NaCl 2,5 dan metilprednisolon selama 14 secara oral menyebabkan masuknya senyawa radikal bebas kedalam tubuh membuat stress oksidatif pada tikus dan meningkatkan kadar glukosa darah puasa dengan nilai Universitas Sumatera Utara 158,50 mgdL. Kadar glukosa tikus jantan normal adalah 80-160 mgdL Gad, 1990. Berdasarkan pengamatan penurunan kadar glukosa rata-rata, terjadi penurunan kadar glukosa setelah pemberian EEBI dosis 50 mgkg BB, 100 mgkg BB dan 150 mgkg berturut-turut dengan nilai 143,67 mgdL, 136 mgdL dan 124,67 mgdL. Kelompok penurunan yang optimal pada kelompok EEBI 150 mgkg BB dengan nilai 124,67 mgdL. Hasil pengujian statistika dengan analisa Tukey One Way Anova menunjukkan bahwa EEBI dosis 50, 100, 150 mgkg BB memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penurunan glukosa p0.05. Oleh karena itu, EEBI 150 mgkg BB memberikan efek penurunan kadar glukosa cukup optimal dibandingkan dengan kedua dosis lainnya. Mengkonsumsi secara teratur buah inggir-inggir dapat menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes Fabellar, 1998. Efek penurunan kadar glukosa darah tikus dari pemberian ekstrak etanol buah inggir-inggir disebabkan oleh adanya senyawa flavonoid sebagai antioksidan yang mampu mengikat radikal bebas sehingga dapat mengurangi stress oksidatif akibat kadar glukosa darah yang tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Ramadhani, 2008 dan Astrian, 2009, bahwa stress oksidatif dapat menurunkan jumlah transporter glukosa GLUT sehingga menyebabkan peningkatan resistensi insulin, dan mengganggu sekresi insulin karena terjadi kerusakan sel β pankreas. Tanin terbukti meningkatkan penyerapan glukosa pada jaringan adiposit tikus Hayashi, et al., 2002. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum sanitwongsei Craib.) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tikus Wistar Normotensi dan Hipertensi

13 202 136

Uji Efek Diuretik Ekstrak Etanol Buah Inggir-inggir (Solanum Sanitwongsei Craib) pada Tikus Putih Jantan

9 76 82

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon

0 0 15

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon

0 1 2

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon

0 0 6

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon

0 0 12

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon Chapter III V

0 1 26

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon

0 2 6

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon

0 0 30

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum sanitwongsei Craib.) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tikus Wistar Normotensi dan Hipertensi

0 0 32