Efek Merokok terhadap Rongga Mulut

Karbon monoksida adalah gas yang terbentuk apabila materi seperti kayu atau batu bara dibakar. Oleh karena itu, ketika rokok dibakar, karbon monoksida akan dibentuk sebagai komponen gas dalam asap. Kehadiran karbon monoksida dikaitkan dengan resiko penyakit kardiovaskular pada perokok karena karbon monoksida dapat menyebabkan perubahan pada hemoglobin dan akan mengurangi kapasitas pengambilan oksigen ke dalam darah. 16 Selain bahan-bahan tersebut di atas, masih banyak terdapat zat-zat kimia lainnya yang berefek buruk terhadap tubuh seperti ammonia, fenol, hidrogen sianida dan sebagainya. 20

2.1.4 Efek Merokok terhadap Rongga Mulut

Rokok tembakau sering dihubungkan dengan efek yang merugikan terhadap kesehatan mulut. 21 Berbagai jenis perubahan pada mukosa mulut telah dilihat pada orang yang biasa merokok. 7 Tembakau dapat dikonsumsi melalui mulut dalam berbagai bentuk. Hal ini dapat menyebabkan berbagai manifestasi penyakit oral. 20 Perubahan mukosa mulut yang paling signifikan dicatat pada pengguna tembakau adalah kanker mulut, leukoplakia, stomatitis nikotina, smoker’s melanosis, fibrosis submukosa mulut, hairy tongue, leukoedema, periodontitis dan gingivitis, aliran darah berkurang, infeksi bakteri dan jamur. 7 Lesi-lesi ini sebagian besar dihasilkan oleh berbagai jenis iritan, toksin dan karsinogen yang ditemukan dalam asap yang dikeluarkan dari pembakaran tembakau. Lesi-lesi tersebut juga dapat timbul akibat pengeringan mukosa intra-oral oleh suhu tinggi, perubahan pH, perubahan dalam respon imun atau perubahan resistensi terhadap infeksi jamur atau virus. Efek lain yang dapat disebabkan oleh kebiasaan merokok termasuk halitosis, noda pada gigi dan gangguan penciuman dan pengecapan. 7,21 Universitas Sumatera Utara

2.2 Lidah

2.2.1 Anatomi Lidah

Lidah adalah suatu organ berotot yang ditutupi oleh mukosa mulut. 22 Lidah hampir seluruhnya terdiri dari otot dengan dukungan skeletal yang sangat sedikit. 23 Sebagian lidah terletak di rongga mulut dan sebagian lagi terletak di orofaring. 22 Lidah dibentuk oleh otot-otot yang terbagi atas 2 kelompok, yaitu otot intrinsik yang terdapat dalam lidah dan otot-otot ekstrinsik yang terdapat pada tulang rahang bawah di dasar mulut dan tulang lidah. 22 Melalui otot-otot ini, lidah dapat berfungsi dalam proses mastikasi, proses penelanan dan proses berbicara. Selain itu, lidah juga berfungsi dalam proses pengecapan. 22,23 Lidah terdiri dari tip, akar, permukaan inferior yang tertutup dengan membran mukosa dan permukaan dorsal yang melengkung. Dorsum lidah dibagi menjadi dua oleh suatu alur yang berbentuk V yang dikenali sebagai sulkus terminal. Sekitar dua- pertiga dari bagian lidah terletak di depan sulkus yang dikenali sebagai bagian anterior lidah. Bagian sepertiga yang tersisa yang terletak pada posterior sulkus terminal dikenali sebagai bagian posterior lidah. 22,24 Pada bagian anterior lidah, membran mukosa ditandai dengan adanya papila lingualis yang merupakan proyeksi dari mukosa. 22,24 Terdapat empat jenis papilla pada dorsum lidah yaitu papila filiformis, papila fungiformis, papila sirkumvalata dan papila foliata. 22,24 Papila filiform berbentuk kerucut dan menutupi sebagian besar bagian anterior pada dorsum lidah. Papila ini berwarna keputihan dan berfungsi untuk memfasilitasi gesekan antara lidah dan makanan. 24 Papila ini tidak mempunyai taste buds. Papila fungiformis lebih sedikit jumlahnya dan ditemukan terutama di pinggiran lidah. Papila ini berwarna merah dan biasanya mempunyai tastebuds pada ujungnya. Papila foliata terletak pada sisi lateral daerah posterior lidah, berwarna merah dan berbentuk seperi daun. Papila ini mempunyai taste buds dengan jumlah yang banyak. Papila sirkumvalata ukurannya lebih besar dan terletak di bagian anterior sulkus terminalis. Terdapat taste buds yang banyak pada dinding papilla ini. Universitas Sumatera Utara