Tabel 4. Prevalensi Gangguan Pengecapan
Prevalensi Gangguan Pengecapan
Total Ya
Tidak Jumlah orang n
4 46
50
Persentase 8
92
100
4.2 Hasil Analisis Bivariat
4.2.1 Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Terjadinya Gangguan Pengecapan
Tabel 5 menunjukkan persentase gangguan pengecapan yang ada berdasarkan jenis rokok yang dihisap.Berdasarkan tabel, terlihat bahwa gangguan pengecapan terdapat
pada subjek yang menghisap rokok putih sebesar 2 orang dan terdapat 2 orang yang mempunyai gangguan pengecapan pada subjek yang menghisap rokok kretek.
Hasil Fisher’s Exact Test menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara jenis rokok yang dihisap dengan terjadinya gangguan pengecapan dimana P=0,574.
Hal ini menunjukkan bahwa H
o
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis rokok yang dihisap tidak berpengaruh terhadap terjadinya gangguan pengecapan
karena P 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Hasil Uji Statistik Hubungan Antara Jenis Rokok Dengan Terjadinya Gangguan Pengecapan
Jenis Rokok Gangguan Pengecapan
n Nilai P
Ya Tidak
Rokok Putih 2
33 35
0,547 Rokok Kretek
2 13
15
Tabel 6 menunjukkan persentase gangguan pengecapan yang ada berdasarkan lama merokok dalam hitungan tahun.Berdasarkan tabel, terlihat bahwa gangguan
pengecapan terjadi paling banyak pada subjek yang menghisap rokok lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 4 orang.Subjek yang menghisap rokok selama 5-10 tahun dan
kurang dari 5 tahun tidak mengalami gangguan pengecapan.Secara deskriptif, gangguan pengecapan memiliki hubungan pada orang yang merokok lebih dari 10
tahun. Secara analitik, hasil uji Fisher’s Exact Test mendapat nilai P=0,137 dimana menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama merokok dengan
terjadinya gangguan pengecapan.
Tabel 6. Hasil Uji Statisik Hubungan Antara Lama Merokok Dengan Terjadinya Gangguan Pengecapan
Lama Merokok Gangguan Pengecapan
n Nilai P
Ya Tidak
5 tahun 15
15
0,137 5-10 tahun
12 12
10 tahun 4
19 23
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7 menunjukkan persentase gangguan pengecapan yang ada berdasarkan jumlah rokok yang dihisap per hari. Berdasarkan tabel terlihat bahwa gangguan pengecapan
terjadi paling banyak pada subjek menghisap lebih dari 20 batang per hari yaitu 3 orang diikuti menghisap rokok antara 11-20 batang per hari yaitu 1 orang. Subjek
yang menghisap 1-10 batang rokok per hari tidak mengalami gangguan pengecapan. Hasil uji statistic Fisher’s Exact Test menunjukkan terdapat hubungan yang
signifikan antara jumlah rokok yang dihisap per hari dengan terjadinya gangguan pengecapan dimana nilai P=0,007 dimana P 0,05.
Tabel 7. Hasil Uji Statistik Hubungan Antara Jumlah Rokok Yang Dihisap Per Hari Dengan Terjadinya Gangguan Pengecapan
Jumlah RokokHari
Gangguan Pengecapan n
Nilai P Ya
Tidak
1-10 batang 22
22
0,007 11-20 batang
1 18
19 20 batang
3 6
9
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Pada penelitian ini ditemukan bahwa jenis rokok yang diminati oleh pegawai non- akademik di Universitas Sumatera Utara adalah rokok putih yaitu sebanyak 70.
Hasil ini hampir sama dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Kang, KZ 2012 yang menemukan 61,2 pegawai menghisap rokok putih dan sebanyak 38,8
menghisap rokok kretek.
37
Rokok kretek lebih enak dibandingkan rokok putih karena terdapat rasa eksotik dan penambahan eugenol yang akan memberikan efek anastetik
tetapi inhalasinya lebih mendalam dan berbahaya. Namun, dalam penelitian ini rokok putih lebih diminati subjek dibandingkan rokok kretek karena rokok putih
mempunyai filter asetat selulosa pada ujung pemegang yang bertujuan untuk menyaring nikotin dan tar sampai batas tertentu.
14
Dalam penelitian ini didapati bahwa kebanyakan pegawai mempunyai kebiasaan merokok lebih dari 10 tahun 46.Hal ini dikarenakan mereka sudah mulai merokok
sejak mereka remaja atau berada di Sekolah Menengah Atas.Selain itu, pegawai non- akademik Universitas Sumatera Utara mayoritas menghisap 1 hingga 10 batang rokok
sehari yaitu sebesar 44. Pada penelitian ini, gangguan pengecapan ditemui pada sebanyak 4 orang 8 dari
50 subjek penelitian. Berdasarkan pemeriksaan rasa yang telah dilakukan, terdapat 3 subjek yang tidak dapat mengidentifikasikan rasa manis dan 1 subjek yang tidak
dapat mengidentifikasikan rasa pahit.Analisis Fisher’s Exact Testyang dilakukan dalam penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara kebiasaan merokok dengan terjadinya gangguan pengecapan.Persentase yang rendah dalam penelitian ini dapat disebabkan oleh jumlah sampel yang terlalu kecil
sehingga tidak cukup untuk menimbulkan hubungan yang signifkan.Hasil dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Vennemann, dkk 2008
yang menemukan bahwa merokok secara umum tidak meningkatkan resiko gangguan pengecapan secara signifikan karena persentase gangguan pengecapan yang ada pada
subjek rendah.
8
Penelitian Krut, dkk 1961 dan Yamauchi, dkk 2002 menemukan
Universitas Sumatera Utara