Pendapatan Masyarakat dari Sektor Pariwisata

5.2. Pendapatan Masyarakat dari Sektor Pariwisata

Pendapatan masyarakat dari sektor pariwisata bersumber dari kegiatan- kegiatan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Dimana pendapatan tersebut merupakan selisih antara penerimaan yang diperoleh masyarakat dari usaha-usaha atau pekerjaan pada sektor pariwisata dengan biaya yang dikorbankan pada usaha- usaha atau pekerjaan pada sektor pariwisata tersebut. Sehingga masyarakat mendapatkan income pendapatan dari usahanya. Adapun usaha atau pekerjaan masyarakat di sektor pariwisataadalah usaha souvenir, travel, money changer,restocaferumah makan, penginapanhotel, sewa pondok, sewa ban, kios, warung internet, parkir, menjadi guide, tukang becak, dan karyawan hotel. Dengan berbagai sarana dan prasarana para wisatawan dimudahkan untuk menikmati sensasi berwisatanya, baik dengan pemandu ataupun tidak. Namun pada umumnya, jasa pemandu guide akan mempermudah lagi bagi wisatawan yang belum memahami pariwisata di desa ini dan ada beberapa kegiatan yang tidak dapat dilakukan wisatawan tanpa pemandu, seperti tracking, tubing, berkunjung melihat orangutan dan untuk wisatawan yang ingin bermalam akan membutuhkan jasa pemandu dalam memilih penginapan yang diinginkan. Fasilitas penginapan yang terdapat di desa pariwisata ini mulai dari yang sederhana dengan harga Rp.100.000 hingga fasilitas yang mewah dapat dijangkau dengan mulai Rp.500.000. Usaha-usaha souvenir yang berkembang menyajikan produk-produk dari keterampilan masyarakat setempat yang megandalkan sumber daya alam yang ada di daerah sekitar seperti tempurung kelapa, kelapa sawit, lidi kelapa sawit, kayu daur ulang, dan juga bambu. Selain itu, jenis-jenis pakaian juga tersedia dengan Universitas Sumatera Utara ciri khas Bukit Lawang seperti motif orangutan. Adapun harga untuk setiap produk berkisar Rp.5.000- Rp.10.000.000. Kegiatan pariwisata tentunya tidak terlepas dari wisata kuliner di setiap daerah wisata. Para wisatawan dapat dengan mudah untuk melakukan wisata kuliner, dikarenakan usaha-usaha seperti restoran, cafe, dan rumah makan telah banyak berkembang. Menu yang tersediapun terdiri dari berbagai variasi mulai dari masakan tradisional hingga masakan luar negeri. Harga untuk wisata kuliner juga bervariasi sesuai dengan selera dan dapat dijangkau yaitu mulai harga Rp.8.000- Rp.500.000. Pada umumnya sasaran usaha travel dan money changer ditujukan untuk wisatawan asing, baik yang akan berkunjung ke dalam desa ataupun ke luar desa. Produk yang dijual pada usaha ini berupa tiket, uang tunai, dan sewa mobil travel. Mobil travel biasanya disewa untuk antar jemput turis dari Bandara Kuala Namu atau sebaliknya dan mengantarkan turis untuk berwisata ke luar daerah. Biaya yang dikenakan untuk antar jemput bandara adalah Rp.600.000mobil, sedangkan untuk biaya berwisata ke luar daerah dikenakan biaya mulai Rp.300.000orang. Besarnya biaya yang dikenakan untuk berwisata ke luar daerah tergantung pada tempat tujuan wisatawan. Rata-rata pendapatan masyarakat dari sektor pariwisata dapat dilihat pada Tabel 5.1. berikut. Tabel 5.1. Rata-Rata Pendapatan Masyarakat dari Sektor Pariwisata di Desa Bukit LawangBulan No. Uraian Jumlah Rp Rata-Rata Rp 1 Total Biaya 158.174.874 3.228.058 2 Total Penerimaan 412.831.375 8.425.130 3 Total Pendapatan 147.464.470 3.009.470 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 2. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1. menunjukkan bahwa besarnya pendapatan rata-rata masyarakat di Desa Bukit Lawang dari sektor pariwisata adalah Rp.3.009.470bulan. Dimana angka tersebut lebih besar dari Upah Minimum Regional UMR Sumatera Utara 2017 yaitu Rp.1.961.354. Keberadaan pariwisata di desa ini tidak hanya berpengaruh pada pendapatan masyarakat, tetapi keberadaan pariwisata ini juga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dimana seiring meningkatnya wisatawan maka pendapatan daerahpun kian meningkat dan juga dengan berkembangnya pariwisata ini maka permintaan akan tenaga kerja cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan luasnya peluang lapangan pekerjaan yang ditimbulkan oleh sektor pariwisata. Dampak yang lebih besar lagi yaitu dengan adanya pariwisata yang membuka lapangan pekerjaan maka tingkat pengangguran yang ada di desa ini semakin rendah. Masyarakat yang tidak memiliki perkerjaan yang tetap dapat memanfaatkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan alternatif seperti, menjadi asisten pemandu ketika dibutuhkan, pengangkat barang wisatawan, berdagang keliling ketika musim libur, dan menyewakan kendaraan pribadi. Meski demikian, pendapatan rata-rata masyarakat yang sebesar Rp. 3.009.470 atau 60,54 lebih besar dari UMR Sumatera Utara dan melihat kondisi pariwisata Desa Bukit Lawang saat ini cukup memprihatinkan. Dikarenakan hal tersebut jauh mengalami penurunan dibandingkan tiga tahun yang lalu. Beberapa faktor yang mempengaruhi kemunduran itu seperti defisiensi sumber daya alam akibat proses alam, defisiensi sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam, semakin berkembangnya pariwisata di daerah lain, dan faktor lainnya. Universitas Sumatera Utara

5.3. Pendapatan Masyarakat dari Sektor Non Pariwisata