Kesimpulan Saran Penelitian Terdahulu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Kegiatan pariwisata yang menjadi penarik wisatawan untuk berwisata ke Desa Bukit Lawang pada umumnya terdiri atas kunjungan ke orangutan, susur sungai, susur goa, tubing, dan arung jeram. Adapun usaha sektor pariwisata yang berkembang adalah usaha souvenir, guide, penginapan, parkir, sewa ban, sewa pondok, travel, becak, karyawan hotel, money changer, kios, dan warung internet warnet. 2. Pendapatan rata-rata masyaraka tdari sektor pariwisata adalah Rp.3.009.470bulan. 3. Pendapatan rata-rata masyarakat dari sektor non pariwisata adalah Rp.2.705.686bulan. 4. Kontribusi pendapatan masyarakat dari sektor pariwisata terhadap total pendapatan keluarga adalah 52,66 .

6.2. Saran

1. Saran yang ditujukan kepada masyarakat Desa Bukit Lawang untuk menjaga kebersihan lingkungan terutama kawasan pariwisata Desa Bukit Lawang agar wisatawan tetap berkunjung dan kepada masyarakat juga disarankan agar mengembangkan keterampilan masyarakat untuk menghasilkan produk- produk khas daerah Bukit Lawang. 2. Saran bagi pemerintah agar lebih memperhatikan potensi-potensi yang ada di Desa Bukit Lawang seperti dengan memberikan modal untuk pengembangan usaha-usaha dan pelatihan bagi masyarakat setempat. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Desa Sebagian besar masyarakat Indonesia hidup pada daerah pedesan yang mana secara stuktural dan administrasi memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan suatu negara, sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani agraris, namun sebenarnya mata pencaharian penduduk sangat dipengaruhi oleh faktor alam yang ada. Berdasarkan mata pencahariannya desa dapat dibedakan menjadi: desa nelayan, desa agraris, desa perkebunan, desa peternakan, desa industri dan lain sebagainya, namun ciri khas dari desa adalah sifat kehomogenan yang ada pada sistem mata pencaharian penduduknya, walaupun ada beberapa yang bermata pencaharian berbeda namun secara nyata hanya satu jenis mata pencaharian yang menonjol dan menjadi ciri khas dari desa tersebut Latare, 2012. Desa memiliki arti sebagai satuan wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan langsung di bawah camat serta berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia RI. Ciri utama desa adalah kepala desanya dipilih oleh masyarakat setempat BPS Langkat, 2016. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah pasal I yang dimaksud dengan desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki Universitas Sumatera Utara kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten. Pendapat lain tentang definisi desa sebagai berikut: 1. Menurut Soetardjo 1984 Kata “desa” sendiri berasal dari bahasa India yakni “swadesi” yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang merujuk pada satu kesatuan hidup dengan satu kesatuan norma, serta memiliki batas yang jelas. 2. Menurut Poerwadarminta 1976 Desa adalah sekelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan, kampong di luar kota dusun atau udik dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan dari kota. 3. Widjaja 2003: “Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa. Dalam Waluyo 2008 suatu daerah dikatakan sebagai desa, karena memiliki beberapa ciri khas yang dapat dibedakan dengan daerah lain di sekitarnya. Berdasarkan pengertian Dirjen Pembangunan Desa Dirjen Bangdes, ciri-cirinya sebagai berikut: 1. Perbandingan lahan dengan manusia man land ratio cukup besar, 2. Lapangan kerja yang dominan adalah sektor pertanian agraris, 3. Hubungan antar warga desa masih sangat akrab, dan 4. Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Sebagai daerah otonom, desa memiliki tiga unsur penting yang satu sama yang lainnya merupakan satu kesatuan. Adapun unsur-unsur tersebut menurut Bintarto 1977, antara lain: 1. Daerah, terdiri dari tanah-tanah produktif dan non produktif serta penggunaannya, lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografi setempat. 2. Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran dan mata pencaharian penduduk. 3. Tata kehidupan, meliputi pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa.

2.1.2. Pariwisata

Pariwisata sebagai fenomena global, telah menjadi suatu kebutuhan dasar yang melibatkan ratusan juta manusia. Sebagai kebutuhan dasar, sudah sepantasnya berwisata menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus dihormati serta dilindungi. Hal inilah yang akhirnya membuat berbagai organisasi internasional seperti PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization WTO, mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi Badan Pusat Statistik, 2016. Salah satu pendekatan pengembangan wisata alternatif adalah desa wisata untuk pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dalam bidang pariwisata. Ramuan utama desa wisata diwujudkan dalam gaya hidup dan kualitas hidup masyarakatnya. Keaslian juga dipengaruhi keadaan ekonomi, fisik dan sosial daerah pedesaan tersebut, misalnya ruang, warisan budaya, kegiatan pertanian, Universitas Sumatera Utara bentangan alam, jasa, pariwisata sejarah dan budaya, serta pengalaman yang unik dan eksotis khas daerah. Hubungan antara desa dan wisata tersebut disatukan oleh masyarakat. Kedua unsur tersebut tentunya akan saling mendukung jika masyarakat mampu menciptakan dan mempertahankan nilai-nilai yang dapat dipublikasikandijual ke masyarakat luas sehingga memberikan keuntungan terhadap masyarakat itu sendiri Sastrayuda, 2010. Pariwisata itu sendiri, secara sederhana sering diartikan sebagai perjalanan untuk bersenang-senang. Namun, secara etimologis kata “pariwisata” berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari tiga suku kata sebagai berikut : • Pari : berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap ingat kata paripurna. • Wis man : berarti rumah properti, kampung, komunitas. • Ata : berarti pergi terus-menerus, mengembara roaming about. Berdasarkan pengertian di atas, “pariwisata” berarti bepergian sepenuhnya meninggalkan rumah, kampung halaman, tempat tinggalnya untuk berkeliling. Istilah pariwisata di Indonesia muncul pada awal tahun 1960 yang merupakan usulan presiden Soekarno kepada Sultan Hamengku Buwono IX selaku Ketua Dewan Tourisme Indonesia DTI. Pengertian atau definisi “pariwisata” berkembang dengan berbagai kesamaan dan perbedaan. Kesamaannya terletak pada keinginan manusia untuk melakukan perjalanan dari tempat tinggalnya ke tempat lain yang didorong oleh rasa ingin tahu untuk merasakan atau mengalami sendiri keindahan suatu objek wisata. Sedangkan, perbedaannya terletak pada pengutamaan bagian tertentu dari definisi tersebut berdasarkan sudut pandang atau kepentingannya.Herman V. Schulalard, seorang ahli ekonomi berkebangsaan Universitas Sumatera Utara Austria memberikan batasan akan pengertian pariwisata sebagai berikut: “Tourism is the sun of operations, mainly of an economic nature, which directly related to the entry, stay and movemet of foreigner inside certain country, city or region”. Menurut pendapatnya, yang dimaksud dengan pariwisata adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan datangnya, menetapnya, dan bergeraknya wisatawan dalam suatu kota, daerah atau negara. Karena batasan ini diberikan oleh seorang ahli ekonomi, maka sifatnya lebih banyak ditekankan pada aspek-aspek ekonomi, tetapi tidak secara tegas menunjukkan aspek-aspek sosiologis, psikologis, seni-budaya maupun aspek geografis kepariwisataan Wibowo, 2008. Rahayu 2006 juga mengutarakan bahwa pariwisata merupakan sesuatu gejala sosial yang sangat kompleks, yang menyangkut manusia seutuhnya dan memiliki berbagai macam aspek yang penting, aspek tersebut diantaranya aspek sosiologi, aspek psikologi, aspek ekonomis, aspek ekologis, dan aspek-aspek lainnya. Diantara sekian banyak aspek tersebut, yang mendapat perhatian paling besar dan hampir satu-satunya aspek yang dianggap penting adalah aspek ekonomisnya. Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Leiper 1990 berpendapat bahwa pariwisata merupakan sumber pendapatan dari beberapa perusahaan, organisasi, atau masyarakat perorangan yang melakukan usaha di sektor pariwisata. Jumlah wisatawan yang banyak merupakan pasar bagi penduduk lokal. Masyarakat secara perorangan juga mendapat penghasilan jika mereka bekerja dan mendapat upah dari pekerjaan tersebut. Universitas Sumatera Utara Pariwisata atau tourism menurut Soekadijo 1995 adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan atau kunjungan wisata. Pariwisata juga diartikan sebagai aktifitas wisata yang diwujudkan dalam berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan yang didukung oleh berbagai fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan pemerintah. Pembangunan dalam sektor pariwisata diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan masyarakat dimana sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang menunjang pembangunan ekonomi masyarakat secara luas. Sehingga yang terjadi saat ini masyarakat yang bersumber pendapatan dari sektor pertanian mulai mengarahkan perhatiannya ke sektor pariwisata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan meningkatkan pendapatan keluarga. Undang-Undang Republik Indonesia No. 91990 dalam Sufika, 2004 berisi beberapa pengertian tentang kepariwisataan, yaitu: 1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati suatu tujuan tersebut. 2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. 3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha terkait dibidanng tersebut. 4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Universitas Sumatera Utara Batasan yang lebih bersifat teknis dikemukakan oleh Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf dalam Yoeti, 1987 dua guru besar Swiss yang terkenal, dimana batasan yang diberikannya berbunyi sebagai berikut: “Kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendalaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendalaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dalam aktifitas sementara itu”. Dalam suatu sistem pariwisata terdapat tiga elemen pendukung yaitu wisatawan sebagai aktor dalam perjalanan wisata, elemen geografis yang terdiri atas treveller generating region, transit route region, dan tourist destination region, serta elemen terakhir yaitu industri pariwisata. Industri pariwisata menurut Leiper 1990 merupakan kumpulan dari usaha-usaha yang mendukung kegiatan pariwisata. Seperti usaha yang bergerak dibidang cenderamata, makanan dan minuman. Sementara itu Thoha 1997 mengindikasikan perkembangan usaha kecil dilihat dari tercapainya lapangan pekerjaan yang luas serta peningkatan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu didapat sintesa bahwa pariwisata selayaknya dapat memicu perkembangan usaha kecil dengan indikasi pelaku UMKM memiliki peningkatan pendapatan seiring dengan perkembangan pariwisata, UMKM disektor pariwisata mampu menyerap tenaga lokal, dan memicu munculnya pengusaha-pengusaha baru. Untuk dapat melihat dampak pariwisata terhadap tingkat pendapatan pelaku usaha maka dibutuhkan analisis mengenai perkembangan pariwisata, perkembangan UMKM sektor pendukung Universitas Sumatera Utara pariwisata serta perkembangan UMKM dan terakhir analisis mengenai tingkat pendapatan pelaku usaha.

2.1.3. Pendapatan

Peranan sektor pariwisata terhadap perekonomian dapat berupa menciptakan atau menambah lapangan dan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar di lingkungan dimana industri itu berdiri seperti dalam usaha akomodasi, restoran, pemandu wisata, seniman, biro perjalanan dan jasa lainnya. Industri pariwisata juga memberikan kontribusi langsung terhadap sektor lain berupa usaha – usaha pembuatan atau perbaikan jalan raya, pelabuhan, bandara, program kebersihan dan kesehatan yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan. Sektor pariwisata memacu dan memberi kontribusi kepada pelaksanaan proyek – proyek pada berbagai sektor di negara – negara berkembang dan maju Pendit, 1994. Pembangunan kepariwisataan menurut UU No. 9 Tahun 2010 tentang Kepariwisataan bertujuan untuk: Meningkatkan pertumbuhan ekonomi; meningkatkan kesejahteraan rakyat; menghapus kemiskinan; mengatasi pengangguran; melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; memajukan kebudayaan; mengangkat citra bangsa; memupuk rasa cinta tanah air; memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan mempererat persahabatan antarbangsa. Pembangunan kepariwisataan Indonesia meliputi industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan kepariwisataan. Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang bekerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih. Sedangkan penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran Badan Pusat Statistik, 2017. Pengangguran berdasarkan sifatnya terbagi atas tiga macam yaitu: 1. Pengangguran TerbukaOpen Unemployment Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah pernah bekerja, atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena tidak mungkin untuk mendapatakan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. 2. Setengah PengangguranUnder Unemployment Setengah pengangguran adalah tenaga kerja yang tidak optimum dilihat dari jam kerja. Dengan kata lain, jam kerjanya dalam satu minggu kurang dari 35 jam. 2. Pengangguran TerselubungDisguessed Unemployment Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang bekerja secara tidak optimum karena kelebihan tenaga kerja. Universitas Sumatera Utara Menurut Sadono Sukrino 2000 pengangguran berdasarkan penyebabnya dibedakan sebagai berikut: 1. Pengangguran Siklis Cyclical Unemployment Merupakan pengangguran yang terjadi akibat gelombang konjungtur,yaitu adanya resesi atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi. 2. Pengangguran Friksional Frictional unemployment Merupakan pengangguran yang timbul akibat perpindahan orang atau sekelompok orang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang berbeda. 3. Pengangguran Teknologi Technology Unemployment Pengangguran seperti ini merupakan pengangguran yang diakibatkan adanya penggunaan alat–alat teknologi yang semakin modern. 4. Pengangguran Musiman Seasonal Unemployment Pengangguran musiman yaitu pengangguran akibat perubahan musim atau kegagalan musim. Misalnya, petani menganggur karena musim paceklik, nelayan menganggur karena musim badai. 5. Pengangguran Struktural Structural Unemployment Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain. Universitas Sumatera Utara 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Teori Pendapatan Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Pendapatan dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income. Menurut Jhon J. Wild dalam Bachtiar, 2003 secara garis besar pendapatan dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu: 1. Pendapatan Menurut Ilmu Ekonomi Menurut ilmu ekonomi, pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Dengan kata lain pendapatan adalah jumlah kenaikan harta kekayaan karena perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang. 2. Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang spesifik dalam pengertian yang lebih mendalam dan lebih terarah. Pada umumnya definisi ini menekankan kepada masalah yang berkenaan dengan pendapatan yang dinyatakan dalam satuan uang. Menurut Gilarso 1992, pendapatan atau sering disebut dengan penghasilan didefinisikan sebagai bentuk balas-karya yang diperoleh sebagai imbalan atau Universitas Sumatera Utara balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Jenis-jenis sumber pendapatan dapat berasal dari: a usaha sendiri wiraswasta, misalnya berdagang, mengerjakan sawah; b bekerja pada orang lain, misalnya bekerja di kantor atau perusahaan sebagai pegawai atau karyawan baik swasta ataupun pemerintah; c hasil dari milik, misalnya mempunyai sawah yang disewakan, punya rumah yang disewakan, punya uang yang dipinjamkan denga bunga tertentu. Pendapatan dapat diterima berupa uang, dapat juga dalam bentuk barang misalnya tunjangan beras, hasil dari sawah atau pekarangan sendiri, atau fasilitas-fasilitas misalnya rumah dinas, pengobatan kesehatan gratis, selain hal tersebut masih dijumpai pendapatan yang berasal dari: uang pensiun bagi mereka yang sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada pemerintah atau instansi lainnya; sumbangan atau hadiah, misalnya sokongan dari saudarafamili, warisan, hadiah tabungan. Pendapatan meliputi upah dan gaji atas jam kerja atau pekerjaan yang telah diselesaikan, upah lembur, semua bonus dan tunjangan, perhitungan waktu-waktu tidak bekerja, bonus yang dibayarkan tidak teratur, penghargaan; dan nilai pembayaran sejenisnya. Terdapat dua komponen, yaitu untuk jam kerja biasa atau untuk pekerjaan yang telah diselesaikan, dan untuk lembur. Semua komponen pendapatan lainnya dikumpulkan secara agregat Badan Pusat Statistik , 2016.

2.2.2. Teori Kontribusi

Kontribusi pendapatan yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan dari penerimaan suatu usaha tertentu dalam hal ini sektor pariwisata terhadap total pendapatan keluarga. Maka Universitas Sumatera Utara dibandingkan antara realisasi penerimaan usahasektor tersebut terhadap total pendapatan keluarga. Rumus yang digunakan untuk menghitung kontribusi menurut Nugroho Budiyuwono dalam Lubis, 2011 adalah sebagai berikut: Pn= �� � �� � x 100 Dimana: P n Qx = kontribusi sektor pariwisata rumah tangga perbulan n Qy =jumlah penerimaan dari sektor pariwisata rumah tangga rupiah perbulan n

2.2.3. Teori Pengangguran

=jumlah penerimaan industri rumah tangga dan usaha laintotal pendapatan keluarga rupiah perbulan. Sadono Sukirno 2008 menjelaskan dua teori tentang penggangguran yaitu: 1. Teori Klasik Menurut teori klasik permintaan tenaga kerja merupakan fungsi dari upah rill. Menurut hukum semakin berkurangnya hasil the law minishing return, produk marginal dari tenaga kerja akan berkurang dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Berdasarkan hukum ini, maka employment tenaga kerja hanya dapat bertambah apabila upah rill menurun. Pada penawaran tenaga kerja juga tergantung pada upah rill. Tenaga kerja tidak akan bertambah makmur, bilamana upah dan harga naik dua kali lipat. Keseimbangan di pasar barang ditentukan oleh upah rill, dimana penawaran tenaga kerja sama dengan permintaan tenaga kerja. Pengangguran terpaksa Universitas Sumatera Utara involuntary unemployment, yaitu suatu kondisi dimana jumlah orang yang bersedia bekerja pada suatu tingkat upah rill yang sedang berlaku lebih besar dari jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan sektor industri pengusaha. Pengangguran terpaksa ini dapat dihilangkan dengan menurunkan upah rill melalui penurunan upah uang, sama halnya dengan kelebihan penawaran pada setiap pasar dapat dihilangkan dengan menurunkan tingkat harga. 1. Teori Keynes Teori Keynes memiliki pemahaman berbeda dari aliran klasik yang tertuang dalam kesimpulan sebagai berikut: 1. Keseimbangan employment dan tingkat pendapatan rill tidak hanya satu, tetapi bisa berbentuk beberapa keseimbangan. 2. Yang menentukan tingkat keseimbangan employment bukanlah persaingan dalam pasar perburuhan, tetapi tingkat pendapatan, dan tingkat pendapatan ini sendiri ditentukan oleh permintaan total barang dan jasa.

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dimuat untuk mendukung penelitian ini baik sebagai referensi ataupun pembanding hasil penelitian. No. Judul Penelitian Rumusan Masalah Metode Penelitian Kesimpulan 1. Siti Deliana Pasaribu: “Analisis kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB Sumatera Utara” -Bagaimana kontribusi sektor pariwisata Prov.SUMUT terhadap PDRB SUMUT serta laju pertumbuhan- nya? -Seberapa Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan matematik model Simon Kuznets dan metode regresi berganda. - Perkembangan laju pertumbuhan sektor pariwisata di SUMUT cukup bervariasi dari tahun ke tahun. Bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor non pertanian, maka laju pertumbuhan sektor non pariwisata lebih besar daripada laju Universitas Sumatera Utara No. Judul Penelitian Rumusan Masalah Metode Penelitian Kesimpulan besar peranan sub sektor pariwisata terhadap sektor pariwisata dan laju pertumbuhann -ya? pertumbuhan untuk sektor pariwisata. Demikian kontribusi yang diberikan sektor ini terhadap PDRB provinsi SUMUT. Hal ini disebabkan karena kondisi keamanan dan stabilitas sosial, ekonomi, maupun politik provinsi SUMUT yang ikut mempengaruhi besar kecilnya jumlah wisatawan yang datang ke SUMUT, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi besar kecilnya PDRB SUMUT. - Potensi pariwisata yang dimiliki provinsi SUMUT cukup besar, sehingga sektor pariwisata dijadikan salah satu sektor penting dalam PDRB SUMUT. Besarnya rata-rata kontribusi sektor pariwisata SUMUT terhadap PDRB SUMUT dari tahun 1986-2000 adalah sebesar 1,743. Meskipun kontribusi yang diberikan sektor ini tidak sebesar kontribusi yang diberikan sektor pertanian dan industri, namun pengaruhnya terhadap PDRB cukup berarti. Dengan kata lain, apabila pendapatan sektor pariwisata mengalami kenaikan, Universitas Sumatera Utara No. Judul Penelitian Rumusan Masalah Metode Penelitian Kesimpulan maka pendapatan PDRB SUMUT juga akan mengalami kenaikan dan sebaliknya apabila pendapatan sektor pariwisata mengalami penurunan, maka pendapatan PDRB SUMUT juga akan mengalami penurunan. 2. Agus Siahaan: “Kontribusi Sektor Wisata Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Lumban Silintong Kecamatan Balige Kabupaten Samosir” Bagaimanakah kontribusi sektor wisata terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Lumban Silintong Kecamatan Balige Kabupaten Samosir? Teknik Deskriptif Kualitatif, yaitu dengan penyebaran angket. Dari kegiatan ekonomi sektor pariwisata ternyata memberikan kontribusi yang positif terhadap penghasilan mereka. Sehingga dari penghasilan yang didapat sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Disamping itu pendapatan dari membuka usaha pariwisata cukup mampu untuk mendukung keberlangsungan akademik anak. Hal ini dapat dilihat dengan mayoritas jumlah anak yang masih sekolah lebih dari 2 orang dapat disekolahkan, prestasi anak baik, serta anak- anak mereka juga mengikuti les tambahan diluar jam sekolah. Kebutuhan tempat tinggal mereka dapat dikatakan sudah layak terbuat dari bahan semi permanen, sistem Universitas Sumatera Utara No. Judul Penelitian Rumusan Masalah Metode Penelitian Kesimpulan ventilasi yang baik, sudah memiliki MCK Mandi, Cuci, Kakus, serta memiliki sumber penerangan listrik. Selain itu melalui pendapatan mereka tingkat kesehatan masyarakat juga dapat di jaga, hal ini dapat dilihat mayoritas masyarakat mampu berobat ke puskesmas dengan menggunakan biaya sendiri. Melalui pendapatan dari sektor pariwisata juga sebagian besar masyarakat mampu membeli kebutuhan tersier seperti roda dua. Disamping memberikan keuntungan bagi pelaku pariwisata, sektor wisata juga memberikan keun- tungan bagi masyarakat sekitar seperti ibu-ibu mempunyai kerja sam- pingan. 3. Herlando Manurung: “Kontribusi Pengembangan Objek Wisata Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Dalam Pengembangan Wilayah Di - Bagaimana kontribusi pengembang- an objek wisata pedesaan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Simalungun? - Bagaimana kontribusi Metode analisis deskriptif - Pengembangan objek wisata pedesaan memberi kotribusi terhadap kesejahteraan masyarakat, hal ini disebabkan masyarakat memperoleh pendapatan atas peluang pekerjaan pembangunan hotel, losmen dan restoran serta membuka usaha dengan berdagang makanan, minuman, Universitas Sumatera Utara No. Judul Penelitian Rumusan Masalah Metode Penelitian Kesimpulan Kabupaten Simalungun” pengembang- an objek Wisata pedesaan terhadap pengembang- an wilayah Kabupaten Simalungun? souvenir hingga mampu menopang kehidupan masyarakat itu sendiri. - Pengembangan objek wisata pedesaan memberi kontribusi terhadap pengembangan wilayah, dalam konteks penelitian ini Pendapatan Asli Daerah Simalungun, disebabkan meningkatnya kontribusi sektor perdagangan, hotel, restoran, dan jasa-jasa. 4. Asnirawati: “Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada PemkabPemko Di Sumatera Utara” Seberapa besar kontribusi penerimaan retribusi daerah terhadap pendapatan asli Daerah pada pemerintah kabupaten kota di Sumatera Utara? Regresi sederhana dengan uji asumsi klasik - Rata-rata retribusi daerah dari 17 pemerintah kabupatenpemerintah kota Sumatera Utara terhadap PAD untuk tahun 2004 sebesar 37,45, tahun 2005 sebesar 31,47, tahun 2006 sebesar 26,2. Dan persentase kontribusi daerah terhadap PAD di SUMUT selama periode 3 tahun sebesar 31,7. Berdasarkan hal tersebut, bahwa belum optimalnya penerimaan retribusi daerah di SUMUT sepanjang tahu 2004- 2006. Dasar untuk menyatakan optimal jika nilai rata-rata kontribusi retribusi Universitas Sumatera Utara No. Judul Penelitian Rumusan Masalah Metode Penelitian Kesimpulan daerah di atas 50. 5. Riva H. Rokhmah: “Distribusi Spasial dan Kontribusi Obyek Wisata pada Pendapatan Rumah Tangga Di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang” Seberapa besar kontrib usi obyek wisata pada pendapatan rumah tangga di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang? Analisis kuantitatif dengan metode analisis pendapatan - Kontribusi obyek wisata pada pendapat- an rumah tangga di Desa Nyatnyono sebesar 6,75, Lerep 4,98 dan Keji 13,49 dengan pendapatan pokok rata- rata Rp.1.524.000 per bulan, pendapatan keluarga rata-rata Rp.2.190.000 per bulan, pengeluaran perbulan rata-rata Rp. 1.545.000 per bulan.

2.4. Kerangka Pemikiran