Sebagai daerah otonom, desa memiliki tiga unsur penting yang satu sama yang lainnya merupakan satu kesatuan. Adapun unsur-unsur tersebut menurut
Bintarto 1977, antara lain: 1.
Daerah, terdiri dari tanah-tanah produktif dan non produktif serta penggunaannya, lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografi
setempat. 2.
Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran dan mata pencaharian penduduk.
3. Tata kehidupan, meliputi pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan
warga desa.
2.1.2. Pariwisata
Pariwisata sebagai fenomena global, telah menjadi suatu kebutuhan dasar yang melibatkan ratusan juta manusia. Sebagai kebutuhan dasar, sudah
sepantasnya berwisata menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus dihormati serta dilindungi. Hal inilah yang akhirnya membuat berbagai organisasi
internasional seperti PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization WTO, mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi Badan Pusat Statistik, 2016.
Salah satu pendekatan pengembangan wisata alternatif adalah desa wisata untuk pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dalam bidang pariwisata.
Ramuan utama desa wisata diwujudkan dalam gaya hidup dan kualitas hidup masyarakatnya. Keaslian juga dipengaruhi keadaan ekonomi, fisik dan sosial
daerah pedesaan tersebut, misalnya ruang, warisan budaya, kegiatan pertanian,
Universitas Sumatera Utara
bentangan alam, jasa, pariwisata sejarah dan budaya, serta pengalaman yang unik dan eksotis khas daerah. Hubungan antara desa dan wisata tersebut disatukan oleh
masyarakat. Kedua unsur tersebut tentunya akan saling mendukung jika masyarakat mampu menciptakan dan mempertahankan nilai-nilai yang dapat
dipublikasikandijual ke masyarakat luas sehingga memberikan keuntungan terhadap masyarakat itu sendiri Sastrayuda, 2010.
Pariwisata itu sendiri, secara sederhana sering diartikan sebagai perjalanan untuk bersenang-senang. Namun, secara etimologis kata “pariwisata” berasal dari
bahasa Sanskerta yang terdiri dari tiga suku kata sebagai berikut : •
Pari : berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap ingat kata
paripurna.
•
Wis man : berarti rumah properti, kampung, komunitas.
•
Ata : berarti pergi terus-menerus, mengembara roaming about.
Berdasarkan pengertian di atas, “pariwisata” berarti bepergian sepenuhnya meninggalkan rumah, kampung halaman, tempat tinggalnya untuk berkeliling.
Istilah pariwisata di Indonesia muncul pada awal tahun 1960 yang merupakan usulan presiden Soekarno kepada Sultan Hamengku Buwono IX selaku Ketua
Dewan Tourisme Indonesia DTI. Pengertian atau definisi “pariwisata” berkembang dengan berbagai kesamaan dan perbedaan. Kesamaannya terletak
pada keinginan manusia untuk melakukan perjalanan dari tempat tinggalnya ke tempat lain yang didorong oleh rasa ingin tahu untuk merasakan atau mengalami
sendiri keindahan suatu objek wisata. Sedangkan, perbedaannya terletak pada pengutamaan bagian tertentu dari definisi tersebut berdasarkan sudut pandang
atau kepentingannya.Herman V. Schulalard, seorang ahli ekonomi berkebangsaan
Universitas Sumatera Utara
Austria memberikan batasan akan pengertian pariwisata sebagai berikut: “Tourism is the sun of operations, mainly of an economic nature, which directly
related to the entry, stay and movemet of foreigner inside certain country, city or region”. Menurut pendapatnya, yang dimaksud dengan pariwisata adalah
sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan datangnya, menetapnya, dan
bergeraknya wisatawan dalam suatu kota, daerah atau negara. Karena batasan ini diberikan oleh seorang ahli ekonomi, maka sifatnya lebih banyak ditekankan pada
aspek-aspek ekonomi, tetapi tidak secara tegas menunjukkan aspek-aspek sosiologis, psikologis, seni-budaya maupun aspek geografis kepariwisataan
Wibowo, 2008. Rahayu 2006 juga mengutarakan bahwa pariwisata merupakan sesuatu
gejala sosial yang sangat kompleks, yang menyangkut manusia seutuhnya dan memiliki berbagai macam aspek yang penting, aspek tersebut diantaranya aspek
sosiologi, aspek psikologi, aspek ekonomis, aspek ekologis, dan aspek-aspek lainnya. Diantara sekian banyak aspek tersebut, yang mendapat perhatian paling
besar dan hampir satu-satunya aspek yang dianggap penting adalah aspek ekonomisnya.
Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Leiper 1990 berpendapat bahwa pariwisata merupakan sumber pendapatan dari beberapa perusahaan, organisasi,
atau masyarakat perorangan yang melakukan usaha di sektor pariwisata. Jumlah wisatawan yang banyak merupakan pasar bagi penduduk lokal. Masyarakat secara
perorangan juga mendapat penghasilan jika mereka bekerja dan mendapat upah dari pekerjaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pariwisata atau tourism menurut Soekadijo 1995 adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan atau kunjungan wisata.
Pariwisata juga diartikan sebagai aktifitas wisata yang diwujudkan dalam berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan yang didukung oleh berbagai
fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan pemerintah. Pembangunan dalam sektor pariwisata diarahkan pada upaya
peningkatan pendapatan masyarakat dimana sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang menunjang pembangunan ekonomi masyarakat secara
luas. Sehingga yang terjadi saat ini masyarakat yang bersumber pendapatan dari sektor pertanian mulai mengarahkan perhatiannya ke sektor pariwisata untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan meningkatkan pendapatan keluarga.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 91990 dalam Sufika, 2004 berisi beberapa pengertian tentang kepariwisataan, yaitu:
1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati suatu tujuan tersebut.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha terkait dibidanng tersebut.
4. Kepariwisataan
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.
Universitas Sumatera Utara
Batasan yang lebih bersifat teknis dikemukakan oleh Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf dalam Yoeti, 1987 dua guru besar Swiss yang terkenal, dimana
batasan yang diberikannya berbunyi sebagai berikut: “Kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan
pendalaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendalaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dalam
aktifitas sementara itu”. Dalam suatu sistem pariwisata terdapat tiga elemen pendukung yaitu
wisatawan sebagai aktor dalam perjalanan wisata, elemen geografis yang terdiri atas treveller generating region, transit route region, dan tourist destination
region, serta elemen terakhir yaitu industri pariwisata. Industri pariwisata menurut Leiper 1990 merupakan kumpulan dari usaha-usaha yang mendukung kegiatan
pariwisata. Seperti usaha yang bergerak dibidang cenderamata, makanan dan minuman.
Sementara itu Thoha 1997 mengindikasikan perkembangan usaha kecil dilihat dari tercapainya lapangan pekerjaan yang luas serta peningkatan
pendapatan masyarakat. Oleh karena itu didapat sintesa bahwa pariwisata selayaknya dapat memicu perkembangan usaha kecil dengan indikasi pelaku
UMKM memiliki peningkatan pendapatan seiring dengan perkembangan pariwisata, UMKM disektor pariwisata mampu menyerap tenaga lokal, dan
memicu munculnya pengusaha-pengusaha baru. Untuk dapat melihat dampak pariwisata terhadap tingkat pendapatan pelaku usaha maka dibutuhkan analisis
mengenai perkembangan pariwisata, perkembangan UMKM sektor pendukung
Universitas Sumatera Utara
pariwisata serta perkembangan UMKM dan terakhir analisis mengenai tingkat pendapatan pelaku usaha.
2.1.3. Pendapatan