Parameter Kimia Abiotik Lingkungan

badan air. Suhu juga sangat berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu yang baik bagi pertumbuhannya. Parameter fisika yang lain adalah kecepatan arus yang diukur berada pada kisaran 0,4-1,1 mdetik. terendah pada stasiun 1 dan tertinggi pada stasiun 4. Perbedaan ini dapat disebabkan kondisi fisik sungai yang berbeda. Menurut Barus 2004, arus berfungsi dalam pengangkutan energi panas dan substansi yang terdapat di dalam air. Intensitas cahaya merupakan salah satu yang mempengaruhi penyebaran ikan, intensitas cahaya yang diukur berada pada kisaran 340-420 Candela. Intensitas cahaya yang tertinggi terdapat pada stasiun 3 sedangkan yang terendah pada stasiun 1. Intensitas cahaya sangat mempengaruhi fitoplankton dan perifiton dalam suatu perairan. Menurut Nugroho 2006, sebagian besar perifiton berperan sebagai produsen yang dapat melakukan aktivitas fotosintesis. Fotosintesis dapat berlangsung dengan baik jika intensitas cahaya yang diterima perifiton cukup banyak. Oleh karena itu cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan produktivitas suatu perairan. Fitoplankton dan perifiton sebagian adalah makanan alami ikan. Penetrasi cahaya memiliki peranan yang penting juga bagi ikan. Penetrasi cahaya yang diukur di setiap stasiun berada pada kisaran 32-45 cm. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun 1 sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 4. Kecerahan yang berbeda ini dapat disebabkan karena pada stasiun 4 merupakan daerah perkebunan yang memuat limbah buangan yang dikeluarkan oleh pabrik kelapa sawit PTPN 4 ke perairan tersebut. Menurut Sunu 2001, kondisi air keruh yang diakibatkan oleh padatan tersuspensi akan mempengaruhi kualitas air karena akan mengurangi kemampuan penetrasi cahaya.

4.2.2 Parameter Kimia

Tabel 6 menunjukkan nilai rata-rata parameter kimia di setiap stasiun. Nilai oksigen terlarut DO di setiap stasiun berada pada kisaran 6,8-7,2 mgL. Nilai ini ideal untuk pertumbuhan ikan. Menurut Agusnar 2007 konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan-ikan dan binatang air Universitas Sumatera Utara lainnya yang membutuhkan oksigen akan mati. Derajat keasaman pH air merupakan tingkat konsentrasi ion hidrogen yang ada dalam perairan. Hasil pengukuran pH yaitu 6,3-7,2. Menurut Sunu 2001, air dapat bersifat asam atau basa tergantung pada besar kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion hidrogen di dalam air. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH antara 6,5-7,5. Untuk air minum sebaiknya memiliki pH antara 6,5-8,5. Air yang mempunyai pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa. Nilai BOD merupakan salah satu indikator pencemaran dalam suatu perairan. Nilai BOD pada setiap stasiun berada pada kisaran 2,5-3,3 mgL. Menurut Sukadi 1999, pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pancemaran akibat air limbah dan untuk merancang sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar. Nilai BOD menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikro pada waktu melakukan penguraian hampir semua bahan organik yang terlarut dan sebagian yang terlarut. Dalam penguraian bahan organik, apabila tersedia oksigen terlarut dalam jumlah yang cukup, maka proses penguraian akan berlangsung dalam suasana aerobik sampai semua bahan organik terkonsumsi. Nitrat memiliki peranan yang cukup penting juga bagi kehidupan ikan. Nitrat yang diukur di setiap stasiun berada pada kisaran 0,18-0,233 mgL. Nilai nitrat tertinggi terdapat pada stasiun 1 hal ini dapat disebabkan karena stasiun ini dekat dengan area pertanian sehingga sisa pembuangan pupuk pertanian terbawa oleh arus sungai dan dinetralisir oleh hujan. Menurut Chu 1943 dalam Herawati 2008, alga khususnya fitoplankton dapat tumbuh optimal pada kandungan nitrat sebesar 0,009-3,5 mgL. Posfat yang diukur di setiap stasiun memiliki kisaran 0,007-0,14 mgL. Menurut Joshimura 1975 dalam Herawati 2008, fosfor biasanya muncul dengan konsentrasi yang sedikit di dalam perairan alami karena besarnya mobilitas, meskipun konsentrasi fosfat total pada perairan alami berkisar antara 0,01-200 mgL. Universitas Sumatera Utara

4.3 Nilai Analisis Korelasi Pearson