25
3.8.2 Pembuatan suspensi furosemid
Satu tablet yang mengandung 40 mg furosemid digerus dan ditambahkan larutan Na-CMC 0,5 sedikit demi sedikit sambil digerus dan diencerkan dengan
sedikit air. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, volumenya dicukupkan dengan akuades hingga 10 ml.
3.9 Penyiapan Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan dengan berat 150 - 200 g. Sebelum pengujian dikondisikan terlebih dahulu
selama satu minggu dengan kondisi lingkungan, makanan, dan minuman yang sama. Setelah satu minggu, dipilih tikus yang sehat ditandai dengan berat badan
yang stabil atau meningkat.
3.10 Pengujian Efek Diuretik Pecut Kuda
Hewan yang digunakan sebanyak 25 ekor tikus putih jantan yang setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Tikus dipuasakan tidak diberi makan selama ±
12 jam dengan tetap diberi minum, kemudian bobot tikus ditimbang. Tikus diberikan NaCl 0,9 secara oral dengan dosis 20 mlkg bb. Masing-masing tikus
diberi perlakuan yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol diberikan Na-CMC 0,5, kelompok pembanding diberikan furosemid 10 mgkg
bb, dan pemberian bahan obat ekstrak n-heksan pecut kuda dosis 100, 150, 200 mgkg bb. Tikus diletakkan di dalam kandang metabolik yang telah dimodifikasi.
Volume urin yang diekskresikan dicatat setiap jam dan akumulasinya selama 5 jam sebagai urin total, diukur pH urin serta ditentukan kadar elektrolit natrium dan
kalium dalam urin Parmar dan Prakash, 2006.
Universitas Sumatera Utara
26
3.11 Pembuatan Kurva Kalibrasi Kalium
Larutan baku kalium konsentrasi 1000 μgml dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda
dengan akuabides konsentrasi 10 μgml. Larutan untuk kurva kalibrasi kalium dibuat dengan memipet 10; 20; 30;
40; 50 ml dari larutan baku 10 μgml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu
tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides larutan ini mengandung 2,0; 4,0; 6,0; 8,0; 10,0
μgml dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 766,5 nm dengan nyala udara-asetilen.
3.12 Pembuatan Kurva Kalibrasi Natrium
Larutan baku natrium konsentrasi 1000 μgml dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda
dengan akuabides konsentrasi 10 μgml. Larutan induk baku II dibuat dengan memipet larutan 10 μgml sebanyak 25 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur
100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides konsentrasi 2,5 μgml.
Larutan untuk kurva kalibrasi natrium dibuat dengan memipet 20; 40; 60; 80; 100
ml dari larutan baku 2,5 μgml LIB, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides
larutan ini mengandung 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0 μgml dan diukur absorbansinya
pada panjang gelombang 589,0 nm dengan nyala udara asetilen.
Universitas Sumatera Utara
27
3.13 Penentuan Kadar Natrium dan Kalium dengan Spektrofotometer
Serapan Atom
Sebanyak 1 ml urin dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml kemudian dicukupkan dengan akuades sampai 50 ml. Dipindahkan ke dalam erlemeyer dan
ditambahkan 5 ml HNO
3
pekat dan beberapa batu didih. Didihkan secara perlahan-lahan kemudian diuapkan dengan hotplate hingga volume urin total
tinggal 20 ml, saring. Filtrat dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dicukupkan dengan akuades sampai garis tanda. Faktor pengenceran untuk
penentuan kadar natrium pada urin adalah 5 kali, faktor pengenceran untuk penentuan kadar kalium urin adalah 2,5 kali. Selanjutnya diukur menggunakan
alat SSA SNI, 2004. 3.14 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan metode analisis variansi ANAVA dengan tingkat kepercayaan 95 dan dilanjutkan dengan uji Tukey untuk melihat
perbedaan nyata antar perlakuan. Analisis Statistik ini menggunakan program SPSS 17.0.
Universitas Sumatera Utara
28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Tumbuhan yang digunakan telah diidentifikasi di Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia LIPI – Bogor menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalah
pecut kuda Stachytarpheta jamaicencis L. Vahl. Suku Verbenaceae. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia Pecut Kuda
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia pecut kuda menunjukkan simplisia berwarna hijau, tekstur rapuh, aroma yang khas, rasa sepat, sifatnya
dingin dan pahit. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia
memperlihatkan adanya rambut biasa, rambut kelenjar, epidermis, serabut sklerenkim, pembuluh kayu dengan penebalan jala, jaringan gabus dan fragmen
mesofil. Menurut Ditjend POM 2000, karakterisasi simplisia dan ekstrak
merupakan standarisasi mutu simplisia dan ekstrak terhadap persyaratan sebagai bahan obat dan menjadi penetapan nilai untuk berbagai parameter produk. Hasil
pemeriksaan karakteristik dari serbuk simplisia pecut kuda dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara