BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: a. Nilai kepadatan dan frekuensi kehadiran lobster air tawar Cherax
quadricarinatus yang paling tinggi terdapat pada stasiun II yaitu pada daerah
keramba. Pola pertumbuhan allometrik positif + terdapat pada stasiun I dan III sedangkan pola pertumbuhan allometrik negatif - terdapat pada stasiun II.
b. BOD
5
dasar berkorelasi sangat kuat dan pH berkorelasi kuat terhadap kepadatan Cherax quadricarinatus di perairan Danau Toba, Desa Marlumba.
5.2 Saran
Saran untuk penelitian ini adalah perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai reproduksi dan pembudidayaan lobster air tawar tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Danau Toba
Danau Toba merupakan danau vulkanik dengan panjang sekitar 100 km dan lebar 30 km yang terletak pada beberapa kabupaten dalam Propinsi Sumatera Utara.
Pada pemekaran wilayah kabupaten beberapa tahun lalu, Pulau Samosir dan perairan Danau Toba di sekitarnya adalah termasuk dalam Kabupaten Samosir
yang beribukota di Pangururan. Pulau Samosir, sebagai pulau vulkanik demikian juga dataran tinggi lainnya yang mengelilingi Danau Toba merupakan daerah
perbukitan yang terjal. Pembentukan Danau Toba diperkirakan terjadi saat ledakan vulkanis sekitar 73.000
– 75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervulkano gunung berapi super yang paling baru. Sebagian perairan Danau
Toba di sebelah utaranya termasuk kedalam wilayah Kabupaten Simalungun dengan kota di tepi danaunya adalah Haranggaol dan Parapat. Sebelah barat laut
Danau Toba termasuk wilayah Kabupaten Tanah Karo dengan kota di tepi danau adalah Tongging. Sedangkan di sebelah barat Danau Toba adalah wilayah
Kabupaten Dairi dengan kota di tepi danau adalah Silalahi. Sementara itu disebelah timur danau adalah wilayah Kabupaten Tobamas dengan kota-kota di
tepi Danau Toba adalah Ajibata dan Balige. Sedangkan Kabupaten Samosir meliputi wilayah seluruh Pulau Samosir dan perairan sekitar pantainya dengan
kota-kota di tepi danaunya adalah: Pangururan, Tomok, Ambarita, Simanindo dan Nainggolan dan banyak desa di sepanjang tepi danau dan di perbukitan Pulau
Samosir Parlindungan, 2012. Danau Toba merupakan sumberdaya alam akuatik yang mempunyai nilai
yang sangat penting ditinjau dari fungsi ekologi serta fungsi ekonomis. Pemanfaatan danau memberikan imbas terhadap penurunan kualitas air akibat
berbagai aktivitas masyarakat di mana Danau Toba juga digunakan sebagai tempat membuang berbagai jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian
di sekitar Danau Toba, limbah domestik dari pemukiman dan perhotelan, limbah nurtrisi dari sisa pakan ikan yang tidak habis dikonsumsi oleh ikan yang
Universitas Sumatera Utara
dibudidayakan dalam keramba jaring apung, limbah pariwisata dan limbah transportasi air. Berbagai penelitian di Danau Toba memberikan indikasi telah
terjadi penurunan kualitas air dilokasi-lokasi yang terkena dampak kegiatan masyarakat Barus, 2007.
Demikian banyaknya aktivitas yang terjadi di sekitar wilayah danau, termasuk banyaknya transportasi air dan kapal-kapal penumpang yang beroperasi
di wilayah perairan danau, maka tentu kualitas air danau akan mengalami perubahan. Akibat berbagai kegiatan yang terjadi di sekitar wilayah Danau Toba,
maka perairan danau akan menerima suatu dampak lingkungan yang mempengaruhi kehidupan manusia di sekitarnya dan kehidupan organisme
akuatik yang ada dalam badan air danau. Kehidupan akuatik yang dipengaruhi sangat komplek yaitu terhadap rantai makanan food chain dan jaring makanan
foodweb dalam ekosistem perairan Parlindungan, 2012. Zat-zat yang terlarut dalam suatu perairan dapat berupa partikel-
partikel,sedimen dan materi organik. Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut di dalam air maka air akan semakin keruh, sehingga produktivitas primer menurun.
Faktor ini dapat menyebabkan pertumbuhan fitoplankton menurun dan juga meningkat. Meningkatnya pertumbuhan fitoplankton maka nutrisi yang
dibutuhkan organisme akuatik akan terpenuhi dan nilai produktivitas primer juga meningkat, sebaliknya jika pertumbuhan fitoplankton menurun yang disebabkan
oleh limbah buangan baik itu dari aktivitas manusia seperti limbah yang berasal dari hotel, transportasi, sisa pakan maka nilai produktivitas primer juga menurun.
Hal ini juga mengakibatkan kualitas air menurun Yazwar, 2008. Berbagai penelitian di Danau Toba memberikan indikasi telah terjadi
penurunan kualitas air di lokasi-lokasi yang terkena dampak kegiatan masyarakat. Hasil analisis laboratorium terhadap sampel air danau yang diambil pada waktu
terjadinya kematian massal ikan mas di perairan Haranggaol Danau Toba pada bulan November 2004 menunjukkan bahwa nilai kelarutan oksigen DO telah
turun pada nilai yang sangat rendah yaitu sebesar 2,95 mgl, hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan oksigen sudah sangat terbatas. Selanjutnya nilai BOD
Biochemical Oxygen Demand sebesar 14 mgl memberikan indikasi tingginya bahan organik di dalam air. Bahan organik tersebut kemungkinan berasal dari sisa
Universitas Sumatera Utara
pakan yang tidak habis dikonsumsi oleh ikan budidaya. Demikian juga konsentrasi zat-zat nutrisi seperti nitrogen dan fosfor telah jauh melebihi ambang
batas yang ditetapkan Barus, 2007.
2.2 Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus