BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama bulan Februari 2016 di daerah perairan Danau Toba, Desa Marlumba, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir,
Sumatera Utara dan Laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan PSDAL Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan penentuan titik lokasi pengambilan sampel menggunakan metode “Purpose Sampling” yaitu dengan menentukan 3 stasiun
pengambilan sampel. Masing-masing stasiun ditentukan berdasarkan aktivitas yang terdapat di danau tersebut.
3.3 Deskripsi Area 3.3.1 Stasiun I
Daerah ini merupakan daerah bebas aktivitas yang terletak pada titik koordinat N;02
44
’
24,04
”
E; 98 46
’
56,80
”
.
Gambar 3. Stasiun I Daerah Bebas Aktivitas
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Stasiun II
Daerah ini merupakan daerah keramba yang terletak pada titik koordinat N; 02
42
’
35,77
”
E; 98 48
’
41,58
”
.
Gambar 4. Stasiun II Daerah Keramba
3.3.3 Stasiun III
Daerah ini merupakan daerah pemukiman yang terletak pada titik koordinat N; 02
43
’
49,62
”
E; 98 47
’
47,75
”
.
Gambar 5. Stasiun III Daerah Pemukiman
Universitas Sumatera Utara
3.4 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan untuk membantu penelitian bubu, toples, pH meter, termometer, spidol, kertas milimeter, Erlenmeyer 150 ml, pipet tetes, spit 3
ml, spit 5 ml, botol Winkler, lamnot, ekman grap, termometer, timbangan digital, kaca pembesar, kalkulator, GPS Global Positioning System, alat tulis, penggaris
besi, Camera Digital, tool box, cool box. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tisu gulung, lakban, plastik ukuran 1 kg, alkohol 70,
MnSO
4
, KOH-KI, H
2
SO
4
, Na
2
S
2
O
3
0,0125N dan amilum.
3.5 Pengukuran Biologi Lobster dan Fisik-Kimia Perairan 3.5.1 Pengambilan Sampel Lobster
Pengambilan sampel lobster dilakukan menggunakan jaring bubu yang luasnya 57,336 m
2
. Sampel lobster diambil dari 3 stasiun. Masing-masing stasiun dibagi menjadi 3 plot. Setiap plot diletakkan bubu masing-masing 5 buah. Umpan
yang digunakan dalam penangkapan lobster adalah potongan kelapa yang telah dibakar. Pengambilan sampel lobster ini dilakukan selama 2 hari yaitu, hari
pertama pemasangan jaring bubu dilakukan pada mulai pukul 09.00 WIB dan diambil kembali pada hari berikutnya pada mulai pukul 09.00 WIB hingga selesai.
Sampel lobster yang diperoleh dimasukkan kedalam toples yang telah disediakan, diawetkan dengan alkohol 70 dan dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi.
Gambar 6 . Jaring Bubu
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Hubungan Panjang-Bobot
Sampel lobster yang telah diperoleh, diukur panjangnya dengan menggunakan penggaris dan bobotnya dengan menggunakan timbangan digital.
Dicatat hasil pengukuran setiap individu sampel.
3.5.3 Rasio Kelamin
Jenis kelamin masing-masing lobster dilihat dari ciri-ciri morfologinya dengan menggunakan kaca pembesar. Pada jantan mempunyai warna merah pada
ujung capitnya, sedangkan betina tidak. Alat kelamin jantan bentuknya lancip dan
menonjol keluar, sedangkan betina menyerupai bulatan dan menjorok ke dalam.
Gambar 7. Ciri kelamin jantan kiri dan betina kanan
3.5.4 Suhu ˚C
Suhu temperatur diukur dengan menggunakan termometer air raksa berskala 0-100
C yang dimasukkan pada perairan kira-kira 3 menit atau sampai penunjuk pada skala konstan. Diamati dan dibaca berapa suhu yang tertera pada
termometer.
Universitas Sumatera Utara
3.5.5 pH Potential of Hydrogen
Pengukuran pH menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi, kemudian dimasukkan pH meter ke dalam air lalu dibaca skala yang tertera pada pH meter
tersebut. Sedangkan pH substrat diukur menggunakan pH meter tanah, dimasukkan pH meter tanah ke dalam substrat yang telah diambil dari dasar
perairan dan dibaca skala yang tertera pada pH meter tersebut.
3.5.6 DO Dissolved Oxygen
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan menggunakan metode Winkler, yaitu diambil sampel air dengan menggunakan botol winkler, kemudian
ditambahkan masing-masing 1 ml MnSO
4
dan KOH-KI kedalam botol tersebut dan dihomogenkan. Didiamkan sebentar hingga terbentuk endapan putihcoklat,
kemudian ditambahkan 1 ml H
2
SO
4
, dihomogenkan dan didiamkan hingga terbentuk endapan coklat. Sampel yang tidak mengendap diambil 100 ml dan
dimasukkan kedalam erlenmeyer lalu dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0,0125 N hingga berwarna kuning pucat, lalu diberikan amilum sebanyak 2-3 tetes dan
dihomogenkan hingga terbentuk larutan biru. Kemudian dititrasi menggunakan Na
2
S
2
O
3
0,0125 N hingga berwarna biru tepat hilang. Banyaknya kadar Na
2
S
2
O
3
yang dipakai menunjukkan kadar oksigen terlarut. Kandungan oksigen di dasar perairan, diambil sampel air ketinggian 1
meter diatas substrat perairan dengan menggunakan lamnot. Pengukuran kandungan oksigen menggunakan metode winkler.
3.5.7 BOD
5
atau Biochemical Oxygen Demand mgl
Pengukuran BOD
5
dilakukan dengan metode Winkler. Sampel air yang diambil dari dalam perairan diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20
o
C. Diukur nilainya dengan menggunakan metode winkler dimana nilai BOD
5
diperoleh dari pengurangan DO awal
– DO akhir.
3.5.8 Jenis dan Kandungan Organik Substrat
Substrat diambil dari dasar perairan sebanyak 500 gr dengan menggunakan Ekman Grap
, dimasukkan kedalam plastik. Kemudian dibawa ke Laboratorium
Universitas Sumatera Utara
Tanah Jurusan Pertanian Universitas Sumatera Utara untuk dianalisis jenis dan kandungan organik substratnya.
Secara keseluruhan pengukuran faktor fisik-kimia perairan beserta satuan dan alat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Satuan yang digunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik-Kimia
Perairan
No Parameter Fisik-Kimia
Satuan Alat
Tempat Pengukuran
1 Suhu
°C Termometer
In situ 2
pH air -
pH meter In situ
3 DO
Mgl Metoda Winkler
In situ 4
BOD
5
Mgl Metode Winkler dan
Inkubasi Laboratorium
5 Jenis dan kandungan
organik substrat -
Ekman Grap Laboratorium
3.6 Analisis Hasil dan Pengolahan Data 3.6.1 Kepadatan Lobster