Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pedagang di Sekitar Jalan Lintas Sumatera

50

BAB V TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA

5.1. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pedagang di Sekitar Jalan Lintas Sumatera

Sebagian besar penduduk Pahae Jae yang tersebar di 12 desa dan 1 Kelurahan merupakan petani, baik sawah maupun ladang dan merupakan pedagang. Pedagang umumnya berjualan di satu-satunya pasar di Kecamatan Pahae Jae yakni di pasar Sarulla dan di sepanjang Jalan Lintas Sumatera membuka usaha Rumah makan, kedai, toko serta usaha jasa lainnya. Berdasarkan judul penelitian maka dalam melakukan penelitian, penulis memilih responden yaitu para pedagang yang berlokasi di sepanjang Jalan Lintas Sumatera Kecamatan Pahae Jae yang telah dipilih secara acak. Jenis usaha responden adalah rumah makan, pedagang eceran, pedagang buah musiman, jasa bengkel dan door smer, dengan rata-rata penghasilan per bulan dari 1 juta sampai 3 juta. Umur responden bervariasi dari umur 40 tahun sampai 60 tahun, dengan pendidikan tamatan SMP sampai SMA namun sebagian besar adalah tamatan SMA. Sosial dalam pengertian umum berarti segala sesuatu mengenai masyarakat atau kemasyarakatan. Soejono Soekamto 1983:464, mengemukakan bahwa, “sosial adalah berkenan dengan perilaku atau yang berkaitan dengan proses sosial”. Jadi sosial berarti mengenai keadaan masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kehidupan sosial berarti suatu fenomena atau gejala akan Universitas Sumatera Utara 51 bentuk hubungan seseorang atau segolongan orang dalam menciptakan hidup bermasyarakat. Berikut hal-hal yang melatar belakangi kehidupan sosial ekonomi masyarakat pedagang diantaranya :

5.1.1. Latar Belakang Masyarakat Pedagang Membuka Usaha di Jalan Lintas Sumatera

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ada beberapa alasan pedagang membuka usaha di Jalan Lintas Sumatera : a. Tidak ada pekerjaan lain Kebanyakan responden yang diteliti melakukan usaha di Jalan Lintas Sumatera karena tidak mempunyai lahan untuk bertani sehingga menggantungkan mata pencahariannya hanya berjualan. Menurut penuturun para Informan berikut ini: ”Yang melatarbelakangi saya untuk berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera, Jalan Lintas Sumatera adalah jalan nasional yang menghubungkan antar provinsi sehingga banyak dilalui kendaraan yang melintas, dan ini mata pencaharian saya satu-satunya karena saya tidak bertani, di sini saya berjualan sudah cukup lama. Kendaraan yang sering yang melintas dari sini adalah truk pengangkut barang dari Jakarta menuju Medan, taksi, mobil pribadi dan sepeda motor”. Wawancara dengan Z.Lubis. b. Menambah penghasilan Berbagai jenis aktifitas manusia tentunya mengharapkan imbalan, apalagi yang bernilai ekonomi tentunya. Imbalan yang dimaksud adalah pendapatan yang diperoleh pedagang dalam bentuk materi uang. Dari para pedagang yang diwawancarai mengatakan bahwa dengan membuka usaha di jalan lintas sumatera dapat menambah pendapatan, hal ini seperti dikatakan Bapak Anto : Universitas Sumatera Utara 52 ”Dulu saya bekerja sebagai sopir truk pengangkut kebutuhan pokok dari Padang menuju Medan, karena pendapatan tidak mencukupi, maka merantau ke Pahae Jae dan membuka Rumah makan di Jalan Lintas Sumatera”. Wawancara dengan Anto. Disamping itu dengan membuka usaha di Jalan Lintas Sumatera harga barang yang dijual lebih mahal daripada menjualnya di tempat lain. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh responden Ibu Saurli: ”Barang dagangan musiman saya adalah buah durian dan pete. Saya menjualnya kepada pengendara Mobil pribadi harganya lebih mahal daripada menjual kepada toke dengan harganya lebih murah, saya berjualan sekitar Jalan Lintas Sumatera sudah lama sekitar 15 tahun, setiap ada musim durian dua kali dalam setahun saya selalu berjualan dengan memanfaatkan Jalan Lintas Sumatera untuk menjual barang dagangan kepada para pengendara yang lewat di Jalan Lintas Sumatera”. Wawancara dengan Saurli. c. Jumlah tanggunggan Jumlah anak dalam keluarga merupakan tanggungan bagi kepala keluarga untuk berusaha mencari penghasilan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan para anggota keluarga anak dan istri. Dari beberapa informan yang diteliti Bapak Pane adalah salah seorang responden yang sudah berkeluarga yang tentu saja mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap rumah tangganya, seperti apa yang telah dituturkan oleh Bapak Pane bahwa: ”Saya membuka usaha rumah makan untuk mencari uang pendapatan demi kelangsungan hidup, di lain sisi Jalan Lintas Sumatera sangat srategis karena banyak dilewati pengemudi angkutan barang, pengemudi angkutan penumpang, pengemudi mobil pribadi dan sepeda motor”. Wawancara dengan Pane. Universitas Sumatera Utara 53

5.1.2. Status Kepemilikan Tempat Tinggal

Tempat tinggal adalah dimana seorang berkedudukan serta mempunyai hak dan kewajiban hukum tempat tinggal manusia pribadi disebut tempat kediaman tempat berkumpulnya manusia atau keluarga dalam kehidupan sehari- hari, sehingga tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Umumnya responden yang diwawancarai telah memiliki tempat tinggal sendiri. Kebanyakan sudah membuka usaha sebelum jalan rusak. ”Saya disini sudah cukup lama berjualan mulai jalan masih bagus sampai kondisi kerusakan sekarang ini”. Wawancara dengan Amudi Tambunan. Penjelasan informan tersebut di atas, menunjukkan bahwa setiap orang ketika sudah beranjak dewasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap diri sendiri. Kebutuhan akan papan sangat penting karena merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Keadaan tersebut memaksa setiap orang berusaha untuk memenuhinya. Salah satu cara untuk memenuhinya dengan jalan mencari nafkah. Informan tersebut harus bekerja sebagai pedagang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kontrakan tidak akan mungkin bisa menjadi tempat tinggal selamanya, jadi untuk itu harus ada pekerjaan untuk bisa memiliki sebuah tempat tinggal.

5.1.3. Faktor Penunjang Keadaan Ekonomi Pedagang

Jalan lintas sumatera merupakan salah satu pusat aktifitas ekonomi pedagang di kecamatan Pahae Jae. Pedagang di jalan lintas sumatera, setiap harinya memperoleh pendapatan minimal Rp.100.000,-. Dengan pendapatan Universitas Sumatera Utara 54 tersebut, informan tersebut sudah bisa menghidupi keluarganya. Seperti hasil wawancara dengan informan berikut ini: ”Saya mendapatkan penghasilan perhari itu berkisar Rp 100.000,- sampai Rp 150.000,- dengan tanggungan anak dan istri. Untung ada beberapa anak yang sudah menikah dan hidup jauh dari orang tua”. Wawancara dengan Bapak Pane Secara umum kemampuan suatu unit usaha terletak pada faktor manusia dan sarana yang terlibat di dalamnya. Faktor manusia tercakup di dalamnya adalah sifat pribadi dan keterampilan. Sifat tersebut lebih banyak ditentukan oleh lingkungan dan tujuan hidup yang akan menentukan motivasinya berdagang. Sedangkan keterampilan diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Sarana yang dimaksudkan adalah kelengkapan usaha seperti tempat usaha, bahan baku dan lain sebagainya. Pengadaan sarana tersebut berasal dari modal usaha yang bisa berasal dari pinjaman maupun milik pribadi. Pedagang yang memasuki kegiatan usaha berskala kecil di kota, bertujuan mencari kesempatan kerja dan pendapatan dari pada memperoleh keuntungan. Pada umumnya sektor ini merupakan ruang terbuka untuk mempertahankan dan melanjutkan kehidupan dalam batas subsistensi. a. Lokasi Strategi yang dilakukan oleh pedagang untuk bertahan hidup salah satunya adalah strategi memilih lokasi. Jalan Lintas Sumatera merupakan lokasi yang strategis bagi pedagang karena banyak dilalui berbagai jenis kendaraan dan hal inilah membuat Jalan Lintas Sumatera sebagai lahan yang sangat menguntungkan bagi pedagang. Universitas Sumatera Utara 55 Seperti hasil wawancara dengan informan berikut ini: ”Menurut penuturan Bapak Lubis yang melatar belakangi Bapak Lubis berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera, Jalan Lintas Sumatera adalah jalan Nasional yang menghubungkan antar provinsi dan Kabupaten sehingga banyak dilalui kendaraan yang melintas” Wawancara dengan Bapak Lubis. Hal tersebut diatas sejalan dengan teori pertukaran yang dikemukakan oleh George C. Homas, bahwa proses pertukaran dapat dilihat jelas melalui perilaku pertukaran sosial yang terjadi apabila perilaku tersebut harus berorientasi pada tujuan-tujuan yang hanya dapat dicapai melalui interaksi melalui orang lain dan juga perilaku harus bertujuan untuk memperoleh sarana bagi pencapaian tujuan- tujuan tersebut Damsar, 2009. b. Persaingan Usaha Banyaknya pedagang yang membuka usaha di Jalan Lintas Sumatera, membuat para pedagang harus bersaing mendapatkan keuntungan. Mengingat pedagang yang membuka usaha rumah makan misalnya tidak tidak hanya satu orang saja. Kehidupan ekonomi pedagang menjadi meningkat dan tingkat usahanya juga semakin pesat dengan semakin ramainya pedagang yang datang dan menjajakan barang dagangannya di Jalan Lintas Sumatera baik pagi, siang maupun sore. Pedagang menjadi pilihan bagi para pendatang sehingga sektor ini mampu menyerap dan memberikan lapangan pekerjaan di tengah persaingan kehidupan ekonomi. Jalan Lintas Sumatera memang menjadi salah satu wadah dan lahan yang menjajikan bagi para pelakon yang menggantungkan diri pada usaha dagang. Universitas Sumatera Utara 56 Karena jumlah kendaraan yang melintas dan singgah sangat menunjang lancarnya usaha para pedagang. Pedagang mencari situasi-situasi dimana bisa mendapatkan tanggung jawab pribadi guna mencari solusi atas berbagai masalah, bisa menerima umpan balik yang cepat tentang kinerja sehingga dapat dengan mudah mereka berkembang atau tidak, dan dimana mereka bisa menentukan tujuan-tujuan yang cukup menantang. Teori ini sesuai dengan fenomena yang terjadi pada aktifitas yang dilakukan oleh para pedagang. Dengan kondisi ekonomi yang serba sulit, semangat kerja mereka tetap bertahan. yang telah termakan waktu tidak menurunkan semangat mereka untuk tetap bekerja. Keinginan untuk maju dan menginginkan hidup sejahtera bagi keluarga, menjadi alasan yang utama memilih profesi sebagai pedagang. Pusat perhatian dari kajian para ekonomi adalah pertukaran ekonomi, pasar, dan ekonomi. Sedangkan masyarakat dianggap sebagai sesuatu yang diluar dia dipandang sebagai sesuatu yang telah ada given dalam Damsar, 2009:46. Perilaku tersebut merupakan hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh pedagang tersebut dan perilaku tersebut dapat menunjukkan bahwa manusia yang satu tergantung kepada manusia lain yang pada akhirnya menimbulkan kerja sama. Menurut kajian sosiologi ekonomi bahwa dalam masyarakat terdapat proses dan pola interaksi sosial dalam hubungannya dengan ekonomi. Hubungan dilihat dari sisi saling pengaruh-mempengaruhi. Masyarakat sebagai realitas Universitas Sumatera Utara 57 eksternal-objektif akan menuntun individu melakukan kegiatan ekonomi seperti apa yang boleh diproduksi. Semua orang perlu mengonsumsi pangan, sandang dan papan untuk bisa bertahan hidup. Oleh sebab itu manusia perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selanjutnya yang dimaksud dengan fenomena ekonomi adalah gejala dari cara bagaimana orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka. Cara yang dimaksud disini adalah semua aktifitas orang dan masyarakat yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan konsumsi barang-barang langka. Jalan dalam hal ini pengemudi dan penumpang juga membutuhkan pedagang, dimana pada saat lapar dan kelelahan dengan mudah bisa mendapatkan makanan, minuman dan lain-lainnya dari para pedagang di sepanjang jalan lintas, dibanding harus membeli di tempat tujuan. c. Lingkungan yang Mendukung Jalan lintas sumatera adalah jalan utama yang menghubungkan kabupaten Tapanuli Utara, yang selalu dilalui berbagai macam kendaraan. Jalan lintas adalah incaran para pelaku pedagang dalam menjajakan barang dagangannya, karena menurutnya sekitar jalan merupakan tempat yang paling strategis dalam mendapatkan peruntungan ekonomis. Tidak ada larangan dari pihak pemerintah sehingga pedagang dengan bebas keluar melalukan aktifitas usahanya. Dalam teori struktural fungsional dikemukakan bahwa sebuah masyarakat memiliki beberapa fungsi di dalamnya yang harus tetap dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang bisa menjamin kelangsungan hidup masyarakat. Universitas Sumatera Utara 58 Asumsi dari teori ini bahwa masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari pada anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Keuntungan juga dirasakan oleh para pengemudi dan penumpang karena dengan adanya pedagang mereka tidak perlu jauh-jauh dalam berbelanja, karena pihak pelaku pedagang secara tidak langsung telah menyediakan barang- barang yang dibutuhkan. Seperti hasil wawancara dengan informan berikut ini: ”Kendaraan yang singgah di tempat dagangan ini adalah sepeda motor selebihnya mobil pribadi untuk membeli barang dagangan Ibu Miranti seperti minyak solar dan bensin. Ibu Miranti menjual minyak kepada kendaraan dengan cara getengan atau dengan per liter, rokok, minuman, roti dan lain-lain” Wawancara dengan Ibu Miranti. Asumsi teori struktural fungsional melalui pendapat Ralph Dahrendorf dalam Damsar, 2009, tentang asumsi dasar yang dimiliki oleh teori struktural fungsional yaitu Setiap masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang terstruktur secara relatif mantap dan stabil yakni terpenuhinya kebutuhan supir dan penumpang pada umumnya.

5.2. Dampak Kerusakan Jalan Lintas Sumatera Pada Sektor Ekonomi Masyarakat Pedagang