Profil Informan 1. Z. Lubis Pria, 51 Tahun, Pedagang Rumah Makan

35 4.5. Profil Informan 4.5.1. Z. Lubis Pria, 51 Tahun, Pedagang Rumah Makan Bapak Lubis ini telah menikah dan bersuku Batak Toba yang mempunyai pendidikan terakhir yaitu SMA, ia tinggal di Pahae Jae Sejak tahun 1993. Sebelum tinggal di Pahae Jae, ia tinggal di Sipirok bersama dengan istrinya dan anak-anaknya. Bapak Lubis mempunyai 4 orang anak, 2 laki-laki dan 2 anak perempuan. Menurut penuturan Bapak Lubis yang melatar belakangi Bapak Lubis berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera, Jalan Lintas Sumatera adalah jalan Nasional yang menghubungkan antar provinsi dan Kabupaten sehingga banyak dilalui kendaraan yang melintas, dan ini mata pencaharian Bapak Lubis satu- satunya karena Bapak Lubis tidak bertani. Bapak Lubis di sini membuka Rumah pada tahun 1995 dengan nama usaha Rumah makan Gunung Kelabu. Bapak Lubis dulu mempunyai karyawan 4 orang untuk membantu usaha Rumah makan Bapak Lubis dengan gaji karyawan Rp.500.000Bulan. karena kondisi kerusakan jalan pendapatan Bapak Lubis menurun Bapak Lubis mengurangi jumlah karyawan, sehingga karyawan Bapak Lubis sekarang sebanyak 2 orang. Kendaraan yang sering singgah di Rumah makan Bapak Lubis kendaraan yang melintas adalah truk pengangkut barang dari Jakarta menuju Medan, taxi, mobil pribadi dan sepeda motor, dan pelanggan yang paling banyak untuk membeli di Rumah makan Bapak Lubis adalah penumpang Bus dari Medan menuju Jakarta dan selebihnya para sopir truk pengangkut barang dari pulau Jawa menuju Medan. Universitas Sumatera Utara 36 Menurut Bapak Lubis kerusakan Jalan Lintas Sumatera sudah cukup lama tetapi kerusakan paling parah pada tahun 2000. Kerusakan jalan lintas ini sangat berdampak pada usaha dan ekonomi Bapak Lubis, dimana usaha Bapak Lubis ini rumah makan yang jelas pembeli adalah kendaraan yang melintas dari jalan Lintas Sumatera adalah sopir dan penumpang-penumpang bus. Pendapatan Bapak Lubis menurun diakibatkan jalan rusak. Sekarang ini kendaraan yang melintas dari sini cukup sepi karena kendaraan menghindari jalan Lintas Pahae yang keadaannya rusak sehingga kendaraan banyak mengalihkan jalan dari Lintas Timur dan Lintas Barat. Menurut Beliau Peran pemerintah dalam memelihara jalan lintas Sumetera masih kurang terutama Dinas Pekerjaan Umum. Kerusakan jalan banyak diakibatkan air yang mengalir dari persawahan masyarakat dan longsor. Kepada Pemerintah dimohonkan untuk memperhatikan dan memperbaiki Jalan Lintas Sumatera, karena jalan ini menghubungkan antar provinsi antar kota Kabupaten dan aktifitas masyarakat di sini pun tidak terganggu. Bagi usaha Rumah makan saya ini salah satunya akses yang paling penting adalah jalan ini, dimana jalan ini membawa keuntungan bagi ekonomi.

4.5.2. Pane Pria, 60 Tahun Pedagang Rumah Makan

Bapak Pane ini telah menikah dan bersuku Batak Mandailing yang mempunyai pendidikan terakhir yaitu SMA, ia tinggal di Pahae Jae Sejak tahun 1980. Sebelum tinggal di Pahae Jae, ia tinggal di Jakarta bersama dengan istrinya dan anak-anaknya. Bapak Lubis mempunyai 5 orang anak, 2 laki-laki dan 3 anak perempuan. Universitas Sumatera Utara 37 Menurut penuturan Bapak Pane yang menjadi latar belakang Bapak Pane membuka usaha rumah makan untuk mencari uang pendapatan demi kelangsungan hidup. Dilain sisi, Jalan Lintas Sumatera sangat srategis karena banyak dilewati pengemudi angkutan barang, pengemudi angkutan penumpang, pengemudi mobil pribadi dan sepeda motor. Bapak Pane berjualan kurang lebih sekitar 10 tahun dengan nama Rumah makan sahabat baru, menurut Bapak pane kerusakan jalan sudah cukup lama, baik itu kerusakan berat maupun kerusakan ringan, kerusakan berat artinya jalan lumpuh akibat tanah longsor yang membuat jalan macet dan perlu waktu tempuh perjalanan cukup lama. Kerusakan ringan artinya banyak lubang jalan yang membuat pengemudi tidak nyaman melewati jalan tersebut. Akibat kerusakan tersebut para mengemudi memakan waktu yang lama untuk menempuh perjalanan melalui jalan tersebut. Menurut Bapak Pane Jalan yang kita lihat sekarang kurang perhatian, dan rawan longsor. Kurangnya perhatian untuk membangun gorong gorong atau parit di sekitar jalan yang rawan longsor. Parit di sekitar jalan sangat penting karena akibat tanah longsor banyak menimbulkan mata air di sekitar jalan. Jenis kendaraan yang sering singgah di rumah makan Bapak Pane adalah pengemudi angkutan barang, pengemudi angkutan penumpang, mobil pribadi dan sepeda motor. Pengendara yang singgah dalam satu hari sekitar 20 sampai 30 kendaraan. Menurut Bapak Pane Kerusakan jalan Lintas Sumatera yang melewati Pahae berdampak pada kegiatan ekonomi, karena semakin sedikit pengemudi angkutan barang, pengemudi angkutan penumpang akibat kerusakan jalan, pengemudi mobil pribadi dan sepeda motor yang melintas dan membutuhkan waktu yang lama dalam menempuh perjalanan sehingga pengemudi banyak yang Universitas Sumatera Utara 38 mencari jalan alternatif lain, hal ini menyebabkan sedikit juga yang singgah di rumah makan Bapak Pane. Kerusakan Jalan Lintas Sumatera pada usaha berpengaruh terhadap waktu Bapak pane karena untuk membeli belanja bahan baku seperti daging, ikan, sayur dan bumbu ke daerah lain membutuhkan waktu yang lama, pendapatan berkurang karena lebih sedikit yang singgah. Dengan kondisi seperti ini srategi untuk mempertahankan usaha rumah makan saya, saya tidak lagi fokus untuk menjual kepada pengemudi angkutan barang, pengemudi angkutan penumpang, pengemudi mobil pribadi dan sepeda motor, melainkan Bapak pane juga melayani pesanan seperti acara di kantor, sekolah, katering untuk pesta. Bapak Pane menuturkan Pemerintah sangat penting dalam peranannya dalam memperhatikan dan merawat fasilitas yang telah dibangun, tanggapan saya pemerintah lebih memperhatikan apa penyebab jalan yang rusak dan bagaimana cara untuk lebih meminimalkan resiko, karena kondisi jalan ada yang rawan longsor, kondisi jalan sering timbul mata air. Kondisi jalan yang rusak dapat mengakibatkan harga sembako meningkat untuk daerah ini, karena biaya akomodasi untuk mengantar sembako tersebut, tingkat kecelakaan meningkat, kenyamanan berkendara, jarak waktu tempuh yang lama atau berkurangnya toke dari luar kota untuk membeli hasil bumi datang ke daerah ini. Saran Bapak Pane kepada pemerintah, karena jalan sangat penting peranannya kepada transportasi masyarakat pada umumnya agar Pemerintah lebih memperhatikan jalan tersebut buat kenyamanan pengendara sebagai pertimbangan pemerintah untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan pelayanannya. Universitas Sumatera Utara 39

4.5.3. Anto Pria, 40 Tahun, Pedagang Rumah Makan

Bapak Anto ini telah menikah dan bersuku Padang yang mempunyai pendidikan terakhir yaitu SMP, ia tinggal di Pahae Jae Sejak tahun 1993. Sebelum tinggal di Pahae Jae, ia tinggal di Padang bersama dengan istrinya dan anak- anaknya. Bapak Anto mempunyai 6 orang anak, 4 laki-laki dan 2 anak perempuan. Menurut penuturan Bapak Anto yang menjadi latar belakang berjualan di sekitar Jalan Linatas Sumatera adalah karena ini salah satunya mata pencaharian, Bapak Anto berjualan Berjualan rumah makan sudah hampir 15 tahun, dulu Bapak Anto pekerjaannya sebagai sopir truk pengangkut kebutuhan pokok dari Padang menuju Medan, karena pendapatan tidak mencukupi, maka merantau ke Pahae Jae tahun 1993 dan membuka rumah makan dengan nama Rumah Makan Minang Kabau di Jalan Lintas Sumatera. Menurut pendapat Bapak Anto Kerusakan Jalan Lintas Sumatera mulai tahun 2000, jenis kerusakan Jalan Lintas Sumatera berlobang dan rawan longsor yang paling parah seperti kubangan kerbau, maka kendaraan yang melintas dari sini sangat takut dan selalu berhati-hati. Kendaraan yang singgah di rumah makan Bapak Anto adalah kendaraan truk dari Padang ke Medan, rumah makan Bapak Anto ini buka siang dan malam atau 24 jam, maka truk yang singgah dalam satu hari ada sekitar 20 truk, truk yang paling banyak singggah di rumah makan Bapak Anto ini kendaraan truk dari Padang, alasannya karena Bapak Anto sudah langganan. Kerusakan jalan sangat berdampak pada ekonomi Bapak Anto dimana pendapatan Bapak Anto menurun diakibatkan kendaraan yang melintas dari sini Universitas Sumatera Utara 40 sangat sepi atau truk yang biasa yang singgah di Rumah makan Bapak Anto sudah jarang singgah diakibatkan waktu perjalanan tidak menentu sehingga kendaraan yang singgah dirumah makan Bapak Anto berkurang, diakibatkan kerusakan Jalan Lintas Sumatera. Menurut Bapak Anto Dengan kondisi kerusakan jalan sekarang ini sehingga Beliau tetap bertahan membuka rumah makan Bapak Anto karena ini mata pencaharian satu-satunya dan strategi tetap bertahan karena Bapak Anto sudah lama langganan dengan truk-truk dari Padang Menuju Medan, dan truk dari padang yang melintas dari jalan ini itu yang selalu yang diharapkan Bapak Anto untuk singgah setiap hari di rumah makan saya ini. Menurut Bapak Anto Peran pemerintah untuk memelihara Jalan Lintas Sumatera masih kurang karena masih banyak kerusakan di sepanjang Jalan Lintas Sumatera diakibatkan kolam-kolam masyarakat yang banyak jebol dan drainase tidak bagus, saran kepada pemerintah kerusakan jalan ini segera diperbaiki sehingga ekonomi masyarakat akan meningkat khususnya para kami pedagang yang berjualan di sekitar jalan ini.

4.5.4. Miranti Sitompul Pria, 42 Tahun, Pedagang Eceran

Ibu Miranti ini telah menikah dan bersuku Batak Toba yang mempunyai pendidikan terakhir yaitu SMA, ia tinggal di Pahae Jae Sejak tahun 1985. Sebelum tinggal di Pahae Jae, ia tinggal di Medan bersama dengan dan anak- anaknya. Ibu Miranti mempunyai 5 orang anak, 4 laki-laki dan 1 anak perempuan. Menurut penuturan Ibu Miranti, yang melatarbelakangi Ibu Miranti Br, Sitompul untuk berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera ini karena pendapatan Universitas Sumatera Utara 41 dari bertani tidak cukup maka itu Ibu Miranti ingin menambah penghasilan dengan membuka usaha dagangan eceran di Jalan Lintas Sumatera. Ibu Miranti berjualan di Jalan Lintas Sumatera yang melewati pahae sekitar 10 tahun. Mulai pertama kali Ibu Miranti berjualan di sini, jalan ini sudah rusak. Kendaraan yang singgah di tempat dagangan ini adalah sepeda motor selebihnya mobil pribadi untuk membeli barang dagangan Ibu Miranti seperti minyak solar dan bensin. Ibu Miranti menjual minyak kepada kendaraan dengan cara getengan atau dengan per liter, rokok, minuman, roti dan lain-lain. Kendaraan yang singgah untuk membeli di tempat usaha Ibu Miranti tidak menentu, tetapi yang lebih banyak yang singgah adalah sepeda motor untuk mengisi minyak. Menurut Ibu Miranti Kerusakan Jalan Lintas Sumatera sangat berdampak pada kegiatan ekonomi, disebutkan Ibu Miranti dimana kendaraan yang melintas dari Jalan Lintas Sumatera yang melewati Kecamatan Pahae Jae sudah berkurang misalnya kendaraan truk pengangkut barang dari Jakarta melalui Tapanuli Selatan sudah jarang lewat dari sini, kerugian yang usaha Ibu Miranti alami sekarang adalah pelanggan Ibu Miranti khususnya para sopir truk yang selalu membeli rokok dan minuman di tempat usaha Ibu Miranti sudah berkurang. Ibu Miranti masih mempertahankan usaha karena Ibu Miranti tidak terlalu fokus untuk berjualan karena pekerjaan sampingan yang saya lakukan sekarang ini bertani untuk memenuhi kebutuhan saya. Pesan Ibu Miranti kepada pemerintah supaya Jalan Lintas Sumatera segera diperbaiki, karena kondisi kerusakan jalan sudah sangat parah. Sehingga perekonomian masyarakat di sini terganggu. Universitas Sumatera Utara 42

4.5.5. Lince br. Sitompul Wanita, 43 Tahun, Pedagang Rumah Makan

Ibu Lince ini telah menikah dan bersuku Batak Toba yang mempunyai pendidikan terakhir yaitu SMP, ia tinggal di Kecamatan Pahae Jae sejak tahun 1970 Ibu Miranti mempunyai 5 orang anak, 4 laki-laki dan 1 anak perempuan. Latar belakangi Ibu Lince untuk berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera karena ini mata pencaharian Ibu Lince ini satu-satunya. Di sini Ibu Lince membuka Rumah makan sudah 16 tahun berjualan di Jalan Lintas Sumatera. Menurut penuturan Ibu Lince Jalan Lintas Sumatera Pahae saat ini kondisinya sangat memprihatinkan dan kerusakan jalan sudah cukup lama. Kondisi ini membuat pengendara yang melewati kawasan tersebut menjadi tidak nyaman dan menghambat arus lalu lintas, Kendaraan yang singgah di rumah makan Ibu Lince adalah kendaraan Truk Pengangkut barang. Para sopir yang melintas yang singgah untuk istirahat pernah bercerita kepada Ibu Lince dan mengeluh tentang kerusakan jalan, menyebut sangat kuatir akan keselamatan mereka jika hujan turun. Kerusakan jalan akibat longsor sudah semakin melebar. Kalau malam hari supir truk terpaksa harus hati-hati melihat kondisi jalan agar dapat melewatinya. Selama ini akibat jalan rusak, angkutan truk yang melintas dari jalan tersebut sering mengalami patah as dan kerusakan mesin. Kendaraan yang singgah di Rumah makan Ibu Lince dalam satu hari ada 20 kendaraan truk. Kerusakan Jalan Lintas Sumatera sangat berdampak pada ekonomi ibu Lince, dampak kerusakan seperti mahalnya kebutuhan pokok akibat pedagang yang berjualan dari Sipirok seperti pedagang ikan mas, kelapa, sayur-sayuran. Pedagang yang datang dari Sipirok untuk berjualan ke Pasar Sarulla menaikkan Universitas Sumatera Utara 43 harga akibat kerusakan jalan. Alasannya, akibat jalan rusak waktu tempuh cukup lama dan kadang barang-barang mereka rusak sehingga pedagang menaikkan harga. Kenaikan harga kebutuhan pokok tidak setimpal dengan pendapatan dari rumah makan saya. Dengan kondisi kerusakan jalan saya masih bertahan untuk berjualan saya menaikka harga juga, agar Rumah makan saya ini tetap bertahan. Ibu Lince berharap agar pemerintah memiliki kepedulian terhadap kondisi jalan rusak Sebab sangat mengganggu pengguna jalan dan masyarakat sekitar, terlebih musim hujan. Di Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara jalan yang paling parah kerusakannya, padahal Kecamatan Pahae Jae ini merupakan salah satu penghasil pertanian cukup tinggi di daerah ini. Seperti, kopi, coklat dan karet. Kerusakan jalan sangat berdampak besar bagi petani dan terutama untuk pedagang. Untuk itu pemerintah peduli dan segera memperbaiki jalan rusak di daerah ini. Dengan demikian, petani dan pedagang merasa lega khususnya dalam memasarkan hasil pertaniannya maupun berjualan di sekitar jalan Lintas Sumatera.

4.5.6. Amudi Tambunan Pria, 55 Tahun, Pedagang Rumah Makan

Bapak Amudi ini telah menikah dan bersuku Batak Toba yang mempunyai pendidikan terakhir yaitu SMA, ia tinggal di Kecamatan Pahae Jae Sejak tahun 1970. Bapak Amudi mempunyai 5 orang anak, 4 laki-laki dan 1 anak perempuan. Menurut penuturan Bapak Amudi yang melatarbelakangi untuk membuka usaha di Jalan Lintas Sumatera karena Bapak Amudi sudah turun temurun. Kalau usaha Bapak Amudi ini hanya untuk berjualan nasi dan minuman untuk pengendara dari Jalan Lintas Sumatera yang singgah di rumah makan Bapak amudi. Universitas Sumatera Utara 44 Bapak Amudi di Jalan Lintas Sumatera sudah cukup lama berjualan mulai jalan masih bagus sampai kondisi kerusakan sekarang ini. Jenis kendaraan yang singgah di rumah makan bapak ini misalnya, Bus, Sepeda Motor dan Truk. Setiap kendaraan yang melintas dari sini banyak yang singgah pelanggan Bapak Amudi biasanya para supir dan penumpang untuk makan dan minum. Kendaraan yang singgah dalam satu hari truk 15 dan bus 5. Kerusakan jalan cukup berpengaruh terhadap pendapatan Bapak Amudi karena waktu kondisi jalan masih bagus truk dan bus sangat banyak ada sekitar 50 kendaraan yang singgah di rumah makan bapak ini. Tapi sekarang dalam kondisi kerusakan jalan sangat sedikit, dampaknya terhadap ekonomi Bapak Amudi sekarang menurun akibat pelanggan saya untuk makan dan minum sudah sedikit. Bapak Amudi tetap bertahan untuk membuka usaha di sekitar Jalan Lintas Sumatera karena usaha Bapak Amudi ini sudah turun temurun. Sehingga keluarga Bapak Amudi kebanyakan tetap berprofesi sebagai pedagang Rumah makan. Bapak Amudi meminta kepada Pemerintah segera memperbaiki jalan di daerah Taput Khususnya daerah Kecamatan Pahae Jae. Karena sangat membantu bagi perekonomian masyarakat, baik kehidupan petani, pedagang maupun pemilik dan supir angkutan. Bahwa jalan lintas Sumatera sangat dipentingkan oleh para pelaku pasar, terbukti dengan aktifitas berbagai perusahaan angkutan yang saya lihat tetap memilih jalur Lintas Sumatera yang melewati Pahae hingga hari ini masih bertahan barpun kendaraan sudah berkurang.

4.5.7. Saurli br. Sitompul Wanita, 42 Tahun, Pedagang Musiman

Yang melatarbelakangi Ibu Saurli berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera untuk mencari uang. Barang dagangan Ibu Saurli seperti buah durian Universitas Sumatera Utara 45 dan pete dijualnya kepada pengendara mobil pribadi dengan harga yang lebih mahal daripada menjual kepada toke. Ibu ini berjualan sekitar Jalan Lintas Sumatera sudah lama sekitar 14 tahun. Setiap ada musim durian dua kali dalam setahun Ibu saurli selalu berjualan dengan memanfaatkan Jalan Lintas Sumatera untuk menjual barang dagangannya kepada para pengendara yang lewat di Jalan Lintas Sumatera. Kerusakan Jalan Lintas Sumatera Sudah cukup lama dan penyebab kerusakan jalan tanah yang sering longsor, jalan sering digenangi air mengakibatkan jalan berlubang. Kendaraan yang sering lewat dari Jalan ini mobil pribadi dan mobil pengangkut barang, dan jumlah kendaraan singgah untuk membeli barang dagangan Ibu Saurli kurang lebih 25 setiap harinya. Kerusakan Jalan Lintas Sumatera berdampak pada ekonomi Ibu Saurli karena kendaraan yang lewat dari Jalan Lintas Sumatera sudah berkurang di akibatkan kerusakan jalan, Maka pendapatan Ibu saurli berkurang apabila tidak terjual pada hari itu, Ibu Saurli menjual kepada toke dengan harga murah, karena yang kami jual adalah buah musiman seperti durian, pete yang barang cepat busuk. Peran pemerintah menurut Ibu Saurli dalam Memelihara Jalan Lintas Sumatera cukup kurang karena kenyamanan pengendara, tingkat kecelakaan, dengan kondisi jalan rusak menjadi waktu tempuh menjadi menjadi cukup lama Saran kepada Pemerintah untuk Memelihara dan memperbaiki agar perekonomian masyarakat tidak terganggu. Universitas Sumatera Utara 46

4.5.8. Hotman Sitompul Pria, 50 Tahun, Usaha Bengkel dan Doorsmer

Latar belakang Bapak Hotman untuk membuka Usaha bengkel di sekitar Jalan Lintas Sumatera adalah mencari uang untuk menghidupi keluarga Bapak Hotman. Jalan Lintas Sumatera sangat strategis sehingga Bapak ini sudah lama berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera sekitar 15 tahun. Kerusakan Jalan Lintas Sumatera sudah lama dan sebab kerusakan jalan diakibatkan karena air masuk ke jalan, sehingga mengakibatkankan jalan berlubang, dan kondisi tanah yang sering longsor, kendaraan yang lewat dari Jalan ini angkutan barang seperti truk, dan mobil bus lintas sumatera, sepeda motor, mobil pribadi dan angkutan umum pedesaan. Dampak Kerusakan Jalan Lintas Sumatera menurut Bapak Hotman berdampak pada ekonomi bapak ini. Karena pelanggan yang datang ke usaha bengkel Bapak Hotman adalah hanya mengharapkan kendaraan yang lewat dari Jalan Lintas Sumatera. Tetapi karena kondisi jalan rusak maka arus kendaraan Tarutung Pahae menuju Sipirok sudah berkurang. Sehingga pendapatan ekonomi Bapak ini berkurang. Karena tidak fokus pada usaha bengkel, Bapak Hotman Membuka usaha sampingan yaitu usaha doorsmer. Itupun tidak bisa memperbaiki pendapatan Bapak Hotman karena kendaraan yang lewat sangat sedikit.

4.5.9. Japaris Sitompul Pria, 40 Tahun, Sopir Angkutan Umum

Menurut penuturan Bapak Japaris, kerusakan Jalan Lintas Sumatera sudah cukup lama. Karena kerusakan jalan, Bapak ini selaku pengemudi kendaraan yang akan melewati, mengatakan Jalinsum Tarutung Pahae kawasan yang paling perlu diwaspadai di wilayah Taput. Jalan Lintas Sumatera keadaan jalan sudah rusak terdapat di Desa Pancur Napitu, Kecamatan Siatas Barita Kecamatan Pahae Julu, Universitas Sumatera Utara 47 Desa Lobu Pining sampai perbatasan Kecamatan Pahae Jae. Untuk itu, Bapak Japaris selaku sopir angkutan umum harus lebih berhati-hati untuk mengemudi dari daerah Pahae ini. Menurut Bapak Japaris Kerusakan Jalan Lintas sangat berdampak pada ekonomi, kerugian yang dialaminya selaku supir angkutan umum yaitu waktu tempuh yang lama karena biasanya dari Pahae Jae 2 jam perjalanan menuju Tarutung tetapi karena kondisi kerusakan jalan saya menempuh sekitar 3 jam kadang tidak menentu karena sering macet akibat kerusakan jalan. Kerugian lain yang Bapak Japaris alami pernah terjadi kerusakan mesin disebabkan lubang- lubang yang cukup dalam. Menurut penuturan Bapak ini karena kerusakan jalan kami para sopir angkutan sudah pernah mogok dan melakukan aksi di Jalan Lintas Sumatera. Dalam pertemuan itu dengan Dinas Pekerjaan Umum Tapananuli Utara, dan anggota DPRD Taput, para sopir meminta agar pemerintah setempat dan pemerintah pusat segera memperbaiki jalan karena sudah sangat merugikan pemilik angkutan maupun masyarakat. Selain itu, para supir meminta agar Dinas Perhubungan dan Polisi memperhatikan truk-truk besar yang melintas di Jalan Lintas Sumatera tersebut yang diduga juga ikut sebagai penyebab kerusakan jalan. Untuk itu kepada Pemerintah, kami para supir ingin agar jalan Lintas Sumatera ini segera di perbaiki agar perekonomian masyarakat khususnya para pengguna jalan tidak terganggu.

4.5.10. Hilbert Samosir Pria, 41 Tahun, Sopir Truk

Menurut penuturan Bapak Hilbert Kerusakan Jalan Lintas Sumatera sudah cukup lama terjadi. Macet lagi, macet lagi. Itulah keluhan mayoritas pengguna Universitas Sumatera Utara 48 jalan. Bapak Hilbert pernah terjebak macet di Jalan lintas Sumatera, akibat kerusakan jalan. Tiga hari terakhir, ratusan kendaraan selalu antre di jalur Lintas Sumatera. Dampaknya, toke saya merugi karena diantara ratusan kendaraan yang antre itu, rata-rata bermuatan barang-barang cepat membusuk seperti sayur, cabai, dan jeruk. Nah, dengan kondisi ini pemilik toke barang-barang tersebut dipastikan merugi. Sejumlah pengguna jalan yang ditemui mengisahkan duka mereka terjebak di jalur Lintas Sumatera. Di sana tidak ada sinyal handphone sehingga sulit komunikasi. Lokasi yang berada di sekitar hutan menyebabkan makanan sulit didapat kalaupun ada harganya melambung. Belum lagi cuaca dingin dan yang paling parah barang bawaan terlambat sampai ke tujuan. Bahkan, ada yang rusak. Bapak Hilbert selaku Sopir truk pembawa jeruk dan bawang, mengatakan, kemacetan akibat kerusakan jalan Lintas Sumatera yang dialaminya saat itu adalah yang paling parah. Mereka terjebak macet tengah malam. Dari jam 00.00 WIB hingga pukul 05.00 subuh, kendaraan sama sekali tidak bergeser. Padahal, sesuai jadwal saya harus sampai di tujuan Bengkulu dengan waktu 48 jam perjalanan, kalau tidak maka jeruk akan busuk. Tak bergeser satu senti pun, kami diam saja di dalam truk. Makanan pun sulit. Kami hanya tidur. Jam 5 subuh baru bergeser sekitar 100 meter. Sinyal pun tak ada. Padahal target waktu dari Berastagi ke Bengkulu hanya 48 jam Dengan kondisi ini, sambungnya, pemilik barang bawaan yang menunggu di Bengkulu akan rugi. Hal senada juga dikatakan kepada Bapak ini beberapa pedagang sayur yang menuju Gunungtua, “dang huboto be manang boha on amang saya tak tahu lagi bagai mana barang dagangan saya ini nanti nak. Nunga siang hian sudah Universitas Sumatera Utara 49 kesiangan tentunya pasar akan bubaran,” kata salah seorang pedagang sayur boru Hombing dari Siborongborong. Selaku pengguna jalan yang selalu melintas di jalur Lintas Sumatera, Bapak Hilbert bahkan menilai, penanganan terhadap jalur Jalan Lintas Sumatera terkesan lamban. Padahal jalur ini sangat sering kami lalui, namun dari tahun ke tahun kondisinya justru semakin parah. Bapak ini yang merupakan pengemudi truk jurusan Medan-Bengkulu mengaku kecewa dengan penanganan jalur Lintas Sumatera yang lamban. Untuk itu Bapak ini berharap Pemerintah segera memperbaiki jalan Jalan lintas Sumatera. Universitas Sumatera Utara 50

BAB V TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA

5.1. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pedagang di Sekitar Jalan Lintas Sumatera