Konflik Batin KONFLIK BATINTOKOH AISYA DALAM NOVEL ADA TASBIH DI HATI

23 kematian Aisya yang bisa menjadi contoh baik bagi keluarganya.Tepat saat itu, pihak penerbit sudah menyetujui novel ketiga yang sudah diserahkan Aisya dua bulan sebelum kematiannya. Pak Bayu menjadi orang yang paling bangga sebab ternyata novel kedua dari putrinya menjadi best seller dan sudah terjual hingga cetakan kesepuluh. Sejumlah uang bernilai ratusan juta dari hasil penjualan novel Aisya diterima oleh Pak Bayuyang kemudian diserahkan kepada Bu Wina.Seperti wasiat Aisya yang ingin agar uang tersebut digunakan untuk menyekolahkan Deka dan Rizky hingga selesai kuliah.Selebihnya, Aisya ingin membuat rumah singgah. Satu per satu, kebahagian muncul menghibur keluarga Aisya.Tante Vicalah yang menjadi wakil Aisya dalam mengurusi masalah karya-karya Aisya.Betapa bahagia Tante Vica saat penerbit menginginkan biografi yang menceritakan perjuangan hidup seorang Aisya yang hidup dengan kanker otak, tapi memiliki sisi ketabahan dan kesabaran, juga telah sukses membuat karya sastra yang mampu menginspirasi para wanita.

4.2 Konflik Batin

Horney mengemukakan bahwa relasi anak dan orangtua merupakan faktor yang menentukan bagi perkembangan kepribadian seseorang. Ada dua kebutuhan dasar anak, yaitu: a Need for satisfaction, yaitu berkaitan dengan kebutuhan biologis untuk tetap bertahan, seperti makan dan minum. b Need for safety, yaitu berkaitan Universitas Sumatera Utara 24 dengan kebutuhan psikologis, mental, seperti kasih sayang, kehangatan, penerimaan, cinta, dan lain sebagainya Semium, 2013:145. Seorang anak dapat dengan mudah dibuat merasa takut kepada orang tuanya melalui hukuman, ancaman, atau pukulan.Ada banyak hal berbau intimidasi yang bisa diberikan. Seorang anak dapat dibuat merasa khawatir dan takut kepada kuman, mobil, anjing, orang asing, atau anak lain melalui pengamatan mereka terhadap apa yang orang tua mereka katakan dan lakukan berkenaan dengan hal-hal tersebut. Konflik batin adalah suatu keniscayaan.Semua manusia pasti mengalami konflik. Konflik ke dalam yang bersifat pribadi, dikenal dengan istilah konflik batin. Konflik batin yang dialami tokoh utama pada novel Ada Tasbih di Hati AisyaATDHAkarya Wien Oktadatu Setyawati berupa kecemasan. Kecemasan merupakan suatu perasaan menjadi kecil, tidak penting, tidak berdaya, takut, ditinggalkan, terancam,dalam dunia yang bermaksud untuk melakukan kekerasan, menipu, menghina, mengkhianati, mengerikan Horney dalam Semium 2013:147. Kecemasan itu berawal dari anak-anak ketika mereka tidak mendapatkan kasih sayang, rasa aman, dan rasa puas dari orang tuanya. Ibu menyayangiku dengan cara yang gila. Sekian lamanya sejak aku tiga belas tahun hingga kini. Berulang kali, Ibu dan Ayah memukulku tanpa ampun saat mereka bertengkar. Pertengkaran mereka bagiku seperti film. Tapi, ini nyata ada di depan mataku sendiri. Ayah dan Ibukulah yang menjadi aktor-aktris utama yang sukses memainkan serentetan adegan pertengkaran dengan penghayatan peran yang dalam dari episode ke episode hidupku hingga sekarang ini…ATDHA, 2013: 105. … Mereka berperan sangat baik dan sempurna, sebab tiap episodenya selalu sukses membuatku menagis sedih.Bahkan aku juga hampir sakit jiwa.Ibu…, kau sungguh berhasil membuatku tak hanya menangis sedih, tapi juga mampu membuat batinku tertekan.Psikisku jadi abnormal ATDHA, 2013: 106. Universitas Sumatera Utara 25 Kutipan di atas menjelaskan bahwa, keluarga memberikan pengaruh yang sangat menentukan pada pembentukanwatak dan kepribadian anak. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan stempel dan fondasi bagi perkembangan anak. Maka, tingkah laku kriminil orang tua atau salah seorang anggota keluarga, hal ini dapat memberikanpengaruh yang menular kepada lingkungannya. Demikian pula tingkah laku orang tua yang amoral, asosial, dan patologis penuh konflik-konflik batin, akan sangat mudah menular pada anak-anak muda. Tempramen orang tua yang eksplosif meledak-ledak, dan suka mabuk-mabukan, tidak hanya akan mentransmisikan efek temperamen tersebut kepada anak-anaknya, akan tetapi juga menimbulkan iklim demoralisasi psikis dan banyak menimbulkan konflik-konflik batin pada diri anak. Konflik yang terjadi pada Aisya dikarenakan kurangnya rasa kasih sayang orang tua terhadapnya.Ia tidak mendapatkan rasa aman yang selayaknya dari orang tuanya. Konflik itu berawal saat ia memasuki masa awal remaja umur 13 tahun.Saat ia berganti seragam sekolah dari putih merah ke putih biru.Saat Aisya pulang dari sekolah ia sangat terkejut, ia tidak menduga apa yang terjadi dengan keluarganya. Siang hari itu, aku mulai hariku yang baru.Tak hanya sebagai anak yang baru saja berganti baju seragam sekolah dari putih merah menjadi putih biru yang biasa disebut dengan masa awal remaja, tapi juga menjadi seorang anak yang tak lagi dianggap anak kecil.Aku mulai memiliki tanggung jawab pribadi dalam bersosialisasi ATDHA, 2013:17. Akan tetapi, hari itu bagiku jadi hari yang tak kuingini.Saat itu, ayah- ibuku yang tadinya harmonis dan lembut kepada anak-anaknya menjadi sering berteriak dan marah-marah seperti sedang tertekan berat Universitas Sumatera Utara 26 batinnya.Aku belum tahu apa yang terjadi pada ayah dan ibuku yang berubah sikap. Aku hanya bisa menerka apa yang sedang terjadi dengan keluargaku. Inikah ujian dari Allah buat keluargaku? Aku ingin tahu apayang sedang terjadi pada mereka ATDHA, 2013:17. Kutipan di atas menerangkan bahwa, Aisya hanya bisa menerka-nerka apa yang terjadi. Ia terus bertanya dalam hati, apa yang terjadi dengan ayah dan ibunya? Tetapi ia yakin bahwa itu semua ujian dari Allah. Ia hanya bisa sabar dan pasrah saat itu.

a. Kecemasan membuat seseorang merasa tidak dipentingkan lagi oleh