27
b. Kecemasan dapat membuat seseorang menjadi tidak berdaya
Akibat dari kecemasan yang Aisya alami, membuatnya tidak dapat berbuat sesuatu atau tidak berdaya.Aisya sampai selalu tidak memperdulikan
tentang kesehatannya. Hal itu dapat dilihat dari kutipan: Selepas dikurung di gudang, aku hanya diam di
kamar.Duduk di lantai sambil menggigit baju untuk meredakan marah.Aku menangis dan menyakiti diri sendiri dengan menggigit
tangan dan lengan hingga meninggalkan bekas hitam di kulitku yang rasanya seolah mati rasa.Aku tidak merasa sakit seperti saat
ibu tadi menghajarku habis-habisan.Hingga malam, aku diam di kamar.Lampu juga tidak kunyalakan ATDHA, 2013:20.
Aisya selalu dikurung dan mengurung diri dalam kamarnya. Masalah yang ia hadapi membuatnya hampir mati setiap hari. Hal itu dapat dilihat dari
kutipan: Jam sudah menunjuk angka 4:45 pagi. Aisya tersadar dari
pingsan.Ia mendapati dirinya terbaring lemah di atas sajadah. Kepalanya sangat pusing. Pandangannya kabur hingga ia harus
berjalan pelan, merayap di dinding kamar. Dengan sisa tenaganya, ia tetap menjalankan shalat meski harus kembali merayapi dinding
saat berwudhu. Badannya terasa lemah.Lambungya terasa sakit. Barulah ia teringat kalau tiga hari ini tidak makan sama sekali
ATDHA, 2013:49.
c. Kecemasan menjadikan diri seseorang memiliki rasa takut
Ketakutan yang dialami seseorang mengakibatkan orang itu menjadi tidak percaya diri bahkan skizoid.Skizoid merupakan gangguan di mana
seseorangtidak mampu menjalin hubungan sosial Setyawati, 2013: 106.Seperti yang dirasakan Aisya saat itu.
Universitas Sumatera Utara
28
Aku tak mampu mengatasinya bertahun-tahun lamanya.Sangat sakit.Tahun demi tahun, aku mulai mengenal
istilah yang baru yang asing bagi telingaku.Schizoid. Tahukah, Ibu, apa schizoid? Gangguan di mana aku tidak
mampu menjalin hubungan social.Aku acuh, dingin, tak akrab kepada siapa pun.Aku tak mampu bergaul karena yang paling
kusukai dalah kesendirian.Aku tidak bisa ramah.
Akibat dari konflik yang terjadi di dalam keluarga, Aisya merasa takut. Seharusnya sosok ibu yang dapat memberikan kunci pemecahan atas
masalahnya, kini ia merasa sendirian dan malah takut pada ibunya. Hal itu dapat dilihat dari kutipan:
Aku masih sangat ingat. Malam itu masih jam setengah sepuluh saat ibu mengetuk pintu kamar dengan suara lembut
seperti suara ibu yang kukenal baik. Aku tak segera membukakan pintu kamar karena takut.Aku masih mengunci diri di dalam
kamar.Ibu terus membujukku agar mau diajak bicara dan makan.Ibu ingat kalau dari tadi siang aku tidak makan.Tapi, aku
sudah tak lagi merasa lapar. Tak ada selera sama sekali untuk makan. Sejak tadi siang, aku melihat dan merasakan seolah
rumahku sudah menjadi sebuah neraka ATDHA, 2013: 23.
Aisya bingung, berbagai masalah telah mengelilinginya dari segenap penjuru sehingga ia membenci hidupnya. Ia merasa tidak nyaman lagi hidup
di dalam rumahnya. Sampai suatu saat ia takut pulang ke rumah karena ia trauma dengan kejadian-kejadian yang terjadi di dalam hidupnya. Keadaan
tersebut dapat dilihat dari kutipan: “Jangan bawa aku pulang ke rumah.Aku nggak mau lagi
dihajar.Bawa aku ke mana saja Tante mau, tapi jangan ajak Aisya pulang.Ini sudah lewat sore sekali.Aku nggak boleh pulang lebih
dari jam empat sore.Aisya pasti dimarahi ibu.Aisya takut banget, Tante.”Aisya meronta ketekutan dengan wajah penuh trauma.Abi
melihat jelas ada banyak luka di hati Aisya ATDHA, 2013: 138.
Universitas Sumatera Utara
29
Rasa ketakutan Aisya hadir kembali saat Aisya kehilangan suaminya karena ia harus melahirkan seorang anak tanpa ada seorang suami di
sampingnya. Terlihat pada kutipan: “Mas, aku rindu sama kamu. Insya Allah aku akan berusaha
memenuhi keinginanmu. Aku akan menjaga amanahmu, juga anak- anakmu. Hingga mereka berdua terlahir nanti.Tapi, aku takut harus
melahirkan tanpa kamu temani.Aku takut, Mas,” Aisya berbicara sendiri dengan air mata yang masih terus mengalir. Takut
membayangkan jika nanti ia melahirkan, anak-anaknya tidak bisa mengenal ayahnya yang telah meninggal dunia ATDHA, 2013: 389.
Ketakutan sangat membuat sakit batin semua orang.Termasuk yang dirasakan oleh tokoh Aisya. Sesaat ia merasakan kebahagiaan, sesaat juga ia
mendapatkan rasa sedih dan takut.
d. Kecemasan menjadikan diri seseorang merasa selalu ditinggalkan