Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa pasien dengan diagnosis hiperurisemia di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada rentang waktu 1 Januari
2014 sampai dengan 31 Desember 2014 sebanyak 46 orang 100, pasien dengan diagnosis gagal ginjal kronis merupakan yang terbanyak yaitu, sebanyak
10 orang 21,3 merupakan gagal ginjal kronis stage v, sebanyak 1 orang 2,2 merupakan gagal ginjal kronis stage IV, sebanyak 1 orang 2,2 merupakan
pasien gagal ginjal kronis ditambah DM tipe 2, sebanyak 2 orang 4,3 merupakan pasien gagal ginjal kronis stage V ditambah HIV, sebanyak 1 orang
2,2 merupakan gagal ginjal kronis ditambah limfadentitis. Berikutnya pasien dengan gangguan jantung, sebanyak 5 orang 10,9 merupakan Congestive
Heart Failure, sebanyak 1 orang 2,2 merupakan jantung hipertensi. Berikutnya pasien dengan serosis hati sebanyak 2 orang 4,3. Dan untuk
diagnosis Anemia Hemolitik, Batu Pyolum + Multiple Kaliks, Benign Prostatic Hyperplasia, Chronic Myeloid Leukimia, Pansitopenia, DM tipe 2 + Diabetik
nefrofaty, DM tipe 2 dengan Ulcus Cruris Dextra, Esofagitis, Gout, Hiponatremia, HIV stadium III, Karsinoma Duodenum, Meningitis, Nefrolitiasis
Bilateral, Obstruksi Bowel, Osteoathritis, Perdarahan saluran cerna post injury, Perdarahan saluran cerna bagian atas, PPOK, Sirosis Liver, Syok Sepsis
Pneumonia, Thalasemia Mayor, dan Syok Sepsis ec Arthritis masing masing sebanyak 1 orang 2,2. Terdapat 3 orang 4,3 pasien dengan positif
menderita batu ginjal pada pasien hiperurisemia.
5.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara peningkatan kadar asam urat hiperurisemia dengan terjadinya batu ginjal
urolitiasis di RSUD H. Adam Malik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medis di RSUP H. Adam Malik Medan yang sesuai dengan
kreteria yang telah ditentukan dan diperoleh 133 orang sampel dalam penelitian ini.
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yaitu pengambilan data menggunakan data sekunder, dalam penelitian ini adalah rekam medik dimana
pencatatan dan pendataan yang kurang lengkap terhadap pemeriksaan yang dilakukan karena disesuaikan dengan kebutuhan diagnosis dan faktor biaya yang
bukan merupakan kepentingan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan diketahui
sebanyak 90 orang 100, dengan pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 46 orang 51.1, dan pasien berjenis kelamin perempuan sebanyak 44 orang
48,9. Penelitian ini menunjukkan jumlah pasien batu ginjal di RSUP H. Adam
Malik memiliki gambaran jumlah pasien laki-laki lebih banyak dari pada pasien perempuan, hal ini sejalan dari hasil penelitian RISKESDA 2013 yang
menunjukkan prevalensi kejadian batu ginjal di Indonesia paling banyak terdapat pada pasien laki-laki, dengan perbandingan sebesar 4:1. Selain itu Curhan 2015
menjelaskan sekitar 19 laki-laki dan 9 perempuan mengumpulkan batu dalam hidupnya. Hasil menunjukan angka kejadian batu ginjal pada jenis kelamin laki-
laki lebih tinggi dari pada perempuan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jumlah pasien dengan
rentang Usia di bawah 30 tahun sebanyak 3 orang 3,3, pasien dengan rentang Usia 30 tahun sampai 50 tahun sebanyak 39 orang 43,3, pasien dengan rentang
Usia 50 tahun ke atas sebanyak 48 orang 53,4. Hal ini sesuai penelitian dari RISKESDA 2013 yang menunjukkan
prevalensi pasien dengan diagnosis batu ginjal di Indonesia paling banyak merupakan pasien dengan usia di atas 50 tahun dan Ridwan 2015 menjelaskan
bahwa usia terbanyak yang menderita batu ginjal adalah kelompok usia 40-59 tahun pada laki-laki dan kelompok usia 40-59 tahun pada perempuan. Penelitian
ini sejalan dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa penyakit ini umumnya didapatkan pada dekade ketiga sampai dekade kelima. Hal ini dapat di simpulkan
bahwa pasien dengan tingkatan usia 50 tahun ke atas lebih banyak menderita dan berobat ke RSUP H. Adam Malik. Karena menurut Purnomo 2011 terdapat
beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik yang dapat menyebabkan batu ginjal. Berdasarkan hasil penelitian pasien dengan diagnosis batu ginjal di Rumah Sakit
Haji Adam Malik pada rentang waktu 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember
2014 sebanyak 90 orang 100, dengan hasil pengukuran kadar asam urat pasien berdasarkan data di Laboraturium Patologi Klinik Rumah Sakit Haji Adam Malik
memiliki nilai normal sebanyak 29 orang 32,2 dan pasien memiliki nilai peningkatan kadar asam urat sebanyak 61 orang 67,8. Jumlah pasien
perempuan dengan peningkatan kadar asam urat 5,7 mgdL sampai 8,9 mgdL sebanyak 25 orang 56,8, 9-10,9 mgdL sebanyak 2 orang 4,5. Jumlah laki-
laki dengan peningkatan kadar asam urat 7-8,9 mgdL sebanyak 18 orang 39,1, 9-10,9 mgdL sebanyak 11 orang 23,9, 11-12,9 mgdL sebanyak 3
orang 6,5 dan lebih dari 13 mgdL sebanyak 2 orang 4,3. Penelitian ini menunjukan pasien batu ginjal cenderung memiliki
peningkatan antara 7 mgdL laki-laki; 5,7mgdL perempuan sampai 10,9mgdL. Dapat dikesimpulan bahwa peningkatam kadar asam urat dapat
menjadi salah satu faktor risiko penting dalam batu ginjal. Karena dalam studi kepustakaan disebutkan bahwa pentingnya asam urat dalam pembentukan batu
ginjal, dimana menurut Putra 2009 hiperurisemia merupakan peningkatan kadar asam urat diatas normal, dan di jelaskan Wiederkehr 2011 peningkatan
kosentrasi ini melewati konsentrasi batas metastabil MUL akan mempercepat proses kristalisasi, nukleasi, agregasi dan akhirnya akan membentuk batu ginjal.
Dari alasan beberapa penelitian dan pendapat diatas saya simpulkan bahwa peningkatakan kadar asam urat dapat dilihat pada pasien dengan diagnosa batu
ginjal. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pasien dengan diagnosis
hiperurisemia di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada rentang waktu 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2014 sebanyak 106 orang 100, dengan
pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 66 orang 62,3, dan pasien berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 orang 37,7.
Hal ini menunjukan bahwa laki-laki memiliki kecenderungan untuk mengalami hiperurisemia atau penyakit-penyakit yang menyertai dari
hiperurisemia. Karena hal ini sesuai dengan pernyataan Burns 2015, dimana dalam tulisannya prevalensi hiperurisemia atau peningkatan kadar asam urat pada
laki-laki adalah 5,9 dan pada perempuan sekitar 2,0, dan menurut Wallace