Penyakit-penyakit dengan Peningkatan Kadar Asam Urat
2.2.3 Patofisiologi nefrolitiasis Batu saluran kemih biasanya timbul karena adanya kerusakan pada sistem
keseimbangan yang baik. Ginjal harus mengolah air, namun ginjal juga harus menyekskresikan materi yang derajat kelarutannya rendah. Dua aktivitas
berlawanan ini harus diseimbangkan dalam adaptasi terhadap diet, iklim dan aktivitas Wortmann, 2012. Secara teori batu saluran kemih terbentuk di saluran
kemih terutama daerah-daerah yang sering mengalami penghambatan aliran urin Purnomo, 2011. Ada beberapa teori yang menerangkan proses pembentukan
batu saluran kemih. a.
Teori supersaturasi Kalsium, oksalat dan fosfat membentuk banyak senyawa kompleks terlarut
yang stabil dengan komposisinya terdiri atas zat itu sendiri dan substansi urin lainnya. Akibatnya, aktivitas ion bebas dari zat itu lebih rendah dari pada
konsentrasi kimiawinya, dan hanya dapat diukur melalui teknik tidak langsung. Penurunan ligan seperti sitrat dapat meningkatkan aktivitas ion tanpa mengubah
konsentrasi kalsium dalam urin. Supersaturasi urin dapat ditingkatkan melalui dehidrasi atau melalui ekskresi yang berlebihan dari pada kalsium, oksalat, fosfat
sistin atau asam urat. Selain itu pH urin juga perlu diperhatikan kerena fosfat dan asam urat merupakan asam lemah yang akan menigkatkan konsentrasi pada pH
yang rendah Wortmann, 2012. Inisiasi dan pembentukan batu ini mengambarkan bahwa pembentukan
kristal-kristal diawali dari dalam ginjal. Agar kristal terbentuk urin harus jenuh sehubungan dengan materi batu yang akan terbentuk, hal ini lah yang disebut
supersaturasi. Tingkat kejenuhan ini berkorelasi dengan pembentukan batu, maka menurunkan tingkat kejenuhan ini efektif untuk mencegah kekambuhan batu
Worcester et al, 2008. b.
Nukleasi Batu terbentuk di dalam saluran kemih karena adanya inti batu nucleus.
Pertikel yang kelewat supersaturasi akan mengalami pengendapan dan memulai nukleasi sehingga akhirnya membentuk batu Purnomo, 2011. Ketika kejenuhan
air melewati batas atas metastabil, keristal akan mulai ternukleasi. Puing-puing sel
dan kristal lain yang hadir di saluran kemih dapat berfungsi sebagai tamplate untuk pembentukan kristal, proses ini sering dikenal sebagai heterogen nukleasi.
Heterogen nukleasi menurunkan tingkat kejenuhan diperlukan untuk pembentukan kristal. Setelah terbentuk, inti kristal akan terbentuk dalam ukuran jika urin jenuh
sehubungan dengan fase pembentukan kristal. Kelipatan kristal akan beragregasi kemudian akan terus menbentuk batu Aspilin et al, 2010.
c. Penghambat kristalisasi
Inti yang stabil harus tumbuh dan berkelompok untuk membentuk sebuah batu yang mempunyai arti klinis. Urin mempunyai banyak inhibitor poten pada
proses pertumbuhan dan pengelompokan kalsium oksalat dan kalsium fosfat, tetapi tidak berfungsi untuk penghambatan asam urat, sistin atau struvit.
Piroposfat anorganik adalah inhibitor poten untuk kalsium fosfat dari pada kalsium oksalat. Glikoprotein menghambat pembentukan kalsium oksalat Favus
et al, 2000.
Gambar 2.3 patofisiologi batu ginjal Silbernagl, 2012