2.1.5 Penyakit-penyakit dengan Peningkatan Kadar Asam Urat
a. Gout
Gout berupa penyakit rematik yang ditandai dengan tingginya kadar asam urat di dalam darah dan asam urat yang terdeposito berupa kristal di sendi
Lvarez-lario et al, 2011. Gout adalah suatu proses inflamasi yang diprakarsai oleh deposisi jaringan monosodiumurat kristal. Sebuah serangan yang khas
merupakan monoartritis akut disertai klasik tanda-tanda peradangan Albertoni et al, 2012 .
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gout. Genetik, gangguan monogenik yang mengakibatkan kelebihan produksi asam urat melalui
kecacatan enzim dalam memetabolisme purin sangat langka. Namun demikian, gout primer sering terjadi pada laki-laki yang memiliki kecendrungan familiar
yang kuat. Jenis Kelamin dan Usia, Laki-laki memiliki tingkat asam urat lebih tinggi dari perempuan dan peningkatan prevalensi gout pada semua usia,
meskipun belum banyak yang menyebutkan khususnya pada usia tua. Estrogen memiliki efek urikosurik, hal ini yang membuat gout terjadi sangat jarang pada
perempuan khususnya sebelum monopouse. Penuaan merupakan faktor risiko penting pada laki-laki dan perempuan, hal ini terjadi mungkin karena
berkurangnya fungsi ginjal; peningkatan penggunaan diuretik dan obat-obatan lainnya; dan perubahan kepadatan dari jaringan ikat yang dapat terjadinya
pembentukan dari kristal. Diet, asam urat telah lama dikaitkan denga gaya hidup yang kaya melibatkan konsumsi daging dan alkohol. Menurut Health
Professionals Follow-up Study HPFS menunjukan faktor risiko relatif orang- orang yang mengonsumsi daging merah memiliki risiko relatif terjadinya serangan
gout pertama, berikutnya konsumsi makanan laut memiliki faktor risiko lebih randah. Sedangkan diet sayuran tinggi purin tidak menunjukkan faktor risiko yang
tinggi, sementara itu konsumsi diet rendah lemak dan produk susu menunjukkan penurunan faktor risiko dari gout sendiri. Alkohol memiliki faktor risiko
meningkatkan kadar asam urat karena metabolisme etanol menjadi asetil CoA menyebabkan degradasi adenin yang menyebabkan peningkatan pembentukan
adenosin monofosfat yang merupakan prekursor asam urat. Alkohol juga
meningkatkan kadar asam laktat dalam darah yang menghambat ekskresi asam urat. Dan yang terakhir, beberapa minuman beralkohol memiliki kandungan purin
yang tinggi, antara lain bir yang berisi guanosin Albertoni et al, 2012. b.
Batu saluran kemih Hiperurisemia dan gout merupakan faktor risiko independen nefrolitiasis,
tidak hanya untuk batu asam urat, tetapi juga untuk batu kalsium oksalat lebih umum. Prevalensi kalsium oksalat nefrolitiasis di pasien dengan gout adalah 10
sampai 30 kali lebih tinggi dari pada di individu tanpa gout, hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan ekskresi kalsium dan penurunan ekskresi sitrat
Alvarez-lario et al, 2011. c.
Penyakit ginjal Asam urat dapat menyebabkan nefropati akut dan kronis yang dapat
mengakibatkan kerusakan ginjal. Nefropati akut terjadi kerena pengendapan dari asam urat pada tubulus ginjal, sedangkan nefropati kronis disebabkan oleh
endapan kristal natrium urat dalam interstitium medula ginjal yang menghasilkan respon inflamasi kronik dengan fibrosis intersitial dan kerusakan ginjal yang
kronis Alvarez-lario et al, 2011. Meskipun hiperurisemia selalu terjadi pada gagal ginjal. Artritis gout terjadi pada kurang dari 1 persen pasien gagal ginjal
kronik. Karena sebagian besar artritis terjadi pada usia 20 sampai 40 tahun yang menderita hiperurisemia, kebanyakan pasien gagal ginjal mungkin tidak cukup
hiperurisemia untuk menumpuk beban asam urat. Selain itu penderita gagal ginjal kronik menunjukan penurunan respon peradangan terhadap kristal urat yang
disuntikkan secara subkutan, kecuali penyakit polikistik ginjal Wartmann, 2012. Selain berkaitan dengan insufisiensi ginjal, hiperurisemia juga
menyebabkan beberapa masalah ginjal : nefrolitiasis; neuropati urat, berupa penumpukan kristal monosidium urat dalam jaringan intersitial yang
menyebabkan insufisiensi ginjal; neurofati asam urat Wartmann, 2012. d.
Hipertensi Banyak yang berpikir bahwa hiperurisemia adalah respon sekunder dari
hipertensi karena peningkatan asam urat. Tetapi hiperurisemia merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi, hal ini diakibatkan karena peningkatan kadar asam
urat akan mengaktivasi sistem ginjal-angiotensin dan vasokontriksi pembuluh ginjal akibat mediasi inflamasi karena kerusakan dan stress Alvarez-lario et al,
2011.
2.2 Batu Ginjal
2.2.1 Defenisi
Nefrolitiasis merupakan suatu penyakit dengan gejala ditemukannya satu atau beberapa massa keras seperti batu yang terdapat di dalam tubuli ginjal,
infundibulum, pelvis ginjal, serta seluruh kaliks ginjal Ridwan et al, 2014.
2.2.2 Etiologi dan Faktor Risiko Terbentuknya batu ginjal diduga ada hubungannya dengan gangguan
saluran urin, infeksi saluran urin, dehidrasi dan keadaan-keadaan lainnya yang masih belum terungkap idiopatik Purnomo, 2011.
Secara epidemiologi terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor ini adalah faktor
intrinsik dan ekstrinsik Purnomo, 2011
Faktor intrinsik itu antara lain : a. Herediter keturunan
: penyakit ini diturunkan dari orang tuanya. b. Usia
: penyakit ini paling sering didapat pada usia 30 sampai 50 tahun.
c. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih besar dari
pada perempuan. Beberapa faktor ekstrinsik adalah :
a. Geografi : Beberapa daerah memiliki prevalensi kejadian
yang tinggi. b. Iklim dan temperatur.
c. Asupan air. d. Diet.
e. Pekerjaan.
2.2.3 Patofisiologi nefrolitiasis Batu saluran kemih biasanya timbul karena adanya kerusakan pada sistem
keseimbangan yang baik. Ginjal harus mengolah air, namun ginjal juga harus menyekskresikan materi yang derajat kelarutannya rendah. Dua aktivitas
berlawanan ini harus diseimbangkan dalam adaptasi terhadap diet, iklim dan aktivitas Wortmann, 2012. Secara teori batu saluran kemih terbentuk di saluran
kemih terutama daerah-daerah yang sering mengalami penghambatan aliran urin Purnomo, 2011. Ada beberapa teori yang menerangkan proses pembentukan
batu saluran kemih. a.
Teori supersaturasi Kalsium, oksalat dan fosfat membentuk banyak senyawa kompleks terlarut
yang stabil dengan komposisinya terdiri atas zat itu sendiri dan substansi urin lainnya. Akibatnya, aktivitas ion bebas dari zat itu lebih rendah dari pada
konsentrasi kimiawinya, dan hanya dapat diukur melalui teknik tidak langsung. Penurunan ligan seperti sitrat dapat meningkatkan aktivitas ion tanpa mengubah
konsentrasi kalsium dalam urin. Supersaturasi urin dapat ditingkatkan melalui dehidrasi atau melalui ekskresi yang berlebihan dari pada kalsium, oksalat, fosfat
sistin atau asam urat. Selain itu pH urin juga perlu diperhatikan kerena fosfat dan asam urat merupakan asam lemah yang akan menigkatkan konsentrasi pada pH
yang rendah Wortmann, 2012. Inisiasi dan pembentukan batu ini mengambarkan bahwa pembentukan
kristal-kristal diawali dari dalam ginjal. Agar kristal terbentuk urin harus jenuh sehubungan dengan materi batu yang akan terbentuk, hal ini lah yang disebut
supersaturasi. Tingkat kejenuhan ini berkorelasi dengan pembentukan batu, maka menurunkan tingkat kejenuhan ini efektif untuk mencegah kekambuhan batu
Worcester et al, 2008. b.
Nukleasi Batu terbentuk di dalam saluran kemih karena adanya inti batu nucleus.
Pertikel yang kelewat supersaturasi akan mengalami pengendapan dan memulai nukleasi sehingga akhirnya membentuk batu Purnomo, 2011. Ketika kejenuhan
air melewati batas atas metastabil, keristal akan mulai ternukleasi. Puing-puing sel