Diagnosis Nefrolitiasis Batu Ginjal

2.2.7. Penatalaksanaan

A. Terapi konservatif Dalam pengobatan konservatif yang dilakukan adalah mengupayakan batu dapat keluar spontan dengan menggunakan obat-obatan dan cara lainnya tanpa melalui tindakan opersi atau tindakan lainnya. Terapi medikamentosa ditujukan untuk ukuran batu ginjal kurang dari 5 milimeter, karena diharapkan batu dapat keluar spontan Purnomo, 2011. B. Tindakan urologi Indikasi untuk melakukan tindakan urologi adalah batu ginjal dengan ukuran lebih dari 5 milimeter atau dengan tindakan konservatif yang tidak memungkinkan batu keluar spontan, batu ginjal yang menyebabkan nyeri yang tidak menghilang, hidronefrosis permanen, adanya infeksi, batu staghorn dan ada hubungan dengan pekerjaan Purnomo, 2011. Ada beberapa jenis tindakan urologi, yaitu Extracorporeal Shockwave Lithotripsyn ESWL, melalui tindakan PNL Percutaneous Nephro Lithopaxy, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka Purnomo, 2011.

2.3. Hubungan antara peningkatan kadar asam urat hiperurisemia

dengan terjadinya baru ginjal nefrolitiasis. Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan organik maupun anorganik yang terlarut dalam urin. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan tetap terlarut dalam urin jika tidak ada keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk batu inti nucleasi yang kemudian mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain membentuk kristal yang lebih besar Purnomo, 2011. Pada pasien dengan kadar asam urat yang tinggi akan terjadi ketidakseimbangan antara faktor produksi dan pembuangan. Hal inilah yang dapat memancing proses presipitasi garam urat pada jaringan, sendi, ginjal, ureter, dan kandung kemih. Untuk lebih jelas bisa di lihat dalam gambar 2.5. Gambar 2.5 hubungan antara peningkatan kadar asam urat dengan kejadian batu ginjal Silbernagl, 2012.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hiperurisemia di dapat hasil dari peningkatan produksi atau penurunan ekskresi asam urat atau kombinasi dari dua proses. Mempertahankan predisposisi hiperurisemia beberapa individu dapat mengembangkan manifestasi klinik termasuk artritis gout, urolitiasis, dan ginjal disfungsi. Hiperurisemia didefnisikan sebagai plasma atau serum konsentrasi urat 6,8 mgdL. Risiko arthritis atau urolitiasis gout meningkat dengan kadar asam urat tinggi dan meningkat dalam proporsi tingkat elevasi. Hiperurisemia hadir dalam antara 2,0 dan 13,2 dari orang dewasa rawat jalan dan bahkan lebih sering pada individu dirawat di rumah sakit Harisson’s, 2010. Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah di atas normal. Berdasarkan studi epidemiologi selama ini, patokan kadar asam urat normal adalah 7 mgdL pada laki-laki dan 6 mgdL pada perempuan Putra, 2009. Hiperurisemia dapat menyebabkan gangguan pada ginjal yaitu berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut, dan kronis akibat asam urat Wortmann, 2005. Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Zaman Mesir Kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah ditemukan batu pada kandung kemih seorang mumi Purnomo, 2011. Penyakit batu saluran kemih atau urolistiasis adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih yang kadarnya berlebihan atau adanya faktor lain yang menyebabkan peningkakan daya larut substansi. Nefrolitiasis merupakan suatu penyakit dengan gejala ditemukannya satu atau beberapa massa keras seperti batu yang terdapat di dalam tubuli ginjal, infundibulum, pelvis ginjal, serta seluruh kaliks ginjal Ridwan et al, 2014. Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan penyebab terbanyak kelainan di saluran kemih. Di negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Eropa, batu saluran kemih banyak dijumpai pada batu saluran kemih bagian atas, sedangkan negara-negara berkembang lebih banyak menderita batu saluran kemih bagian bawah. Menurut Sukahatya dan Muhammad Ali 1975 dalam Mohammad Sja’bani 2009 melaporkan dari 96 batu saluran kemih ditemukan dengan kandungan asam urat tinggi, bentuk murni sekitar 24 25 dan campuran bersama kalsium oksalatkalsium fosfat sebesar 76 79, sedangkan batu kalsium oksalatkalsium fosfat sebesar 71 73 Sja’bani, 2009. Di Amerika Serikat 5-10 penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-12 penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penyakit ini merupakan tiga penyakit terbanyak di bidang urologi di samping penyakit infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat benigna Purnomo, 2011. Prevalensi penderita batu ginjal berdasar wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,6 persen. Prevalensi tertinggi di DI Yogyakarta 1,2, diikuti Aceh 0,9, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tengah masing- masing sebesar 0,8 persen. Sumatera utara sendiri memiliki prevalensi penyakit batu ginjal sebesar 0,3 persen RISKESDA, 2013. Prevalensi penyakit batu ginjal berdasarkan wawancara meningkat seiring dengan bertambahnya usia, tertinggi pada kelompok usia 55-64 tahun 1,3, menurun sedikit pada kelompok usia 65-74 tahun 1,2 dan usia ≥75 tahun 1,1. Prevalensi lebih tinggi pada laki-laki 0,8 dibanding perempuan 0,4. Prevalensi tertinggi pada masyarakat tidak bersekolah dan tidak tamat SD 0,8 serta masyarakat wiraswasta 0,8 dan status ekonomi hampir sama mulai 96 kuintil indeks kepemilikan menengah bawah sampai menengah atas 0,6. Prevalensi di perdesaan sama tinggi dengan perkotaan 0,6 RISKESDA, 2013. Keluhan-keluhan yang disampaikan pasien berupa rasa sakit di daerah pinggang, keluhan ini timbul mendadak atau jika batu terdapat pada daerah distal ureter akan dirasakan nyeri pada saat usaha membuang urin. Kadang keluhan- keluhan ini diikuti olah adanya demam akibat adanya urosepsis dan hal ini merupakan kedaruratan urologi Carter, 2011. Terbentuknya batu saluran kemih diduga akibat adanya hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan infeksi saluran kemih, dehidrasi,

Dokumen yang terkait

Gambaran Penderita Radius Distal Fraktur di RSUP H. Adam Malik Periode 1 Januari 2012 -31 Desember 2013

77 428 38

Gambaran Etiologi Gangguan Pendengaran Di RSUP. H. Adam Malik, Medan Dari Periode 1 Januari - 31 Desember 2009

1 23 71

HUBUNGAN PENINGKATAN KADAR ASAM URAT SERUM (HYPERURICEMIA) DENGAN KEJADIAN BATU GINJAL (NEPHROLITHIASIS) DI RSUD DR. KANUJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN PERIODE JANUARI – DESEMBER 2008

1 7 2

Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat (Hiperurisemia) dengan Batu Ginjal (Nefrolitiasis) di RSUP H. Adam Malik Medan Periode 1 Januari – 31 Desember 2014

0 0 10

Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat (Hiperurisemia) dengan Batu Ginjal (Nefrolitiasis) di RSUP H. Adam Malik Medan Periode 1 Januari – 31 Desember 2014

0 0 2

Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat (Hiperurisemia) dengan Batu Ginjal (Nefrolitiasis) di RSUP H. Adam Malik Medan Periode 1 Januari – 31 Desember 2014

0 1 5

Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat (Hiperurisemia) dengan Batu Ginjal (Nefrolitiasis) di RSUP H. Adam Malik Medan Periode 1 Januari – 31 Desember 2014

0 1 22

Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat (Hiperurisemia) dengan Batu Ginjal (Nefrolitiasis) di RSUP H. Adam Malik Medan Periode 1 Januari – 31 Desember 2014

0 1 3

Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat (Hiperurisemia) dengan Batu Ginjal (Nefrolitiasis) di RSUP H. Adam Malik Medan Periode 1 Januari – 31 Desember 2014

0 0 11

Penerimaan Tenaga Non PNS RSUP H. Adam Malik Semester I TA 2017

0 1 6