Pembentukan Asam Urat Asam Urat
7,0 mgdL dan meningkat sebanding dengan derajat peningkatan konsentrasi Wortmann, 2012.
Prevalensi hiperurisemia sebesar 2,0 sampai 13,2 persen pada pasien dewasa rawat jalan dan sedikit lebih tinggi pada individu yang dirawat inap
wortmann, 2012. Penyebab hiperurisemia dan gout dapat dibedakan dengan hiperurisemia
primer, sekunder dan idiopatik. Hiperurisemia primer adalah hiperurisemia tanpa disebabkan penyebab atau penyakit tertentu. Hiperurisemia sekunder adalah
hiperurisemia yang disebabkan oleh penyakit atau penyebab lainnya. Hiperurisemia idiopatik merupakan hiperurisemia yang belum jelas penyebabnya
Putra, 2009 .
A. Hiperurisemia primer
Hiperurisemia primer terdiri dari hiperurisemia dengan kelainan molekuler yang masih belum jelas dan hiperurisemia karena adanya kelainan enzim spesifik.
Hiperurisemia primer kelainan molekuler yang belum jelas terbanyak didapat yaitu mencapai 90 yang terdiri dari hiperurisemia undrexretion 80-90 dan
kerena overproduction 10-20. Hiperurisemia primer karena enzim spesifik diperkirakan hanya sebesar satu persen, yaitu peningkatan aktivitas varian dari
phosphoribosylpyrophosphatse synthase dan sebagain enzim dari hypoxanthine phosphoribosyltransferse. Hiperurisemia karena faktor genetik dan menyebabkan
gangguan pengeluaran asam urat sehingga menyebabkan hiperurisemia. Kelainan yang menyababkan gangguan pada pengeluaran asam urat di urin belum jelas,
kemungkinan gangguan pada sekresi asam urat di tubulus ginjal Putra, 2012.
B. Hiperurisemia sekunder
Hiperuresemia sekunder dibagi menjadi kelompok, yaitu kelainan yang menyebabkan peningkatan biosintesa de nevo, yaitu kelainan yang menyebabkan
peningkatan degradasi ATP atau pemecahan asam nukleat dan kelainan menyebabkan underexretion. Hiperurisemia sekunder karena peningkatan
biosistesis de nevo terdiri dari kelainan karena kekurangan menyeluruh enzim
HPRT pada Lesh-Nyhan syndrome, kekurangan enzim glucosa-6-phosphatsen pada Von Gierkee, dan kelainan kekurangan enzim fructose-1-phosphate aldolase
Putra, 2012. Hiperurisemia sekunder yang disebabkan oleh underexretion
dikelompokan dalam beberapa kelompok yaitu karena penurunan masa ginjal, penurunan filtrasi glomerulus, penurunan fructional uric acid clearance dan
pemakaian obat-obatan Putra, 2012. Secara umum penyebab hiperurisemia dapat ditentukan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Anamnesis ditujukan untuk melihat faktor keturunan, kelainan dan atau penyakit lain sebagai
penyebab sekunder dari hiperurisemia Putra, 2012. Pada pemeriksaan fisik, pasien biasanya asimtomatik, dan tidak ada
penemuan fisik spesifik . Pemeriksaan fisik untuk mengetahui kelainan sekunder yang menyertai dapat dicari dengan menemukan tanda-tanda seperti anemia,
phletora, pembesaran organ limfa, gangguan kardiovaskuler dan kelainan ginjal Putra, 2012.
Pemeriksaan penunjang ditujukan untuk mengarahkan dan memastikan penyebab hiperurisemia. Pemeriksaan penunjang yang dipilih berdasarkan
perkiraan diagnostik setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang rutin dikerjakan adalah pemeriksaan darah rutin
untuk asam urat darah dan kreatinin, pemeriksaan urin untuk asam urat dan kreatinin dalam 24 jam, dan pemeriksaan lain yang diperlukan. Seperti
pemeriksaan enzim yang dilakukan tergantung pada pemeriksaan sebelumnya Putra, 2012.
Pemeriksaan asam urat dalam 24 jam penting dikerjakan untuk mengetahui hiperurisemia apakah overproduction atau underexcretion. Pada bebas purin, laki-
laki dengan fungsi ginjal normal mengeluarkan kurang dari 3,6 mmolhari 600 mg hari. Dikatakan overproduction jika hasil pemeriksaan urin terdapati lebih
dari 1000 mg hari Wortmann, 2012.