terendah selama pagi dini hari. Dengan demikian, itu adalah kombinasi dari aliran rendah dan tinggi osmolaritas dimana hiperurikosuria menyebabkan pengendapan
kristal. Sementara hiperurikosuria adalah faktor risiko yang ditetapkan untuk batu asam urat, itu akan lebih sering menghasilkan kalsium nefrolitiasis oksalat
hyperuricosuric kalsium urolitiasis Wiederkehr, 2011. Hiperurkosuria umumnya didefenisikan sebagai urin ekskresi asam urat
harian lebih dari 800 mg pada pria dan 750 mg pada wanita. Hiperurikosuria bukanlah faktor penentu untuk asam urat litiasis, dan sebaliknya, batu asam urat
sering membentuk pada pasien dengan normourikosuria. Selain itu, lebih dari memutuskan jumlah total asam urat diekskresikan adalah konsentrasi dalam urin.
Kelarutan zat didefenisikan sebagai jumlah maksimum yang stabil dalam solusi. Supersaturation terjadi di luar konsentrasi kelarutan, dimana ada sebuah drive
untuk menghapus kelebihan dengan kristalisasi, meskipun tidak ada kristal baru belum dapat membentuk, sampai Konsentrasi mencapai batas atas metastabil
MUL. Pada dan di luar MUL, kristal akan mengendap, nukleasi, agregat, dan tumbuh menjadi sebuah batu ginjal Wiederkehr, 2011.
Etiologi dari pada nefrolitiasis asam urat meliputi idiopatik nefrolitiasis
asam urat, gout primer, gastrointestinal disorders, neoplastic disorders dan diet Wiederkehr, 2011.
Tabel 2.1. Faktor Penyebab Terbentuknya Batu Asam Urat
2.2.5. Gambaran Klinis
A. Nyeri
Nyeri adalah mekanisme untuk menimbulkan kesadaran bahwa sedang ada terjadi kerusakan jaringan Sherwood, 2012. Kolik ginjal dan sakit ginjal non-
kolik adalah dua jenis nyeri yang berasal dari ginjal. Kolik ginjal biasanya disebabkan adanya peregangan sistem pengumpul atau ureter. Sedangkan nyeri
ginjal non-kolik karena adanya distensi dari kapsul ginjal. Obtruksi kemih merupakan mekanisme yang bertangunggu jawab terjadinya nyeri kolik karena
Low Urinary
Volume Low
Urinary pH Hyperuricosuria
Idiopathic or gouty diathesis
X
Obesity X
Insulin resistence X
Animal protein in diet X
X
Primary gout X
X
Chronic diarrhea X
X
Dehydration X
Lesch-Nyhan syndrome X
Von-Gierke disease X
Disorders of high cell X
Renal hyperuricosuria
Familial hyperuricosuria Fanconi syndrome
Harnup disease Wilson’s disease
X
adanya peningkatan tekanan intraluminal yang menyababkan terjadinya peregangan pada ujung-ujung saraf. Kolik ginjal tidak selalu meradang dan datang
bergelombang seperti nyeri kolik pada kolik usus dan kolik empedu Stoller, 2008.
Nyeri kolik ginjal merupakan nyeri yang intermiten yang menjalar ke pangkal paha, perut bagian bawah atau alat kelamin. Nyeri sering di sertai rasa
mual, muntah, disuria, dan hematuria Carter et al , 2014.
Gambar 2.4 Nyeri kolik Carter, 2014
B. Hematuria
Sebagian besar pasien memiliki gejala hematuria. Urinalisis lengkap membantu untuk mengkomfirmasi diagnosis dari batu saluran kemih dengan
menilai hematuria, kristaluria dan pH urin. Pasien sering mengeluhkan adanya hematuria yang jelas gross hematuria yang intermiten atau tak berwarna hanya
ada urin seperti teh kental mikrohematuria Carter et al , 2014. C.
Infeksi
Batu struvit dan kalsium fosfat merupakan jenis batu saluran kemih yang
berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Infeksi dapat menjadi faktor yang berhubungan dengan persepsi nyeri Carter et al , 2014.
D. Demam
Kejadian demam pada batu ginjal jarang terjadi, hal ini terjadi karena ada
hubungannya dengan infeksi pada saluran kemih akibat batu saluran kemih Carter et al , 2014.
2.2.6. Diagnosis Nefrolitiasis
A. Anamnesis
Anamnesis yang teliti dapat membantu dalam mendiagnosis suatu
penyakit. Sebuah evaluasi yang tepat memerlukan riwayat kesehatan menyeluruh. Sifat nyeri harus dievaluasi, termasuk onset, karakter, radiasi, kegiatan yang
memperburuk atau meringankan rasa sakit, mual dan muntah yang berhubungan atau hematuria gross, dan riwayat sakit yang sama. Pasien dengan batu
sebelumnya sering memiliki jenis yang sama seperti sakit di masa lalu, tetapi tidak selalu Carter et al, 2014. Dan beberapa faktor risiko juga merupakan
komponen yang ditanyakan dalam anamnesis. 1. Kristaluria merupakan faktor risiko untuk batu. Pembentuk batu, terutama
mereka dengan batu kalsium oksalat, sering mengeluarkan lebih kristal kalsium oksalat, dan orang-orang kristal yang lebih besar dari normal 12 mm. Tingkat
formasi batu sebanding dengan persentase besar kristal dan kristal agregat. Produksi kristal ditentukan oleh saturasi masing-masing garam dan konsentrasi
urin, inhibitor dan promotor. 2. Faktor sosial ekonomi
3. Diet memiliki pengaruh yang tinggi dengan kejadian batu ginjal, contoh pada pasien dengan konsumsi asam lemak jenuh, kosumsi diet kaya purin dan
sebagainya akan meningkatkatkan kejadian batu ginjal. 4. Iklim dan cuaca, pada iklim panas atau cuaca panas maka tingkat dehidrasi
akan meningkat, dimana dehidrasi dapat meningkatkan kejadian batu ginjal. 5. Sejarah keluarga
B. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik biasanya dijumpai adanya nyeri ketok di sudut costovertebra Purnomo, 2011. Pasien dengan nyeri kolik kronik biasanya
memiliki rasa sakit yang parah, berusaha mencari gerakan-gerakan dan posisi yang nyaman. Hal tersebut dapat membedakannya dengan kejadian nyeri pada
peritonitis yang cendrung tidak bergerak. Selain adanya nyeri costovertebral ada juga ditemukan massa di abdomen akibat distensi atau hidronefrosis parah.
Komponen sistemik yang dapat dilihat berupa takikardi, berkeringat mual dan muntah Carter et al, 2014.
Pasien dengan batu asam urat memiliki gejala dan tanda-tanda yang mirip dengan dengan jenis lain dari batu, yang meliputi flank dan sakit perut, mual,
emesis, gejala saluran kemih bagian bawah, hematuria, dan nyeri gonad di laki- laki. Oleh karena itu, keberadaan umum prediktor klinis untuk kehadiran batu
harus meminta satu untuk menilai untuk diagnosis tersebut Assimos, 2007. C.
Pemeriksaan Penunjang
Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakan diagnosis batu
ginjal juga diperukan adanya pemeriksaan radiologi, laboraturium dan pemeriksaan penunjang lainnya.
i. Pemeriksaan laboraturium Pemeriksaan ini memiliki tujuan untuk mengetahui faktor risiko, jenis batu
dan komplikasi yang ada. Pemeriksaan laboraturium dilakukan melalui urinalisis, analisi urin 24 jam, dan analisis darah. Penelitian laboratorium dasar tertentu
harus diperoleh. Batu asam urat harus dicurigai pada setiap pasien dengan pH urin yang masih rendah, kurang dari 5,5, dan radiografi yang temuan ulasan kemudian
Assimos, 2007. ii. Pemeriksaan radiologi
1. Ultrasongrafi Ultrasonografi dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani
pemeriksaan PIV, yaitu pada keadaan alergi dengan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita hamil. Pemeriksaan ultrasonografi dapat menilai adanya
batu ginjal yang ditunjukkan sebagai echoic chadow, hidronefrosis, pionefrosis atau pengerutan ginjal Purnomo, 2011.