Wirausaha Wanita Faktor-faktor Penghambat Wanita Berwirausaha

2.1.3 Wirausaha Wanita

Women Entrepreneur Menurut Zimmerer dan Scarborough 2002:13, meskipun telah diperjuangkan selama bertahun-tahun secara legislatif, wanita tetap mengalami diskriminasi ditempat kerja. Meskipun demikian, bisnis kecil telah menjadi pelopor dalam menawarkan peluang di bidang ekonomi baik pekerjaan maupun kewirausahaan. Singh 2012:48 menyatakan Women Entrepreneur adalah seseorang yang menerima tantangan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya dan menjadi pribadi yang ekonomis.Seseorang yang memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan hal yang positif dengan membangun sifat wirausahawan, yang mampu berkontribusi dalam keluarga dan kehidupan sosial. Menurut Bruni,.dkk 2004:261, berikut tipe wirausaha wanita: 1. Aimless Wanita muda yang memulai berwirausaha karena pengangguran 2. Success oriented Wanita muda yang memandang aktivitas kewirausahaan sebagai strategi jangka panjang 3. Strongly success oriented Wanita yang memandang kewirausahaan sebagai peluang untuk pemenuhan kebutuhan diri atau bermaksud untuk mengatasi fenomena “glass ceiling” Universitas Sumatera Utara 4. Dualists Wanita yang mencari fleksibilitas untuk menyeimbangkan keluarga dan kewajibannya bekerja 5. Return workers Wanita yang meninggalkan pekerjaan mereka untuk menjalankan tugasnya dalam mengurus keluarganya dan masih berkeinginan melakukan sesuatu untuk pemenuhan dirinya sendiri di luar keluarganya 6. Traditionalists Wanita yang memiliki keluarga dengan latarbelakang sifat wirausahawan yang kuat 7. Radicals Wanita yang memulai memperkenalkan lebih dalam mengenai hal-hal yang berpihak kepada wanita.

2.1.4 Faktor-faktor Penghambat Wanita Berwirausaha

Menurut Alma 2005:43 faktor-faktor yang menghambat wanita wirausaha,yaitu: 1. Faktor kewanitaan di mana sebagai ibu rumah tangga ada masa hamil, menyusui yang ini tentu akan mengganggu aktivitas usahanya 2. Faktor sosial budaya, adat istiadat. Wanita sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab penuh dalam urusan rumah tangga. Bila anak sakit, suami sakit ia harus memberikan perhatian penuh dan ini akan mengganggu aktivitas usahanya. Universitas Sumatera Utara 3. Faktor emosional yang dimiliki wanita. Kadang dalam pengambilan keputusan mengutamakan emosional sehingga kehilangan rasionalitasnya. 4. Sifat pandai, cekatan, hemat dalam mengatur keuangan rumah tangga, akan berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Kadang wanita pengusaha agak sulit dalam mengeluarkan uang, dan harga-harga dipasang agak tinggi. Kebiasaan kaum ibu ialah bila mau membeli ia menawar rendah sekali, tetapi bila menjual ingin harga tinggi. Terdapat beberapa faktor pembatas yang mempengaruhi peran gender perempuan Hastuti, 2004:12: 1. Status Sosial Status gender perempuan terutama yang berkaitan dengan proses pendidikan, kesehatan, dan posisi dalam proses pengambilan keputusan umumnya memberikan dampak terhadap produktivitas mereka. Perbedaan yang terjadi antara pencapaian pendidikan laki-laki dan perempuan, disertai kenyataan bahwa perempuan secara umum kurang memperoleh akses yang sama terhadap sumber daya pendidikan dan pelatihan telah menciptakan konsekuensi kritis terhadap perempuan dalam peran produktif dan reproduktif mereka. 2. Hambatan Memperoleh Pekerjaan Pada umumnya pekerjaan perempuan dikaitkan dengan kegiatan rumah tangga. Selain itu, gender perempuan menghadapi hambatan mobilitas Universitas Sumatera Utara reatif. Dalam hal ini perempuan seringkali enggan bekerja jauh secara fisik, karena mereka diharapkan selalu berada dekat dengan anak-anaknya. 3. Status Pekerjaan Sering terjadi pembedaan posisi untuk gender yang berbeda. Perempuan sering memperoleh posisi yang lebih rendah dari rekannya laki-laki. Demikian juga sering terjadi imbalan yang berbeda untuk jenis pekerjaan yang sama. 4. Beban Ganda Kaum perempuan memiliki peran ganda yang jauh lebih banyak dibandingkan laki-laki. Masalah mempersatukan keluarga dengan pekerjaan bagi perempuan jauh lebih rumit dibandingkan dengan laki-laki, karena perempuan secara tradisional selalu diasumsikan untuk selalu berada dekat dengan anak-anaknya sepanjang hari, sekaligus mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Akibatnya, perempuan mempunyai tuntutan peran ganda dari pekerjaan dan keluarga. Muller 2006:29 menyebutkan masalah yang dialami perempuan adalah: 1. Memperoleh rasa percaya masyarakat, personil bank maupun konsumen bahwa perempuan pengusaha mampu menjalankan usaha dan menawarkan produk dan pelayanan yang baik 2. Menggabungkan tanggung jawab usaha dan keluarga karena keluarga seharusnya menjadi prioritas perempuan, yang menciptakan beban yang berat dan tekanan waktu bagi perempuan pengusaha. Universitas Sumatera Utara 3. Tingkat pendidikan adalah faktor yang menentukan bagi pendaftaran usaha maupun bagi akses pinjaman resmi. Sulit bagi pengusaha dengan tingkat pendidikan yang rendah untuk meresmikan usaha mereka ataupun untuk mengajukan kredit resmi. Pendidikan merupakan sarana peningkatan mutu dan produktifitas sumber daya yang dapat menjadi sarana dan wadah pengembangan keahlian untuk digunakan dalam berwirausaha. Ketika perempuan kekurangan akses untuk memperoleh pendidikan dalam berwirausaha, maka mereka telah kekurangan kesempatan yang lebih baik untuk memaksimalkan potensi mereka di segala bidang, terutama dibidang ekonomi dan bisnis.Widyadari, dkk, n.d:18 Febriani 2012:16 menyebutkan wanita memiliki kelemahan-kelemahan yang dapat menjadi penyebab kegagalannya sebagai pelaku bisnis antara lain: 1. Memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan pribadi, tidak berani mengambil resiko, kurang percaya diri, atau terlalu percaya diri, terlalu berambisi sehingga menangani usaha diluar kemampuannya. 2. Wawasan sempit sehingga kurang informasi, tidak bisa membagi waktu atas peran gandanya, sibuk dengan urusan keluarga sehingga curahan waktu untuk kegiatan usahanya minimal, kurang sabar atau emosi tinggi. 3. Menetapkan keputusan dengan tergesa-gesa, masih bergantung atau didominasi suami, konsumtive, tidak terbuka, tidak bersungguh-sungguh, yang mana kelemahan-kelemahan tersebut hendaknya diminimalisir. Universitas Sumatera Utara Singh 2012:51 menyebutkan masalah yang dihadapi wirausahawan wanita, yaitu: 1. Kelangkaan Bahan Baku 2. Persaingan yang Ketat 3. Pergerakan yang Terbatas 4. Hubungan Keluarga 5. Kurangnya Pendidikan 6. Masyarakat Laki-Laki yang Mendominasi 7. Tidak Berani Mengambil Resiko Menurut Tambunan 2009:39 faktor rendahnya representatif women entrepreneur yaitu: - Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya kesempatan pelatihan yang membuat perempuan sangat dirugikan baik dalam ekonomi dan masyarakat - Beratnya pekerjaan rumah tangga - Hukum , tradisi , adat istiadat , kendala budaya atau agama pada sejauh mana wanita dapat membuka bisnis mereka sendiri - Kurangnya akses ke kredit formal dan fasilitas lainnya Universitas Sumatera Utara

2.1.5 Produktivitas