Parameter yang diamati TATA CARA PENELITIAN

Tinggi tanaman akan diukur dengan menggunakan penggarismistar dan dinyatakan dalam cm. 2. Jumlah daun Jumlah daun dihitung dengan cara menghitung jumlah daun yang sudah membuka penuh tidak kuncup, dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai umur 12 MST. Jumlah daun dinyatakan dalam satuan helai. 3. Luas daun Luas daun diukur dengan menggunakan alat LAM Leaf Area Meter dan akan diukur pada akhir penelitian atau tanaman umur 12 MST. Satuan luas daun akan dinyatakan dalam cm 2 centimeter persegi. 4. Jumlah cabang Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah cabang tanaman yang menghasilkan bunga dan buah. Pengamatan dilakukan sarang aktift tanaman telah mulai berbunga. Pengamatan jumlah cabang akan dihitung setiap 2 minggu sekali sekali dan dinyatakan dalam satuan angka. 5. Jumlah buah Jumlah buah diamati dengan menghitung jumalah buah yang muncul serta diamati setiap 2 minggu sekali sampai 12 MST. Jumlah buah dinyatakan dalam satuan buah. 6. Berat buah cabai per tanaman Berat buah diamati dengan menghitung berat buah per tanaman. Produksi buah dihitung dengan menimbang buah cabai setiap perlakuan dan dilakukan sebanyak 6 kali panen. Berat buah dihitung pada tanaman dari umur 85 HST. 7. Berat segar tanaman Berat segar tanaman dilakukan pada umur 14 MST dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman kemudian ditimbang dengan timbangan elektrik. Berat segar akar dan bagian tajuk diukur pada akhir penelitian dan dinyatakan dalam satuan gram. 8. Berat kering tanaman Pengukuran berat kering tanaman dilakukan pada akhir penelitian dengan cara pengeringan oven pada bagian akar dan tajuk tanaman kemudian ditimbang dan dnyatakan dalam satuan gram. 9. Nisbah tajukakar Pengamatan nisbah tajukakar diamati pada akhir penelitian dengan cara menghitung perbandingan berat kering tajuk dengan berat kering akar dan dinyatakan dalam satuan gram.

F. Analisis Data

Data diolah dengan software SAS Statistical Analisis System. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragamANOVA Analysis of Varian. Jika hasilnya menunjukkan signifikansi pada taraf α = 0,05, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji perbandingan berganda Duncan DMRT, Duncan Multiple Range Test pada taraf α = 0,05 untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata. 1

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Data yang dibahas dalam penelitian ini merupakan hasil uji DMRT Duncan Multiple Range Test yaitu pada umur 12 MST dikarenakan umur tersebut dapat memberikan analisis cenderung lebih mendalam karena pada semua umur tanaman memberikan pengaruh yang tidak nyata pada seluruh parameter yang diamati.

A. Tinggi tanaman

Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian perlakuan dosis arang aktif serbuk gergaji kayu jati tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman cabai rawit. Hasil sidik ragam rerata tinggi tanaman disajikan dalam Tabel 4. Tabel 1. Rerata tinggi tanaman cabai rawit pada umur 12 MST Minggu Setelah Tanam Perlakuan Tinggi tanaman cm P1 = Kontrol tanpa arang aktif + Urea, SP-36 dan KCl 41,667 a P2 = 200 kgha arang aktif + Urea, SP-36 dan KCl 43,223 a P3 = 225 kgha arang aktif + Urea, SP-36 dan KCl 48,667 a P4 = 250 kgha arang aktif + Urea, SP-36 dan KCl 43,000 a P5 = 275 kgha arang aktif + Urea, SP-36 dan KCl 41,777 a P6 = 300 kgha arang aktif + Urea, SP-36 dan KCl 42,947 a Keterangan: angka yang dikuti notasi huruf yang sama pada tiap kolom yang sama, menunjukan tidak beda nyata berdasarkan sidik ragam pada taraf 5 Berdasarkan hasil sidik ragam pada Tabel 4. menunjukkan bahwa berbagai perlakuan yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil pengamatan rerata tinggi tanaman. Berdasarkan penelitian Hoeung et al., 2011, melaporkan bahwa ukuran granul 3 - 4 mm, ukuran 60 mesh

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengelolaan Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) terhadap Jumlah Produksi dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

7 79 91

Respon Pertumbuhan Tiga Varietas Cabai Rawit (Capsicum frutescens L. ) Pada Beberapa Tingkat Salinitas

8 72 64

Respons Ketahanan Lima Varietas Cabai merah (Capsicum Annum l.) Terhadap Berbagai Konsentrasi Garam NaCl Melalui Uji Perkecambahan

5 96 40

Penghambatan Layu Fusarium Pada Benih Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Yang Dienkapsulasi Alginat-Kitosan Dan Tapioka Dengan Bakteri Kitinolitik

2 54 54

Efektifitas Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Spp.Pada Ovitrap

10 100 96

Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Cabai Merah (Capsicum annum L.) Terhadap Beberapa Aplikasi Pupuk Dengan Sistem Hidroponik Vertikultur

3 45 96

Pengaruh Jenis Bahan Pengemas Terhadap Kualitas Produk Cabai Merah (Capsicum Annuum L.) Segar Kemasan Selama Penyimpanan Dingin

0 43 144

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

17 140 134

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

10 71 134

Pengaruh konsentrasi pupuk probiotik nopkor terhadap tingkat produksi tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.).

0 5 168