30
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional, dimana penelitian ini akan mencari
hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian keputihan, hubungan sikap dengan kejadian keputihan dan hubungan tindakan dengan kejadian keputihan.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 8 Medan yang berlokasi di Jl.Dr. MansyurJl SMTK Medan.
4.2.2. Waktu Penelitian
Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan, yaitu dari bulan September hingga November 2015.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XII SMK Negeri 8 Medan
4.3.2. Besar Sampel
Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan metode total sampling dimana semua subjek populasi yang memenuhi kriteria inklusi
dimasukkan ke dalam sampel penelitian.
4.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Kriteria inklusi penelitian ini adalah : - Bersedia menjadi responden
Universitas Sumatera Utara
31
b. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah : - Tidak menjawab kuesioner dengan lengkap
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer yaitu data yang dikumpulkan dengan pengisian kuesioner oleh siswi dan dipandu langsung dengan
memberikan penjelasan pada setiap soal kuesioner oleh peneliti, sehingga diharapkan diperoleh jawaban yang lebih objektif.
4.5. Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1 editing, dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data yang telah dikumpulkan; 2 coding, data yang telah terkumpul dikoreksi,
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer; 3 entry, data tersebut dimasukkan kedalam program komputer; 4
cleaning data, pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam computer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data; 5
saving, penyimpanan data untuk siap dianalisis; dan 6 analisis data Hidayat, 2007.
4.5.2. Analisis Data
Semua data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner diproses menggunakan program computer kemudian dikelola hasilnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 8 Medan yang berlokasi di Jalan dr. T. Mansur Jalan SMTK Medan. Sekolah ini memilki infrastruktur seperti
ruangan kelas, perpustakaan, laboratorium khusus untuk setiap jurusan, laboratorium komputer, aula, open stage, lapangan voli dan lapangan basket. Sekolah ini memiliki
kompetensi keahlian dalam bidang Akomodasi Perhotelan, Tata Boga, Tata Kecantikan dan Tata Busana.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, responden yang diteliti sebanyak 381 orang siswi kelas XII SMK Negeri 8 Medan yang berstatus aktif dan masih bersekolah. Gambaran
karakteristik responden yang diamati berupa umur, keputihan, keputihan fisiologis, keputihan patologis, tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan mereka terhadap
keputihan. Data lengkap mengenai karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini.
Tabel 5.1. Frekuensi Usia Responden Usia tahun Frekuensi n
Persen 16
96 25.2
17 239
62.7 18
40 10.5
19 6
1.6 Total
381 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.1. di atas, didapati bahwa responden terbanyak berusia 17 tahun yaitu sebanyak 239 orang 62,7.
Tabel 5.2. Frekuensi Responden yang Pernah Mengalami Keputihan Keputihan
Frekuensi n Persen
Ya 319
83.7 Tidak
62 16.3
Total 381
100
Berdasarkan tabel 5.2. di atas, diketahui bahwa dari 381 jumlah siswi kelas XII SMK Negeri 8 Medan yang menjadi responden penelitian, sebanyak 319 orang
83,7 pernah mengalami keputihan dan yang tidak pernah mengalami keputihan sebanyak 62 orang 16,3.
Tabel 5.3. Frekuensi Responden yang Mengalami Keputihan Patologis Keputihan Patologis
Frekuensi n Persen
Ya 147
38.6 Tidak
234 61.4
Total 381
100
Berdasarkan tabel 5.3. di atas, diketahui bahwa dari 381 jumlah siswi kelas XII SMK Negeri 8 Medan yang mengikuti penelitian, sebanyak 147 siswi 38,6
pernah mengalami keputihan patologis dan yang tidak pernah mengalami keputihan patologis sebanyak 234 siswi 61,4.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3. Deskripsi Faktor Perilaku
Penelitian ini menggunakan kuesioner. Dalam lembar pengisian kuesioner penelitian terdapat 34 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner
tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Terdapat 3 domain faktor perilaku yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Semakin tinggi skor suatu domain, semakin
baik perilaku berdasarkan domain tersebut.
Tabel 5.4. Frekuensi Responden Tentang Tingkat Pengetahuan terhadap Keputihan Pengetahuan
Frekuensi n Persen
Baik 151
39.6 Sedang
166 43.6
Kurang 64
16.8 Total
381 100
Berdasarkan tabel 5.4. di atas, diketahui bahwa dari 381 jumlah siswi kelas XII SMK Negeri 8 Medan yang mengikuti penelitian, sebanyak 151 orang 39,6
mempunyai pengetahuan yang baik terhadap keputihan, 166 orang 43,6 mempunyai pengetahuan sedang dan 64 orang 16,8 mempunyai pengetahuan
yang kurang terhadap keputihan.
Tabel 5.5. Frekuensi Responden Tentang Sikap terhadap Keputihan Pengetahuan
Frekuensi n Persen
Baik 267
70.1 Cukup
88 23.1
Kurang 26
6.8 Total
381 10
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.5. di atas, diketahui bahwa dari 381 jumlah siswi kelas XII SMK Negeri 8 Medan yang menyertai penelitian sebanyak 267 orang 70,1
mempunyai sikap yang baik terhadap keputihan, 88 orang 23,1 mempunyai sikap yang cukup dan 26 orang 6,8 mempunyai sikap yang kurang baik terhadap
keputihan.
Tabel 5.6. Frekuensi Responden Tentang Tindakan Mencegah Keputihan Pengetahuan
Frekuensi Persen
Baik 198
52.0 Cukup
127 33.3
Kurang 56
14.7 Total
381 100
Berdasarkan tabel 5.6. di atas, diketahui bahwa dari 381 jumlah siswi kelas XII SMK Negeri 8 Medan yang menyertai penelitian sebanyak 198 siswi 52
mempunyai tindakan yang baik dalam mencegah terjadinya keputihan, 127 siswi 33,3 mempunyai tindakan yang cukup dalam mencegah terjadinya keputihan dan
56 siswi 14,7 mempunyai tindakan yang kurang baik dalam mencegah terjadinya keputihan.
Universitas Sumatera Utara
5.1.4. Hasil Analisa Statistik Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Keputihan
Tabel 5.7. Hubungan antara Pengetahuan dengan Kejadian Keputihan
Tingkat Pengetahuan
Keputihan + Keputihan-
Jumlah p
n n
n
Baik 47
104 151
0.005 Sedang
65 101
166 Kurang
35 29
64 Total
147 234
381
Berdasarkan tabel 5.7. dapat dilihat bahwa jumlah siswi yang memiliki tingkat pengetahuan baik tetapi pernah mengalami keputihan patologis yaitu sebanyak 47
orang 12,3 sedangkan jumlah siswi yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan tidak pernah mengalami keputihan patologis ada sebanyak 104 orang 27,3
Proporsi siswi yang memiliki tingkat pengetahuan sedang tetapi pernah mengalami keputihan patologis yaitu sebanyak 65 orang 17,1 sedangkan jumlah
siswi yang memiliki tingkat pengetahuan sedang dan tidak pernah mengalami keputihan patologis ada sebanyak 101 orang 26,5
Proporsi siswi yang memiliki tingkat pengetahuan buruk dan pernah mengalami keputihan patologis yaitu sebanyak 35 orang 9,2 sedangkan jumlah
siswi yang memiliki tingkat pengetahuan buruk tapi tidak pernah mengalami keputihan patologis ada sebanyak 29 orang 7,6.
Berdasarkan hasil analisa tabulasi silang di atas, analisa uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan 0
,05 α=5 diperoleh nilai p sebesar 0,005 p0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
kejadian keputihan.
Universitas Sumatera Utara
5.1.5. Hasil Analisa Statistik Sikap dengan Kejadian Keputihan
Tabel 5.8. Hasil Analisa Sikap dengan Kejadian Keputihan
Tingkat Sikap
Keputihan + Keputihan-
Jumlah p
n n
n
Baik 92
175 267
0.000 Sedang
34 54
88 Kurang
21 5
26 Total
147 234
381
Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat bahwa jumlah siswi yang memiliki tingkat sikap yang baik tetapi pernah mengalami keputihan patologis yaitu sebanyak 92
orang 24,1 sedangkan jumlah siswi yang memiliki sikap yang baik dan tidak pernah mengalami keputihan patologis ada sebanyak 175 orang 45,9
Proporsi siswi yang memiliki sikap sedang tetapi pernah mengalami keputihan patologis yaitu sebanyak 34 orang 8,9 sedangkan jumlah siswi yang memiliki
sikap sedang dan tidak pernah mengalami keputihan patologis ada sebanyak 54 orang 14,2
Proporsi siswi yang memiliki sikap yang buruk dan pernah mengalami keputihan patologis yaitu sebanyak 21 orang 5,5 sedangkan jumlah siswi yang
memiliki sikap yang buruk tapi tidak pernah mengalami keputihan patologis ada sebanyak 5 orang 1,3.
Berdasarkan hasil analisa tabulasi silang di atas, analisa uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05 α=5 diperoleh nilai p sebesar 0.000 p0,05
maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara sikap dengan kejadian keputihan.
Universitas Sumatera Utara
5.1.6. Hasil Analisa Statistik Tindakan dengan Kejadian Keputihan
Tabel 5.9. Hasil Analisa Tindakan dengan Kejadian Keputihan
Tindakan Pencegahan
Keputihan Keputihan +
Keputihan- Jumlah
p n
n n
Baik 70
128 198
0.008 Sedang
45 82
127 Kurang
32 24
56 Total
147 234
381 Berdasarkan tabel 5.9. dapat dilihat bahwa jumlah siswi yang memiliki
tindakan yang baik dalam mencegah keputihan tetapi pernah mengalami keputihan patologis yaitu sebanyak 70 orang 18,4 sedangkan jumlah siswi yang memiliki
tindakan yang baik dan tidak pernah mengalami keputihan patologis ada sebanyak 128 orang 33,6
Proporsi siswi yang memiliki tindakan cukup tetapi pernah mengalami keputihan patologis yaitu sebanyak 45 orang 11,8 sedangkan jumlah siswi yang
memiliki tindakan yang cukup dan tidak pernah mengalami keputihan patologis ada sebanyak 82 orang 26,5
Proporsi siswi yang memiliki tindakan pencegahan yang kurang dan pernah mengalami keputihan patologis yaitu sebanyak 32 orang 8,4 sedangkan jumlah
siswi yang memiliki tindakan pencegahan yang kurang tapi tidak pernah mengalami keputihan patologis ada sebanyak 24 orang 6,3.
Berdasarkan hasil analisa tabulasi silang di atas, analisa uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05 α=5 diperoleh nilai p sebesar 0,008 p0.05
maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara tindakan dengan kejadian keputihan.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pembahasan
Pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.2 didapatkan bahwa 319 orang 83,7 pernah mengalami keputihan. Hal ini bisa dikaitkan dengan usia mereka
yang sudah memasuki usia reproduktif. Dimana pada usia reproduktif keputihan bisa muncul menjelang atau sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke-
10-16 siklus menstruasi Manuaba, 2009. Selain itu Indonesia adalah negara yang beriklim tropis sehingga menyebabkan sekitar 90 wanita Indonesia berpotensi
mengalami keputihan Nurul et al, 2001 dalam Badaryati, 2012. Pada tabel 5.3 didapatkan bahwa, angka kejadian keputihan patologis di SMK
Negeri 8 Medan sebesar 38,6 , angka ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Badaryati 2012 dimana sebanyak 43 siswi SMA Negeri 2 Banjarbaru
dan sebanyak 45 siswi SMK Negeri 3 Banjarbaru pernah mengalami keputihan patologis. Keputihan patologis dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya
adalah karena infeksi pada organ kewanitaan Manuaba, 2003. Infeksi bisa terjadi bila perilaku menjaga kebersihan dan pencegahan keputihan itu sendiri masih kurang.
Dalam penelitian ini digunakan kuesioner yang memuat skor yang dibuat oleh Arikunto. Dimana peneliti mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan dari
responden penelitian. Hasil uji statistik berdasarkan tabel 5.7, didapatkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kejadian keputihan nilai p=0,005, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas 2011 di SMA Negeri 4
Semarang. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang Notoadmodjo, 2007. Dengan pengetahuan yang baik maka mereka juga akan memiliki tindakan yang baik juga dalam menjaga organ kewanitaan
mereka agar tetap bersih dan terhindar dari keputihan. Hal ini terbukti pada penelitian ini, dimana orang yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak yang tidak
mengalami keputihan patologis.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji statistik berdasarkan tabel 5.8, didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kejadian keputihan p=0,000. Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fitrianingsih 2012, dimana didapatkan ada hubungan antara sikap tentang pemeliharaan organ reproduksi dengan kejadian
keputihan pada siswi kelas X di SMA Negeri 1 Wonosari Klaten. Menurut Notoadmodjo 2007, sikap adalah faktor pendukung untuk
bertindak. Jika kita memiliki sikap yang positif baik maka kita juga akan bertindak yang baik. Hal ini terbukti pada penelitian ini, dimana orang yang memilik sikap baik
lebih banyak yang tidak mengalami keputihan patologis. Pada hasil uji statistik berdasarkan tabel 5.9, didapatkan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara tindakan dengan kejadian keputihan p=0,008. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitrianingsih 2012 dimana didapatkan ada hubungan
antara tindakan tentang pemeliharaan organ reproduksi dengan kejadian keputihan pada siswi kelas X di SMA Negeri 1 Wonosari Klaten. Juga pada penelitian yang
dilakukan Egi et al 2014 didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tindakan dengan kejadian keputihan di SMA Negeri 1 Rumbio Jaya.
Menurut Notoadmodjo 2007, tindakan kesehatan adalah hasil respons seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan konsep sehat, sakit dan
penyakit. Apabila respon seseorang baik terhadap pentingnya menjaga kebersihan organ kewanitaannya, maka dia juga akan berperilaku baik. Hal ini terbukti pada
penelitian ini, dimana orang yang memiliki tindakan baik lebih banyak yang tidak mengalami keputihan patologis.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan