Masa Remaja Masa Adolesensi Konsep Perilaku

Clindamycin 300 mg oral , 2× hari selama 7 hari V.candidiasis : Fluconazole 150 mg oral, single dose Itraconazole 200 mg oral, 2× hari untuk 1 hari Clotrimazole vaginal tablet 500 mg sekali atau 200 mg 1×hari selama 3 hari Sherrard, Donders dan White, 2011. Pencegahan Berbagai pencegahan yang dilakukan akan berguna untuk mengurangi insidensi keputihan, dimana keputihan merupakan penyakit yang hampir pernah dialami oleh setiap wanita. Pencegahanedukasi yang dapat diberikan yaitu: 1. Menyeka daerah kelamin dari depan ke belakang 2. Mencuci daerah kelamin dengan air hangat 3. Menghindari sabun atau produk kesehatan feminim 4. Menghindari krim steroid kecuali diresepkan 5. Memakai celana dalam katun 6. Menghindari pemakaian celana ketat 7. Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel halus yang mudah terselip disana-sini dan akhirnya mengandung jamur dan bakteri untuk bersarang ditempat itu. 8. Jaga kesterilan alat vital. Penggunaan tisu basah atau produk pantyliner harus betul-betul steril. 9. Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian Koronek dan Muhammad dalam Putriani, 2012.

2.3. Masa Remaja Masa Adolesensi

Masa Remaja Masa Adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Jika dipandang dari aspek psikologis dan sosialnya, Universitas Sumatera Utara masa remaja adalah suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas itu sendiri ditekankan kepada proses biologis yang pada akhirnya mengarah kepada kemampuan bereproduksi IDAI, 2005. Buku-buku Pediatri pada umumnya mendefiniskan remaja apabila telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki- laki. WHO mendefiniskan remaja bila anak telah mencapai umur 10-19 tahun. Menurut Undang-Undang No.4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah IDAI, 2005. Masa Remaja berlangsung melalui 3 tahapan yang masing masing ditandai dengan isu-isu biologis,psikologik dan sosial, yaitu: Masa Remaja Awal 10-12 tahun, Menengah 13-15 tahun dan Akhir 16-19 tahun. Masa Remaja Awal ditandai dengan peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik. Pada saat yang sama penerimaan dari kelompok sebaya sangatlah penting. Masa Remaja Menengah ditandai dengan hampir lengkapnya pubertas, timbulnya keterampilan-keterampilan berpikir yang baru, peningkatan pengenalan terhadap datangnya masa dewasa dan keinginan untuk memapankan jarak emosional dan psikologis dengan orang tua.Masa Remaja Akhir ditandai dengan persiapan untuk peran sebagai seorang dewasa, termasuk klarifikasi dari tujuan pekerjaan dan internalisasi suatu sistem nilai pribadi. 2.4. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja 2.4.1. Pertumbuhan Remaja Perlu diketahui pertumbuhan dan perkembangan somatik remaja ditandai dengan beberapa ciri khas yaitu : - Pertama, perubahan adalah ciri utama dari proses biologis pubertas. Perubahan hormonal secara kulitatif dan kuantitatif terjadi antar masa prepubertas dan dewasa. Akibatnya terjadi pertumbuhan yang cepat dari berat Universitas Sumatera Utara dan panjang badan, perubahan dalam komposisi tubuh dan jaringan tubuh dan timbulnya ciri-ciri seks primer dan sekunder yang menghasilkan perkembangan “boy into a man” dan “girl into a woman” - Kedua, perubahan somatik sangat bervariasi dalam umur saat mulai dan berakhirnya, kecepatan dan sifatnya, tergantung dari masing-masing individu. Karena itu umur yang normal saat tercapainya suatu perubahan dalam pertumbuhan tidak dapat di tentukan dengan pasti melainkan menggunakan umur rata-rata anak. - Ketiga, meskipun terdapat variasi umur saat timbulnya perubahan-perubahan selama pubertas tetapi setiap remaja mengikuti urutan yang sama dalam pertumbuhan somatik. Gambar 2.3.Urutan kejadian yang berhubungan dengan pubertas pada anak perempuan . Dikutip dari: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Buku Ajar I. Jakarta: Sagung Seto. - Keempat, timbulnya ciri-ciri seks sekunder merupakan manifestasi somatik dari aktivitas gonad yang dipakai oleh Tanner untuk menentukan Sex Maturity Rating SMR, dikenal sebagai Stadium Tanner: SMR 1-5 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Stadium Maturitas Seks anak perempuan Stadium Rambut Pubis Payudara 1 Pra-pubertas Pra-pubertas 2 Jarang, sedikit berpigmen, lurus batas medial labia Payudara dari papilla menonjol sebagai bukit kecil, diameter areola bertambah 3 Lebih hitam, mulai keriting, jumlah bertambah Payudara dan areola membesar. Tidak ada pemisahan garis bentuk 4 Kasar, keriting, banyak tetapi lebih sedikit daripada orang dewasa Areola dan papilla membentuk bukit kedua 5 Segitiga wanita dewasa. Menyebar ke permukaan medial paha Bentuk dewasa, papilla menonjol, areola merupakan bagian dari garis bentuk umum payudara Dikutip dari: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Buku Ajar I. Jakarta: Sagung Seto.

2.4.2. Perkembangan Remaja

Masa remaja menurut cara perkembangannya dibagi menjadi tiga tahap yaitu: 1. Masa remaja awal dengan cirri khas antara lain: ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berpikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya, 2. Masa remaja tengah, dengan cirri khas antara lain: mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang aktivitas seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam. 3. Masa remaja akhir dengan cirri khas antara lain: mampu berpikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan kebebasan diri. Universitas Sumatera Utara

2.4.3. Perubahan Kejiwaan

Pada masa remaja perubahan kejiwaan lebih lambat dari fisik dan labil meliputi: 1. Perubahan emosi: sensitif mudah menangis,cemas,tertawa dan frustasi, mudah bereaksi terhadap rangsangan dari luar, agresif sehingga mudah berkelahi 2. Perkembangan inteligensia: mampu berpikir abstrak dan senang member kritik, ingin mengetahui hal-hal baru sehingga muncul perilaku ingin mencoba hal yang baru. Ciri perubahan ini sangat penting diketahui agar penanganan masalah dapat dilakukan dengan baik. Dari segi kesehatan reproduksi, perilaku ingin mencoba hal-hal baru di dorong oleh rangsangan seksual yang jika tidak dibimbing dengan baik dapat membawa remaja, khususnya remaja perempuan terjerumus dalam hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya.

2.5. Konsep Perilaku

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme mahluk hidup yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis. Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Notoatmodjo, 2007. Perilaku manusia merupakan pencerminan dari berbagai unsur kejiwaan yang mencakup hasrat, sikap, reaksi, rasa takut atau cemas, dan sebagainya. Oleh karena itu perilaku manusia dipengaruhi atau dibentuk dari faktor-faktor yang ada dalam diri manusia atau unsur kejiwaannya. Meskipun demikian, faktor lingkungan merupakan faktor yang berperan serta mengembangkan perilaku manusia. Lingkungan terdiri atas lingkungan fisik alamiah dan lingkungan sosial atau budaya. Lingkungan fisik adalah lingkungan geografi yaitu lingkungan tempat tinggal manusia dengan semua tantangan hidup yang harus dihadapinya. Lingkungan sosial Universitas Sumatera Utara atau budaya mempunyai pengaruh dominan terhadap pembentukan perilaku manusia. Yang termasuk lingkungan sosial atau budaya adalah sosial ekonomi, sarana dan prasarana sosial, pendidikan, tradisi, kepercayaan, dan agama. Perilaku mulai dibentuk dari pengetahuan atau ranah domain kognitif. Subjek atau individu mengetahui adanya rangsangan yang berupa materi atau objek diluar dirinya, kemudian terbentuk pengetahuan baru. Pengetahuan baru ini akan menimbulkan tanggapan batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahuinya tadi. Setelah rangsangan tadi diketahui dan disadari sepenuhnya, akan timbul tanggapan lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap rangsangan.

2.6. Domain Perilaku