atau budaya mempunyai pengaruh dominan terhadap pembentukan perilaku manusia. Yang termasuk lingkungan sosial atau budaya adalah sosial ekonomi, sarana dan
prasarana sosial, pendidikan, tradisi, kepercayaan, dan agama. Perilaku mulai dibentuk dari pengetahuan atau ranah domain kognitif.
Subjek atau individu mengetahui adanya rangsangan yang berupa materi atau objek diluar dirinya, kemudian terbentuk pengetahuan baru. Pengetahuan baru ini akan
menimbulkan tanggapan batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahuinya tadi. Setelah rangsangan tadi diketahui dan disadari sepenuhnya, akan
timbul tanggapan lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap rangsangan.
2.6. Domain Perilaku
Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.Faktor penentu atau determinan perilaku sulit untuk dibatasi
karena perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.
Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni : Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,
yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya
Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya , ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini
sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek, yakni aspek
fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi dari ketiga aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih terinci perilaku
manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Namun
Universitas Sumatera Utara
demikian, pada realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan yang menentukan perilaku seseorang.
Dari uraian diatas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau
resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang
sangat luas. Benyamin Bloom, seorang ahli psikolog pendidikan membagi perilaku manusia itu kedalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni: akognitif cognitive,
bafektif affective, cpsikomotor psychomotor Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1.Pengetahuan Knowledge Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang overt behavior 2.Sikap attitude
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek
dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Menurut Allport 1954, sikap ada 3 komponen yaitu:
a. Kepercayaankeyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak Ketiga komponen diatas secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
total attitude.
Universitas Sumatera Utara
3.Tindakan practice Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior.
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinan, antara lain adalah fasilitas.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau
bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden Notoadmodjo, 2007.
2.7. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Sehat Terhadap Penanganan dan Pencegahan Keputihan
Perilaku manusia mulai dibentuk dari pengetahuan atau ranah kognitif. Subjek atau individu mengetahui adanya rangsangan yang berupa materi atau objek di luar
dirinya, kemudian terbentuk pengetahuan baru. Pengetahuan baru ini akan menimbulkan tanggapan batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang
diketahuinya tadi. Setelah rangsangan tadi diketahui dan disadari sepenuhnya, akan timbul tanggapan lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap rangsangan.
Pengetahuan merupakan domain kognitif yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan overt behavior. Menurut penelitian Notoadmojo 1990,
perilaku yang dilandasi pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan yang tanpda dilandasi pengetahuan.
Perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan konsep sehat, sakit dan penyakit. Bentuk operasional perilaku
kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga wujud, yaitu: 1.
Perilaku dalam wujud pengetahuan yakni tanggapan dengan mengetahui situasi atau rangsangan dari luar yang berupa konsep sehat, sakit dan penyakit.
2. Perilaku dalam wujud sikap yakni tanggapan batin terhadap rangsangan dari
luar yang dipengaruhi faktor lingkungan fisik yaitu kondisi alam, biologi yang
Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan mahluk hidup lainnya; dan lingkungan sosial yakni masyarakat sekitarnya.
3. Perilaku dalam wujud tindakan yang sudah nyata, yakni berupa perbuatan
terhadap situasi atau rangsangan dari luar.
Ada ahli yang menyatakan bahwa perilaku kesehatan merupakan fungsi dari : 1.
Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau pemeliharaan kesehatan behavior mention
2. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya social support
3. Ada atau tidaknya informasi kesehatan atau fasilitas kesehatan accessibility of
information 4.
Otonomi pribadi dari orang yang bersangkutan dalam hal mengambil keputusan untuk bertindak personal autonomy
5. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak action
situation.
Penyebab seseorang berperilaku kesehatan atau tidak ada empat yaitu: 1. Pikiran dan perasaan dalam bentuk pengetahuan, perspeksi, sikap,
kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap kesehatan. 2. Perilaku kesehatan dari orang lain yang menjadi panutan cenderung akan
dicontoh. 3. Sumber data yang mencakup fasilitas kesehatan, uang, waktu, tenaga, jarak
ke fasilitas kesehatan akan berpengaruh positif maupun negatif terhadap perilaku kesehatan seseorang.
4. Kebudayaan yang terbentuk dalam jangka waktu lama sebagai akibat kehidupan masyarakat bersama, akan berubah baik secara cepat maupun
lambat sesuai dinamika masyarakat. Kelompok masyarakat yang terbiasa bersih akan menunjang perilaku kesehatan indvidu dan masyarakat
Budiharto, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.8. Kerangka Teori