Kerangka Teori PENGETAHUAN 1. LINGKARI jawaban yang menurut anda paling benar

2.8. Kerangka Teori

Menurut Lawrence Green perilaku ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor: a. Faktor-faktor predisposisi predisposing factors, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. b. Faktor-faktor pendukung enabling factors, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan. c. Faktor-faktor pendorong reinforcing factors, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau orang lain yang menjadi panutan Notoadmodjo, 2007 ; Budiharto 2010. B= f PF,EF,RF Dimana: B = Behaviour RF = Reinforcing factors PF = Predisposing factors f = fungsi EF = Enabling factors Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Universitas Sumatera Utara Faktor Predisposisi Pengetahuan Sikap Persepsi Keinginan Faktor Pendukung Ketersediaan fasilitas Keterjangkauan pelayanan Perubahan Perubahan perilaku Perilaku Kemampuan petugas Dukungan pemerintah Keterpaparan informasi Faktor Pendorong Keluarga Guru Idola Tenaga Kesehatan Media Tokoh Masyarakat Dikutip dari: Notoadmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang khusus dan penting karena merupakan masa transisi yang ditandai dengan perubahan fisik, emosi dan psikis. Pada masa remaja, perubahan organobiologik terjadi cepat namun tidak seimbang dengan perubahan mental emosional Pinem, 2009. Ciri –ciri perubahan ini sangat penting diketahui oleh remaja agar penanganan masalah dapat dilakukan dengan baik, oleh karena itu perlu dukungan dan bimbingan dari lingkungan sekitarnya. Dari segi kesehatan reproduksi, perilaku ingin mencoba hal-hal baru di dorong oleh rangsangan seksual yang jika tidak dibimbing dengan baik bisa membawa remaja, khususnya remaja perempuan terjerumus dalam seks pranikah dan obat-obatan terlarang dengan segala akibatnya Pinem, 2009. Menurut WHO World Health Organization 2014, 1 dari 6 orang di dunia adalah remaja usia 10-19 tahun yang berjumlah ± 1,2 milyar jiwa. Di Asia Tenggara, jumlah remaja ± 350 juta jiwa dan Indonesia mempunyai persentase sebanyak 21,6 remaja dari 350 juta jiwa. Masalah kesehatan reproduksi remaja mencakup kehamilan dini, HIV Human Immuno Deficiency Virus, penyakit menular seksual, penyakit infeksi lain, kesehatan mental, kekerasan dan lain-lain WHO, 2014. Penyakit menular seksual sendiri banyak ditandai dengan gejala keputihan Pinem, 2009. Keputihan adalah setiap cairan yang keluar dari vagina yang bukan darah Manuaba, 2003. WHO menyatakan bahwa 5 remaja di dunia terjangkit Penyakit Menular Seksual PMS dengan gejala keputihan setiap tahunnya, bahkan di Amerika Serikat 1 dari 8 remaja Badaryati, 2012. Di Indonesia sekitar 90 wanita berpotensi mengalami keputihan karena Indonesia adalah negara yang beriklim tropis, sehingga jamur mudah tumbuh dan Universitas Sumatera Utara berkembang yang mengakibatkan banyaknya kasus keputihan pada perempuan Indonesia Nurul et al,2001 dikutip dalam Badaryati, 2012. Berdasarkan data SKRRI 2007, dalam Badaryati, 2012 menunjukkan pada wanita dengan rentang usia 15-24 tahun mengalami keputihan sebanyak 31,8. Ini menunjukkan bahwa remaja putri mempunyai resiko tinggi mengalami keputihan. Masalah reproduksi pada remaja perlu mendapat penanganan serius, karena masalah tersebut banyak muncul di Indonesia salah satunya disebabkan karena faktor perilaku yang kurang baik dalam mencegah maupun menangani keputihan, Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan, diantaranya penelitian yang dilakukan Fitrianingsih 2012 bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 1 Wonosari. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin mengetahui faktor perilaku pengetahuan, sikap dan tindakan yang mempengaruhi terjadinya keputihan siswi SMK Negeri 8 Medan.

1.2. Rumusan Masalah