28 lebih sering berkonsultasi pada dokter, yang mempengaruhi jumlah berkunjung
pasien ibu hamil di rumah sakit Agnita, 2012. Berdasarkan penelitian di RSU Bunda Thamrin Medan dengan jumlah
berkunjung pasien ibu hamil terbesar ialah pasien ibu hamil secundagravida, maka bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan di RSUD Arifin Ahmad
Pekanbaru, dari 30 orang pasien ibu hamil diperoleh bahwa jumlah mayoritas berkunjung pasien ibu hamil ialah multigravida yakni 22 orang 72,3 yang
mengalami kecemasan berat, selanjutnya jumlah pasien primigravida yakni sebesar 14 orang 46,7 yang mengalami kecemasan sedang Agnita, 2012.
Penelitian yang dilakukandi RSUP Haji Adam Malik Medan,memiliki data yang berbeda dengan RSU Bunda Thamrin Medan Tahun 2015, yang
menyatakanbahwa dari 334 pasien ibu hamil, mayoritas data ialahpasien primigravida kehamilan anak pertama sebesar 136 pasien 40,72,
secundagravida kehamilan anak kedua sebesar 80 pasien 23,95, dan jumlah kehamilan multigravida kehamilan anak lebih dari dua kali sebesar 118 pasien
35,32 Vela, 2014.
4.3 Distribusi Data ParitasPasien Ibu Hamil Berdasarkan Usia Pasien di RSU Bunda Thamrin Medan.
Berdasarkan 337 kartu rekam medis pasien ibu hamil di Instalasi Rawat jalan RSU Bunda Thamrin Medan periode Januari 2015 – Desember 2015, maka
diperoleh data jumlah paritas ibu hamil berdasarkan usia pasien Tabel 4.3.
Tabel 4.3Distribusi data paritas pasien ibu hamil berdasarkan usia.
Universitas Sumatera Utara
29 Usia
Paritas Primigravida
Secundagravida Multigravida
21 Tahun 21 – 25 Tahun
26 – 30 Tahun 30 Tahun
6 100 55 83,33
53 37,06 12 8,82
--- 8 12,12
74 51,74 53 38,97
--- 3 4,54
16 11,18 57 41,91
Jumlah 126
135 76
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas diperoleh jumlah data tertinggi ialah berdasarkan kelompok usia 21 tahun dengan kategoriprimigravida sebanyak 6
pasien 100, diikuti kelompok usia 21 – 25 tahun dengan kategori tertinggi pada kehamilan primigravida yaitu sebanyak 55 pasien 83,33, kelompok usia
26 – 30 tahun dengan kategori tertinggi pada kehamilan secundagravida yaitu sebanyak 74 pasien 51,74 dan berdasarkan kelompok usia 31 – 42 tahun
dengan kategori tertinggi yaitu pada kehamilan multigravida yaitu sebesar 57 pasien 41,91.
Usia ibu sewaktu hamil sangat berpengaruh pada kesiapan ibu untuk menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu sehingga kualitas sumber daya
manusia akan semakin meningkat. Begitu juga kehamilan di usia tua diatas 35 tahun akan menimbulkan kecemasan terhadap kehamilan dan persalinan serta
alat–alat reproduksi ibu terlalu tua untuk hamil Prawirohardjo,2010. Kehamilan di bawah usia 20 tahun dapat menimbulkan banyak
permasalahan karena bisa mempengaruhi organ tubuh seperti rahim, bahkan keadaan bayi lahir prematur dan berat lahir kurang. Hal ini disebabkan karena
wanita yang hamil muda belum bisa memberikan suplai makanan dengan baik dari tubuhnya ke janin di dalam rahimnya Marni,2012.
Universitas Sumatera Utara
30 Kehamilan di usia muda atau remaja di bawah 20 tahun akan
mengakibatkan rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut ibu mungkin belum siap untuk mempunyai anak dan alat–alat
reproduksi ibu belum siap untuk hamil Prawirohardjo,2010. Pengawasan terhadap ibu hamil dengan usia dibawah 18 tahun perlu
diperhatikan karena sering terjadinya anemia,
hipertensi menuju preeklamsieklamsia, persalinan dengan berat badan lahir rendah, kehamilan
disertai infeksi, penyulit proses persalinan yang diakhiri dengan tindakan operasi. Aspek sosial yang sering menyertai ibu hamil dengan usia muda adalah kehamilan
yang belum diinginkan, kecanduan obat atau perokok, arti dan manfaat antenatal care yang kurang diperhatikan Tsania,2011.
Usia 20 – 30 tahun adalah usia yang tergolong reproduktif baik dari dari segi fisik maupun dari segi psikologis serta dijumpai adanya kematangan dalam
berfikir dan mengambil suatu keputusan, hal ini disebabkan karena adanya kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan dan masalah kehidupan,
dan mengontrol emosi dalam mengambil keputusan Hayes dan Kee, 1996. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSU Bunda Thamrin Medan
pada Tahun 2015, dapat dibandingkan pula dengan penelitian yang dilakukan diRSUP Haji Adam Malik Medan padatahun 2012, diperolehdata pasien tertinggi
berdasarkan kelompok usia kurang dari 21 tahun dengan kategori primigravida sebanyak 14 pasien 4, 19, data tertinggi berdasarkan kelompok usia 21 – 25
tahun dengan kategori primigravida ialah sebanyak 42 pasien 12,57, data tertinggi berdasarkan kelompok usia 26 – 30 tahun dengan kategori primigravida
ialah sebanyak 53 pasien 15,86, dan data tertinggi berdasarkan kelompok usia
Universitas Sumatera Utara
31 30 – 46 tahun dengan kategori multigravida ialah sebanyak 82 pasien 24,55
Vela,2014. 4.4 Distribusi Data Pasien Ibu hamil Berdasarkan Usia Kehamilan di
RSUBunda Thamrin Medan
Berdasarkan 568 jumlah kunjungan pasien ibu hamil di instalasi rawat jalan RSU Bunda Thamrin Medan periode Januari 2015 – Desember 2015, maka
diperoleh jumlah kunjungan pasien ibu hamil berdasarkan usia kehamilan Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi pasien ibu hamil berdasarkan usia kehamilan
Usia Kehamilan Jumlah Pasien
Persentase Trimester Pertama
Trimester Kedua Trimester Ketiga
117 244
207 20,59
42,95 36,44
Jumlah 568
100 Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, rata-rata kunjungan pasien ibu hamil sebesar
1,68 kunjungan, yang diperoleh dari rasio jumlah kunjungan pasien yakni sebesar 568 kunjungan dengan jumlah rekam medik pasien sebesar 337.Hasil penelitian
ini, menunjukkan bahwa pasien ibu hamil yang paling banyak berkunjung di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan tahun 2015 ialah usia
kehamilan trimester kedua dengan jumlah 244 kunjungan 42,95, disusul dengan jumlah pasien trimester ketiga sebesar 207 pasien 36,44, dan trimester
pertama 117 pasien 20,59. Kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai sejak konsepsi
dan diakhiri dengan proses persalinan. Tiga periode berdasarkan lamanya kehamilan, yaitu 1 kehamilan trimester I :0 – 12 minggu, 2 kehamilan
Universitas Sumatera Utara
32 trimester II : 12 – 28 minggu, 3 kehamilan trimester III : 28 – 40
mingguHayes dan Kee,1996. Kehamilan pada trimester II memperlihatkan secara jelas bentuk
perubahan tubuh wanita, dikarenakan ukuran perut yang lebih membesar dibandingkan sebelumnya.Trimester kedua dianggap sebagai masa kehamilan
yang terbaik.Ibu hamil merasa lebih nyaman saat ini karena perut belum terlalu besar sehingga masih dapat melakukan aktivitas sehari–hari. Rasa mual, muntah,
lemas, serta keluhan lainnya pada trimester pertama juga akan berkurang dan bahkan hilang, sehingga ibu hamil akan merasa lebih bersemangat pada saat
trimester kedua ini Suririnah,2008. Beberapa keluhan dan perubahan yang terjadi pada trimester kedua 1
perut membesar. Setelah 12 minggu, rahim membesar dan melewati rongga panggul, pembesaran rahim akan bertumbuh sekitar 1 cm setiap minggu.
Kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan pusar atau umbilicus. Setiap individu akan berbeda–beda tapi kebanyakan wanita, perutnya akan
membesar pada kehamilan 16 minggu. 2 Sendawa dan buang angin. Banyak wanita hamil yang bingung dengan keadaan ini, sendawa atau buang angin ini
sering terjadi karena adanya peregangan usus selama kehamilan, sehingga ibu hamil merasa kembung dan tidak nyaman. 3 Rasa panas di perut. Rasa panas
diperut adalah keluhan yang paling sering dialami selama kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar, dan juga pengaruh hormonal
yang menyebabkan relaksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas Suririnah,2008.
Universitas Sumatera Utara
33 Kunjungan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang dianjurkan
kepada ibu hamil minimal 4 kali selama hamil antara lain: kehamilan trimester I 14 minggu satu kali kunjungan, kehamilan trimester II 14 – 28 minggu satu
kali kunjungan, dan trimester III 28 – 40 minggu dua kali kunjungan. Walaupun demikian disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dengan
jadwal sebagai berikut: sampai kehamilan 28 minggu periksalah empat minggu sekali, kehamilan 28 – 36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali,
kehamilan 36 – 40 minggu setiap satu minggu sekali dan apabila terdapat keluhan-keluhan tertentu Pantikawati,2009.
4.5 Distribusi Pasien Ibu Hamil Berdasarkan Jumlah Jenis Obat Yang Diresepkan Selama Periode Januari 2015 – Desember 2015 Di Rumah
Sakit Bunda ThamrinMedan.
Berdasarkan 337 kartu rekam medis pasien ibu hamil di instalasi rawat jalan RSU Bunda Thamrin Medan periode Januari 2015 – Desember 2015,
diperoleh distribusi pasien berdasarkan jumlah jenis obat Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi pasien ibu hamil berdasarkan jumlah jenis obat yang
diresepkan selama periode Januari 2015 – Desember 2015. Jumlah Macam Obat
Jumlah Pasien Persentase
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 123
104 53
24 17
9 3
2 1
1 36,49
30,86 15,72
7,12 5,04
2,67 0,89
0,59 0,29
0,29
Jumlah 337
100 Berdasarkan Tabel 3.5 diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas pasien ibu
hamil, menerima 1 jenis obat selama proses kehamilan yakni 123 pasien
Universitas Sumatera Utara
34 36,49, diikuti dengan 2 jenis obat yakni 104 pasien 30,86, dan 3 jenis obat
dengan jumlah 53 pasien 15,72.Rata-rata penggunaan obat perpasiennya ialah: 2,66 jenis obat, yang diperoleh dari rasio jumlah penggunaan obat sebesar 897 dan
jumlah rekam medis sebesar 337. Pemberian dengan jumlah obat lebih dari 1 bertujuan untuk mengatasi
berbagai keluhan yang timbul pada masa kehamilan.Variasi obat yang besar perlu diperhatikan karena kemungkinan adanya interaksi obat, hal ini meningkat sejalan
dengan jumlah obat yang diterimanya dan juga meningkatkan efek samping interaksi obat tersebut terhadap ibu dan janinnya.Namun tidak semua interaksi
menghasilkan efek yang merugikan oleh karena itu, perlu dipertimbangkan penyederhanaan jumlah obat yang digunakan seminimal mungkin sesuai
kebutuhan klinik untuk mengindari dampak negatif yang mungkin timbul Maria, 2009.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSU Bunda Thamrin Medan Tahun 2015 dengan data mayoritas pasien ibu hamil menerima 1 jenis obat,
berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan di Apotek Farmasi Airlangga Tahun 2013, dari 25 resep yang ditelitimemperlihatkan mayoritas penggunaan
obat pada pasien ibu hamil ialah 3 jenis obat sebanyak 11 pasien 44, 1 jenis obat sebanyak 6 pasien 24, 2 jenis obat sebanyak 5 pasien 20 dan 4 jenis
obat 3 pasien 12Carissa, 2014. Penggunaan obat pada masa kehamilan cenderung membuat ibu lebih
berhati-hati serta lebih selektif, namun penggunaan obat tidak dapat dihindarkan apabila ibu hamil memiliki riwayat penyakit seperti asma, diabetes maupun
hipertensi.Pada sebuah penelitian didapatkan kesimpulan banyak wanita
Universitas Sumatera Utara
35 menghentikan atau mengurangi pengobatan asma saat merekam hamil sehingga
diperlukan strategi dan kontrol keamanan asma saat hamil Zeztra-van Woude, 2012.
4.6 Distribusi Data Penggunaan Obat Berdasarkan Paritas di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan