BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Mei sampai November 2010 yang bertempat di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU, Laboratorium Polimer FMIPA USU,
Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi USU dan Pusat Pembibitan Udang Hatcheri Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai.
3.2. Alat dan Bahan
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Herba meniran yang telah dikeringanginkan selama ± 1 minggu lalu dipotong berukuran 1 cm, kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender kering.
2. Bahan kimia yang digunakan adalah agar dekstrosa kentang potato dextrose
agar, agar nutrisi nutrient agar, Mueller Hinton agar MHA, NaCl fisiologis 0,9, alkohol 70, n-heksana, etil asetat, metanol, aquades,
dimetilsulfoksida DMSO, aluminium foil, spiritus, dan lain-lain. 3. Alat yang digunakan antara lain mikroskop, autoklaf, cawan petri, tabung reaksi,
kotak penyimpan biakan, erlenmeyer, gelas ukur, kertas label, kamera, jangka sorong, oven, jarum ose, spatula, desikator, pinset, bunsen, pisau, blender, corong,
botol vial, evaporator, lidi kapas steril, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap RAL faktorial dengan tiga ulangan yang terdiri dari satu faktor, yaitu : konsentrasi ekstrak herba meniran,
yang meliputi ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, dan ekstrak metanol, masing- masing terdiri dari :
1. konsentrasi 0
2. konsentrasi 1
3. konsentrasi 5
4. konsentrasi 10
Bakteri dan khamir uji yang digunakan adalah : 1.
2. Staphylococcus aureus
3. Candida albicans
Escherichia coli
3.4. Pembuatan Ekstrak Herba Meniran Herba meniran diperoleh dari Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat,
Sumatera Utara. Tanaman dicuci bersih, lalu dikeringanginkan pada suhu ruangan tanpa terkena sinar matahari langsung selama ± 1 minggu, kemudian dipotong kecil-
kecil ± 1 cm. Sampel kemudian diblender kering hingga menjadi serbuk simplisia. Selanjutnya ditimbang sebanyak 300 g dan dimasukkan ke dalam 3 buah erlenmeyer
dan direndam dimaserasi dengan pelarut n-heksana masing-masing 500 ml. Pemerasian dilakukan pada suhu kamar dan hindari terkena sinar matahari, selama ±
Universitas Sumatera Utara
3 hari dan pengadukan dilakukan setiap hari. Setelah 3 hari pemaserasian, maserat kemudian disaring. Filtrat dipisahkan dan ampasnya direndam kembali dengan
larutan yang baru. Maserasi dilakukan 5 kali hingga diperoleh maserat yang terakhir berwarna jernih. Filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator pada
suhu tidak lebih dari 50º C dan diuapkan in vacuo sehingga terpisah pelarutnya
dengan ekstrak kental herba meniran. Ekstrak kental kemudian dimasukkan ke dalam botol vial dan dikeringkan dalam desikator sehingga diperoleh ekstrak kering.
Maserasi dilakukan dengan pola peningkatan polaritas menggunakan 3 jenis pelarut, yaitu: n-heksana, etil asetat, dan metanol Soemiati et al. 2009. Perlakuan yang sama
juga dilakukan terhadap larutan etil asetat dan metanol.
3.5. Pengenceran Ekstrak Herba Meniran