3 hari dan pengadukan dilakukan setiap hari. Setelah 3 hari pemaserasian, maserat kemudian disaring. Filtrat dipisahkan dan ampasnya direndam kembali dengan
larutan yang baru. Maserasi dilakukan 5 kali hingga diperoleh maserat yang terakhir berwarna jernih. Filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator pada
suhu tidak lebih dari 50º C dan diuapkan in vacuo sehingga terpisah pelarutnya
dengan ekstrak kental herba meniran. Ekstrak kental kemudian dimasukkan ke dalam botol vial dan dikeringkan dalam desikator sehingga diperoleh ekstrak kering.
Maserasi dilakukan dengan pola peningkatan polaritas menggunakan 3 jenis pelarut, yaitu: n-heksana, etil asetat, dan metanol Soemiati et al. 2009. Perlakuan yang sama
juga dilakukan terhadap larutan etil asetat dan metanol.
3.5. Pengenceran Ekstrak Herba Meniran
Sebanyak 1 g ekstrak herba meniran dilarutkan dengan DMSO sehingga larutan menjadi 10 ml di dalam botol vial steril sehingga diperoleh larutan induk
konsentrasi 10. Selanjutnya dilakukan pengenceran sehingga diperoleh ekstrak sampel dengan konsentrasi 5 dan 1.
3 .6. Penyiapan Bakteri dan Khamir Uji
Masing-masing bakteri uji yakni S. aureus, E. coli, yang diperoleh dari Laboratorium Rumah Sakit Adam Malik Medan diinokulasikan ke dalam media
miring NA. Sedangkan untuk khamir uji C. albicans yang juga diperoleh dari Laboratorium Rumah Sakit Adam Malik Medan diinokulasikan ke dalam media
Universitas Sumatera Utara
miring PDA. Inokulum selanjutnya diinkubasi pada suhu 37º C selama 24 jam. Dari stok kultur tersebut diambil biakan dengan jarum ose steril dan disuspensikan ke
dalam tabung yang berisi 3 ml larutan NaCl fisiologis 0,9. Kemudian dihomogenkan dengan vortex hingga diperoleh kekeruhan suspensi sebanding dengan
kekeruhan larutan McFarland yang setara dengan 10
8
CFUml.
3.7. Uji Ekstrak Meniran terhadap Bakteri dan Khamir Patogen
Dalam pengujian ekstrak herba meniran digunakan kertas cakram kosong dengan diameter 6 mm. Cakram dimasukkan ke dalam cawan petri kosong steril.
Larutan ekstrak yang telah diencerkan dengan konsentrasi 10, 5 dan 1 masing- masing dipipet sebanyak 10 µl selanjutnya diteteskan pada permukaan cakram dan
ditunggu selama ± 1 jam hingga larutan ekstrak berdifusi ke dalam cakram. Sebanyak 10 ml media MHA dituangkan ke dalam cawan petri steril dan
dibiarkan memadat. Lidi kapas steril dicelupkan pada suspensi biakan, dan diusapkan perlahan-lahan pada permukaan media secara merata, selanjutnya dibiarkan
mengering pada suhu kamar selama beberapa menit. Dengan menggunakan pinset steril, cakram yang telah ditetesi ekstrak dengan konsentrasi yang berbeda diletakkan
secara teratur pada permukaan media uji. Kultur diinkubasi pada suhu optimum pertumbuhan 37-38º C untuk bakteri uji
dan 32º C untuk khamir uji selama 24 jam. Setelah masa inkubasi, diameter zona hambat daerah bening di sekitar cakram diukur dengan menggunakan jangka
sorong. Aktivitas ekstrak tumbuhan dapat dilihat dengan adanya zona hambat di
Universitas Sumatera Utara
sekitar cakram. Daerah bening di sekitar kertas cakram menunjukkan uji positif Yuharmen et al. 2002.
3.8. Persiapan Uji Brine Shrimp