Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Meniran terhadap Khamir Patogen C. albicans

pertumbuhan pada bakteri S. aureus seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain dikarenakan bakteri gram positif memiliki tekanan osmotik lebih besar dibandingkan bakteri gram negatif, hal tersebut juga disebabkan karena ada perbedaan komponen dinding sel antara bakteri E. coli yang merupakan gram positif dan bakteri S. aureus yang merupakan gram negatif. Komponen khusus dinding sel bakteri gram positif terdiri dari asam teikhuronat dan polisakarida, sedangkan komponen khusus dinding sel bakteri gram negatif terdiri dari lipoprotein, selaput luar, dan polisakarida. Selaput luar dinding sel bakteri negatif merupakan selaput ganda fosfolipid yang sebagian besar diganti dengan molekul lipopolisakarida Masduki 1996.

4.3. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Meniran terhadap Khamir Patogen C. albicans

Hasil pengujian aktivitas ekstrak herba meniran terhadap pertumbuhan khamir patogen C. albicans menunjukkan adanya aktivitas penghambatan pertumbuhan. Besarnya daya hambat pertumbuhan mikroba uji oleh ekstrak terlihat sebagai wilayah jernih di sekililing cakram yang mengandung ekstrak Gambar 4. Masing-masing jenis ekstrak memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan yang berbeda-beda terhadap khamir patogen C. albicans, dan semakin besar konsentrasi ekstrak, semakin besar pula aktivitas antimikroba yang dimiliki ekstrak tersebut. Hasil pengukuran diameter zona hambat aktivitas ekstrak herba meniran terhadap khamir patogen C. albicans dapat dilihat pada Tabel 3. Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Penghambatan ekstrak herba meniran terhadap pertumbuhan khamir patogen C. albicans, ekstrak n-heksana kiri, etil asetat tengah, dan metanol kanan Tabel 3. Diameter zona hambat mm ekstrak herba meniran terhadap pertumbuhan khamir patogen C. albicans Pelarut Konsentrasi Rata-rata N-neksana 6.00 a 1 7.33 ab 5 8.33 ab 10 10.33 b Etil asetat 6.00 a 1 8.31 ab 5 9.01 ab 10 10.60 b Metanol 6.00 a 1 11.31 b 5 12.63 b 10 17.63 c Keterangan : Notasi berbeda pada kolom dan baris yang sama berbeda nyata pada taraf 5 menurut Duncan New Multiple Range Test DNMRT Dari Tabel 3 dapat dilihat hasil pengujian aktivitas antimikroba ekstrak herba meniran terhadap khamir patogen C. albicans menunjukkan bahwa hambatan pertumbuhan terbesar atau yang berbeda sangat nyata terdapat pada ekstrak metanol Universitas Sumatera Utara konsentrasi 10 yaitu dengan diameter zona hambat sebesar 17,63. Ini menunjukkan bahwa ekstrak yang dapat menghambat pertumbuhan khamir ini secara optimal dilakukan dengan menggunakan ekstrak metanol. Data pengamatan diameter zona hambat aktivitas antimikroba ekstrak herba meniran terhadap khamir patogen C. albicans dapat dilihat pada Lampiran 7. Dari hasil Analysis of Variance menunjukkan bahwa ekstrak metanol herba meniran mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menghambat pertumbuhan khamir patogen C. albicans Lampiran 8. Kemampuan ekstrak herba meniran dalam menghambat pertumbuhan khamir patogen C. albicans disebabkan oleh adanya senyawa-senyawa aktif yang terkandung pada ekstrak tersebut. Osbourne 2003 dalam Sugiyarto et al. 2006 mengatakan bahwa saponin memiliki aktivitas antifungal. Dari ketiga jenis ekstrak diketahui aktivitas optimum penghambat pertumbuhan bakteri dan khamir patogen dimiliki oleh ekstrak metanol. Konsentrasi optimum yang dapat menghambat perumbuhan ketiga jenis mikroba uji terdapat pada konsentrasi 10 atau dengan kata lain, semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin besar pula aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri dan khamir uji tersebut. Ginting 2008 melaporkankan bahwa diameter zona bening antibiotik kloromfenikol 30 µgml yang diujikan terhadap S. aureus dan E. coli adalah berturut turut 29,98 mm dan 28,65 mm dan antibiotik penisillin 10 µgml berturut turut adalah 13,63 mm dan 5,00 mm. Kemudian diameter zona bening antibiotik ketokonazol 100 µgml yang diujikan terhadap khamir C. albicans adalah 15,45 mm. Dengan demikian Universitas Sumatera Utara bila dibandingkan ekstrak herba meniran memiliki aktivitas sebanding dengan antibiotik-antibiotik tersebut.

4.4. Uji Sitotoksik Ekstrak Herba Meniran dengan Metode Brine Shrimp

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN MERAH (Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO

5 80 22

UJI TOKSISITAS EKSTRAK KLOROFORM DAN EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP LARVA Artemia UJI TOKSISITAS EKSTRAK KLOROFORM DAN EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP LARVA Artemia salina Leach DAN PROFIL KROMA

0 0 5

Pengaruh cara pengeringan terhadap mutu herba meniran (Phyllanthus niruri LINN.) Influence of drying methods to quality of meniran herb (Phyllanthus niruri LINN.).

0 0 4

KARAKTERISASI EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI.

0 1 7

Aktivitas Ekstrak Air dan Etanol Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap Reaksi Inflamasi Pada Mencit Galur Swiss Webster Dengan Dermatitis Alergika.

0 0 35

Efek Infusa Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap Diuresis Pada Pria Dewasa.

0 0 27

Pengaruh Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap Tekanan Darah Normal Pada Pria Dewasa.

1 6 43

Pengaruh Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Sebagai Antihepatotoksik (Studi Pustaka).

0 2 9

Uji aktivitas antibakteri ekstrak herba meniran (Phyllanthus niruri) terhadap pertumbuhan bakteri bacillus cereus dan escherichia coli.

5 23 124

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70 % dan E til Asetat Herba Meniran ( Phyllanthus niruri L . ) Terhadap Klebsiella pneumoniae dan Staphylococcus epidermidis.

0 0 15