benar dihambat pada konsentrasi 10. Ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak herba meniran, pertumbuhan bakteri patogen S. aureus semakin
dihambat karena semakin banyak bahan aktif yang terlarut dalam ekstrak. Pada ekstrak n-heksana hampir tidak menunjukkan aktivitas antimikroba yang
berbeda nyata sama sekali, mikroba dapat memperlihatkan resistensinya, karena hanya sedikit senyawa aktif yang larut dalam larutan n-heksana. Beberapa mekanisme
resistensi mikroba meliputi: 1 mikroba menghasilkan enzim yang merusak senyawa aktif, 2 mikroba mengubah permeabilitasnya terhadap senyawa aktif, 3 mikroba
mengembangkan sasaran struktur yang diubah terhadap senyawa aktif tersebut, 4 mikroba mengembangkan jalur metabolisme lain yang memintas reaksi yang
dihambat oleh senyawa tersebut, 5 mikroba membentuk suatu enzim yang telah mengalami perubahan tetapi enzim tersebut masih dapat menjalankan fungsi
metabolismenya serta tidak terlalu dipengaruhi oleh senyawa aktif seperti enzim pada mikroba yang peka Jawetz et al. 1996.
4.2. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Meniran terhadap Bakteri Patogen E. coli
Hasil pengujian aktivitas ekstrak herba meniran terhadap pertumbuhan bakteri patogen E. coli menunjukkan adanya aktivitas penghambatan pertumbuhan. Besarnya
daya hambat pertumbuhan mikroba uji oleh ekstrak terlihat sebagai wilayah jernih di sekililing cakram yang mengandung ekstrak Gambar 3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Penghambatan ekstrak herba meniran terhadap pertumbuhan bakteri patogen E. coli, ekstrak n-heksana kiri, etil asetat tengah, dan
metanol kanan
Masing-masing jenis ekstrak memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan yang berbeda-beda terhadap bakteri patogen E. coli, dan semakin besar konsentrasi
ekstrak, semakin besar pula aktivitas antimikroba yang dimiliki ekstrak tersebut. Hasil pengukuran diameter zona hambat aktivitas ekstrak herba meniran terhadap
bakteri patogen E. coli dapat dilihat pada Tabel 2. Dari Tabel 2 dapat dilihat hasil pengujian aktivitas antimikroba ekstrak herba
meniran terhadap bakteri patogen E. coli menunjukkan bahwa hambatan pertumbuhan terbesar atau yang berbeda sangat nyata terdapat pada ekstrak metanol
konsentrasi 10 yaitu dengan diameter zona hambat sebesar 16,33 mm, diikuti dengan ekstrak metanol konsentrasi 5 yaitu dengan diameter zona hambat sebesar
14,63 mm, dan ekstrak metanol konsentrasi 1 yaitu dengan diameter zona hambat sebesar 13,01 mm. Ini menunjukkan bahwa ekstrak yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri ini secara optimal dilakukan dengan menggunakan ekstrak metanol. Data pengamatan diameter zona hambat aktivitas antimikroba ekstrak herba
Universitas Sumatera Utara
meniran terhadap bakteri patogen E. coli dapat dilihat pada Lampiran 6. Dari hasil Analysis of Variance menunjukkan bahwa ekstrak metanol herba meniran mempunyai
pengaruh yang signifikan dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen E. coli Lampiran 8.
Tabel 2. Diameter zona hambat mm ekstrak herba meniran terhadap pertumbuhan bakteri patogen E. coli
Pelarut Konsentrasi
Rata-rata
N-heksana 6.00
a
1 6.33
a
5 7.01
ab
10 9.65
b
Etil asetat 6.00
a
1 9.33
b
5 10.34
bc
10 12.00
bc
Metanol 6.00
a
1 13.01
c
5 14.63
cd
10 16.33
d
Keterangan : Notasi berbeda pada kolom dan baris yang sama berbeda nyata pada taraf 5 menurut Duncan New Multiple Range Test DNMRT
Kemampuan ekstrak herba meniran dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen E. coli disebabkan oleh adanya senyawa-senyawa aktif yang terkandung pada
ekstrak herba meniran tersebut. Namun dapat dilihat ada perbedaan besarnya daya hambat antara bakteri patogen S. aureus dan bakteri patogen E. coli Tabel 1 dan
Tabel 2. Penghambatan pertumbuhan yang dilakukan ekstrak herba meniran terhadap bakteri E. coli lebih kecil jika dibandingkan dengan penghambatan
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan pada bakteri S. aureus seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain dikarenakan bakteri gram positif memiliki tekanan osmotik lebih besar dibandingkan
bakteri gram negatif, hal tersebut juga disebabkan karena ada perbedaan komponen dinding sel antara bakteri E. coli yang merupakan gram positif dan bakteri S. aureus
yang merupakan gram negatif. Komponen khusus dinding sel bakteri gram positif terdiri dari asam teikhuronat dan polisakarida, sedangkan komponen khusus dinding
sel bakteri gram negatif terdiri dari lipoprotein, selaput luar, dan polisakarida. Selaput luar dinding sel bakteri negatif merupakan selaput ganda fosfolipid yang sebagian
besar diganti dengan molekul lipopolisakarida Masduki 1996.
4.3. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Meniran terhadap Khamir Patogen C. albicans