Kinerja mencakup beberapa variabel yang berkaitan; input, perilaku-perilaku proses, output dan outcome dampak. Variabel-variabel tersebut tidak dapat
dipisahkan dan saling berkaitan. Dalam satu organisasi yang terdiri dari individu- individu yang memiliki karakteristik yang berbeda, perilaku individu dalam
organisasi berpengaruh terhadap output dan outcome yang akan diraih oleh organisasi. Organisasi akan berhasil mencapai tujuannya apabila perilaku-perilaku
individu dapat diarahkan dan dimotivasi untuk mencapai output tertentu Tika M.P, 2006.
2.1.2. Teori Kinerja
Beberapa teori kinerja dikemukakan sebagai berikut : 1. Model Vroomian
Vroom mengemukakan bahwa “performance = f ability x motivation”. Menurut model ini kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian antar
kemampuan ability dan motivasi motivation. Hubungan perkalian tersebut mengandung arti bahwa: jika seseorang rendah pada salah satu komponen maka
prestasi kerjanya akan rendah pula. Kinerja seseorang yang rendah merupakan hasil dari motivasi yang rendah Mulyasa, 2003.
2. Model Lawler dan Potter Lawler dan Potter mengemukakan bahwa “Performance = Effort x Ability x Role
Perceptions”. Effort adalah banyaknya energi yang dikeluarkan seseorang dalam situasi tertentu, abilities adalah karakteristik individu seperti intelegensi,
keterampilan, sifat sebagai kekuatan potensial untuk berbuat dan melakukan
Universitas Sumatera Utara
sesuatu. Sedangkan role perceptions adalah kesesuaian antara usaha yang dilakukan seseorang dengan pandangan atasan langsung tentang tugas yang
seharusnya dikerjakan. Hal yang baru dalam model ini adalah “role perceptions” sebagai jenis perilaku yang paling cocok dilakukan individu untuk mencapai
sukses Mulyasa, 2003. 3. Model Ander dan Butzin
Ander dan Butzin mengajukan model kinerja sebagai berikut: “Future Performance = Past Performance + Motivation x ability”. Jika semua teori
tentang kinerja dikaji, maka di dalamnya melibatkan dua komponen utama yakni “ability” dan “motivation”. Perkalian antara ability dan motivation menjadi
sangat populer, sehingga mengadakan pengukuran terhadap kinerja berdasarkan suatu formula: “Performance = Ability x Motivation” Mulyasa, 2003.
Formula terakhir menunjukkan bahwa kinerja merupakan hasil interaksi antara motivation dengan ability, orang yang tinggi ability-nya tetapi rendah
motivasinya akan menghasilkan kinerja yang rendah, demikian halnya orang bermotivasi tinggi tetapi ability-nya rendah Mulyasa, 2003.
2.1.3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja
Menurut A. Dale Timple dalam Mangkunegara 2005, faktor-faktor yang memengaruhi kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
disposisional, yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang memengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari
lingkungan, seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau
Universitas Sumatera Utara
pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Faktor-faktor internal dan eksternal ini merupakan jenis-jenis atribusi yang memengaruhi kinerja seseorang.
Menurut Mangkunegara 2005, faktor penentu kinerja seseorang dalam organisasi adalah faktor individu dan faktor lingkungan.
1. Faktor individu Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas
yang tinggi antara fungsi psikis dan fisiknya. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu untuk mampu mengelola dan mendayagunakan
potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Faktor lingkungan Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam
mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang,
pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relatif memadai.
Gibson 1987 menyatakan terdapat tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja dan perilaku yaitu: 1 variabel individu, yang meliputi
kemampuan dan ketrampilan, fisik maupun mental, latar belakang, pengalaman dan demografi, umur dan jenis kelamin, asal usul dan sebagainya. Kemampuan dan
ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu, sedangkan demografi mempunyai hubungan tidak langsung pada perilaku dan
Universitas Sumatera Utara
kinerja, 2 variabel organisasi, yakni sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan, 3 variabel psikologis, yakni persepsi, sikap, kepribadian,
belajar, kepuasan kerja dan motivasi. Persepsi, sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur serta kesempatan tentang
pengertiannya sukar dicapai, karena seseorang individu masuk dan bergabung ke dalam suatu organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang, budaya dan ketrampilan
yang berbeda satu sama lainnya. Diagram teori perilaku dan kinerja digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Diagram Skematis Teori Perilaku Dan Kinerja dari Gibson 1987
Variabel individu dikelompokkan pada sub-variabel kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis. Sub-variabel kemampuan dan
keterampilan merupakan faktor utama yang memengaruhi perilaku dan kinerja individu. Variabel demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan
kinerja individu.
Variabel Individu :
• Kemampuan dan
keterampilan :
Mental
Fisik •
Latar belakang
Keluarga
Tingkat sosial
Pendidikan
Pengalaman •
Demografis
Umur
Etnis
Jenis kelamin
Perilaku individu
apa yang dikerjakan
Kinerja
hasil yang diharapkan
Psikologis:
• Persepsi
• Sikap
• Kepribadian
• Belajar
• Motivasi
Variabel organisasi :
• Sumber daya
• Kepemimpinan
• Imbalan
• Struktur
• Desain pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
Variabel organisasi, menurut Gibson 1987 berefek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. Variabel organisasi digolongkan dalam sub-variabel
sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Variabel psikologik terdiri dari sub-variabel persepsi, sikap, kepribadian,
belajar dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson 1987, banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis.
Variabel psikologis seperti persepsi, sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang kompleks dan sulit untuk diukur, juga menyatakan sukar mencapai kesepakatan
tentang pengertian dari variabel tersebut, karena seorang individu masuk dan bergabung dalam organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang budaya dan
keterampilan berbeda satu dengan yang lainnya. Stoner 1994 menyatakan bahwa kinerja individu disamping dipengaruhi
oleh motivasi dan pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor persepsi peran yaitu pemahaman individu tentang perilaku apa yang diperlukan untuk mencapai prestasi
individu. Kemampuan ability menunjukkan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan dan tugas.
2.1.3. Penilaian Kinerja