Jenis-jenis Dukun Bayi Pelatihan Dukun Bayi

karena tidak mengenal tanda kelainan partus dan tidak mau merujuk ke puskesmas atau rumah sakit Syahlan, 2006.

2.2.2. Jenis-jenis Dukun Bayi

Menurut Syafrudin 2009, jenis dukun terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Dukun terlatih : Dukun yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan dan telah dinyatakan lulus. 2. Dukun tidak terlatih : Dukun yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus. Penolong persalinan oleh dukun mengenai pengetahuan tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh karena atau apabila timbul komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang profesional. Berbagai kasus sering menimpa seorang ibu atau bayi sampai pada kematian ibu dan anak Wiknjosastro, 2007.

2.2.3. Pelatihan Dukun Bayi

Pada tahun 1987, untuk pertama kali di tingkat internasional, diadakan konferensi di Nairobi, Kenya tentang kematian ibu. Dalam konferensi ini disepakati peningkatan upaya bagi kesehatan ibu melalui gerakan Safe Motherhood sebagai salah satu upaya untuk menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan anak. Salah satu intervensi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu tersebut adalah dengan peningkatan pelatihan, termasuk pelatihan dukun, terutama untuk negara- Universitas Sumatera Utara negara berkembang. Saifuddin dkk., 2001; Jokhio et al., 2005. Sibley et al. 1998 mengemukakan bahwa efektivitas pelatihan dukun menurut sejarahnya sangat mempengaruhi kemampuan individu dalam menolong persalinan, tetapi yang terjadi keamanan persalinan yang ditolong oleh dukun terlatih tidak menjamin keselamatan ibu dan bayi. Penelitian yang dilakukan oleh Goodburn et al. 2000 diperoleh hasil bahwa pelatihan yang diberikan kepada dukun tentang praktek kebersihan yang dikenal dengan istilah tiga bersih; bersih tangan, bersih tempat, dan bersih alat selama menolong persalinan tidak dapat mencegah terjadinya infeksi postpartum pada ibu bersalin. Penemuan Goodburn tersebut didukung pula oleh penelitian yang dilakukan oleh Smith et al. 2000 bahwa pelatihan dukun merupakan pilihan intervensi yang tetap dianjurkan oleh sponsor karena dukun bisa diandalkan untuk meningkatkan akses ke fasilitas dan tenaga kesehatan yang berkualitas, tetapi pelatihan dukun tidak akan menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal dalam jumlah yang besar Zulaeha, 2008. Dalam usaha meningkatkan pelayanan kebidanan dan kesehatan anak maka tenaga kesehatan seperti bidan mengajak dukun bayi untuk melakukan pelatihan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dalam menolong persalinan, selain itu dapat juga mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan dan segera minta pertolongan pada bidan. Dukun yang ada harus ditingkatkan kemampuannya, tetapi kita tidak dapat bekerjasama dengan dukun dalam mengurangi angka kematian dan angka kesakitan Wiknjosastro, 2007. Universitas Sumatera Utara Pelatihan dukun bayi dilakukan oleh Tim Puskesmas yang terdiri dari Dokter Puskesmas dibantu oleh Bidan Koordinator Puskesmas serta tenaga kesehatan lain. Pelatihan ini dilaksanakan selama 3 hari, dimana bidan desa juga diikutkan pelatihan untuk mendampingi dukun. Sesuai dengan yang dijelaskan pada poin b bahwa materi magang dukun mengacu pada buku Pelatihan Dukun dan Buku Pintar Depkes tahun 1996 yang meliputi: pemeriksaan kehamilan, persiapan alat pertolongan persalinan, dan pertolongan persalinan. Secara keseluruhan, ketiga materi tersebut lebih ditekankan pada beberapa hal, seperti: 1. Pengenalan ibu hamil risiko tinggi bumil risti, 2. Persiapan rujukan ibu hamil dan ibu bersalin bumil dan bulin, 3. Perawatan bayi neonatal, dan 4. Perawatan ibu nifas. Selanjutnya dukun bayi yang sudah dilatih melakukan pemagangan. Pemagangan dukun bayi dilaksanakan setelah selesai pelatihan di puskesmas dan dilaksanakan selama 5 hari di polindes poskesdes. Pelaksanaannya dapat satu per satu atau dua orang dukun sekaligus tergantung fasilitas yang ada di polindes. Namun, tidak ada target harus mendapatkan persalinan selama magang, karena lebih ditujukan untuk membina hubungan emosional antara bidan dan dukun bayi. Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Materi Pelatihan Dukun

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Terhadap Bidan Dan Dukun Bayi Terlatih Dalam Memberikan Pertolongan Persalinan

1 47 1

Persepsi Masyarakat Terhadap Bidan Dan Dukun Bayi Terlatih Dalam Memberikan Pertolongan Persalinan Di Kabupaten Kampar-Riau

2 64 151

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR IBU BERSALIN DALAM MEMILIH PERTOLONGAN PERSALINAN DENGAN Gambaran Faktor-Faktor Ibu Bersalin Dalam Memilih Pertolongan Persalinan Dengan Bantuan Dukun Bayi Di Puskesmas Wonosegoro II Boyolali.

0 2 17

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR IBU BERSALIN DALAM MEMILIH PERTOLONGAN PERSALINAN DENGAN BANTUAN Gambaran Faktor-Faktor Ibu Bersalin Dalam Memilih Pertolongan Persalinan Dengan Bantuan Dukun Bayi Di Puskesmas Wonosegoro II Boyolali.

0 2 15

PENDAHULUAN Gambaran Faktor-Faktor Ibu Bersalin Dalam Memilih Pertolongan Persalinan Dengan Bantuan Dukun Bayi Di Puskesmas Wonosegoro II Boyolali.

0 5 10

DAFTAR PUSTAKA Gambaran Faktor-Faktor Ibu Bersalin Dalam Memilih Pertolongan Persalinan Dengan Bantuan Dukun Bayi Di Puskesmas Wonosegoro II Boyolali.

0 4 4

Perilaku Ibu dalam Pemberian Pertolongan Persalinan pada Dukun Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Rasoki Kota Padangsidimpuan Tahun 2017

0 0 15

Perilaku Ibu dalam Pemberian Pertolongan Persalinan pada Dukun Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Rasoki Kota Padangsidimpuan Tahun 2017

0 0 2

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA DUKUN BAYI TERLATIH DALAM MELAKUKAN PERTOLONGAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJURUAN MUDA KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2013

0 0 67

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Kinerja 2.1.1. Definisi - Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja Dukun Bayi Terlatih Dalam Melakukan Pertolongan Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013

0 0 31