Menurut Herzberg motivation-Hygiene theory bahwa staf atau pegawai dapat dibagi menjadi dua golongan besar: mereka yang termotivasi oleh faktor-faktor
intrinsik, yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing seperti prestasi, pengakuan, tanggungjawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri dan
kemungkinan berkembang. Faktor-faktor ekstrinsik, yaitu pendorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja seperti gaji,
kondisi kerja, jaminan pekerjaan, prosedur perusahaan, kebijakan perusahaan mutu supervisi, hubungan dengan pengawas, dan hubungan dengan rekan sejawat. Makna
dari teori ini adalah bahwa orang yang bekerja terdorong secara intrinsik atau lebih mudah diajak meningkatkan kinerjanya dibandingkan mereka yang terdorong secara
ekstrinsik Ilyas, 2001.
2.5 Landasan Teori
Dukun bayi pada umumnya seorang perempuan yang berusia lanjut, menggunakan bahasa yang sama dengan komunitasnya, kebanyakan buta huruf
Latin, tapi mungkin dapat membaca huruf Arab, kurang dapat berbahasa Indonesia, dan melakukan perawatan kehamilan dan pertolongan persalinan bukan
sebagai pekerjaan utama. Status sosio-ekonomi dukun bayi biasanya termasuk miskin, karena pekerjaan utamanya adalah buruh tani yang mendapat upah kecil
dari pemilik tanah garapannya. Sebagai dukun bayi, ia tidak pernah melalui pelatihan formal; ia belajar melalui pengalaman dan melalui observasi dari dukun
bayi yang lebih senior, mungkin ibunya, neneknya, saudaranya, atau tetangga
Universitas Sumatera Utara
yang biasa membantu perempuan dalam kehamilannya, melahirkan dan pasca melahirkan. Dukun bayi umumnya memiliki kemampuan sebagai perantara yang
baik. Lebih jauh lagi, dukun bayi itu sendiri biasanya mempunyai orang-orang yang akan melanjutkan profesinya. Ia adalah anggota komunitas yang dilayaninya.
Walaupun banyak dukun bayi yang buta huruf, ia berbicara dan memahami bahasa yang sama dengan komunitasnya dan menjadi bagian dari sistem kepercayaan dan
kebudayaan. Umumnya, seorang dukun bayi adalah perempuan yang bijak dan pandai, yang dipilih oleh perempuan-perempuan dalam keluarganya karena
pendekatan praktis dan pengalamannya. Untuk mengurangi AKI dan AKB, Departemen Kesehatan Nasional melalui
Dinas Kesehatan Propinsi, untuk setiap kabupaten melakukan sejumlah pelatihan untuk dukun bayi untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai kehamilan dan
melahirkan, khususnya, bagaimana mengenali kehamilan dengan resiko tinggi, bagaimana merujuk bila situasi semacam itu terjadi, dan mengajarkan pentingnya
tindakan yang higienis terhadap tali pusat. Setelah mengikuti pelatihan, dukun bayi terlatih di beri “Dukun Kit‟. Dengan mengikuti pelatihan, maka dukun bayi tersebut
sudah disebut sebagai dukun bayi terlatih dan diharapkan mampu melakukan pelayanan kepada ibu hamil, ibu bersalin dan bayi baru lahir sesuai dengan apa yang
telah diberikan pada saat pelatihan sehingga dapat menunjukkan kinerja sesuai dengan yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
Kinerja dukun bayi terlatih merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang dukun bayi terlatih dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggungjawabnya sebagai dukun bayi yang diminta masyarakat khususnya ibu hamil, bersalin, nifas, dan perawatan bayi baru lahir yang
diukur berdasarkan materi pelatihan yang pernah diikutinya. Model teori kinerja menurut Gibson 1987 terdiri dari variabel individu
kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis, yaitu umur, jenis kelamin, status pernikahan, tempat tinggal, dan masa kerja, variabel organisasi
sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan, dan variabel psikologis persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. Sedangkan Stoner
1994, mengatakan bahwa kinerja individu dipengaruhi oleh motivasi, pengetahuan, dan persepsi.
Gambar 2.2. Kerangka Teori
Variabel Individu :
• Kemampuan dan
keterampilan : •
Latar belakang •
Demografis
Variabel organisasi :
• Sumber daya
• Kepemimpinan
• Imbalan
• Struktur
• Desain pekerjaan
Psikologis:
• Persepsi
• Sikap
• Kepribadian
• Belajar
• Motivasi
Gibson, 1987
Kinerja
• Motivasi • Pengetahuan
• Persepsi Stoner, 1994
• Sesuai harapan • Tidak sesuai
harapan
Universitas Sumatera Utara
2.6. Kerangka Konsep